Selasa, 25 Agustus 2009

MENYEMBUNYIKAN ILMU

Saudaraku,…
Sesungguhnya sudut pandang manusia memang jauh berbeda dengan sudut pandang Allah SWT. Apa yang dipandang baik bagi manusia belum tentu baik pula dalam pandangan Allah. Demikian juga sebaliknya. Karena itulah, Allah menghendaki agar seluruh hamba-Nya menyelaraskan setiap sudut pandang atau pertimbangan hamba-Nya dengan sudut pandang Allah. Termasuk dalam ini adalah mengenai ilmu pengetahuan. Manusia adalah makhluk yang tidak memiliki kekuatan apapun terhadap dirinya sendiri atau makhluk lain diluar dirinya. Karena kelemahan itulah, maka ketika Allah menetapkan manusia menjadi khalifah di bumi-Nya, maka manusia diberikan ilmu pengetahuan. Allah SWT berharap dengan pemberian tersebut manusia menjadikan dunianya menjadi baik. Sebagian manusia mampu memenuhi harapan Allah SWT, tapi sebagian yang lain menjadikannya seperti sebuah neraka kecil di dunia.

Orang-orang yang mampu menyeimbangkan sudut pandangnya dengan sudut pandang Allah adalah orang yang mampu mengelola pemberian Allah itu dengan baik. Sedangkan bagi mereka yang memberikan jarak antara dirinya dengan Allah membuat pemberian Allah tersebut sebagai sebuah malapetaka yang luar biasa. Ingatlah bahwa apa yang diberikan Allah kepada manusia bukanlah untuk kemanfaatan dirinya sendiri, tetapi untuk mencipatakan kemudahan dan kemanfaatan bagi manusia dan makhluk Allah yang lain. Dan untuk mencapai hal tersebut, pengetahuan tidak dapat dikekalkan pada satu orang. Ilmu pengetahuan harus digaungkan kepada seluruh manusia yang lain. Ilmu pengetahuan harus dikabarkan kepada seluruh pelosok dunia. Sehingga pada akhirnya kemanfaatan pengetahuan tersebut tidak hanya dirasakan oleh satu orang saja, melainkan oleh seluruh umat manusia yang lainnya.

Ilmu secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu pengetahuan dunia dan pengetahuan akhirat. Kedua pengetahuan ini berasal dari Allah SWT. Dan Oleh Allah pula kedua pengetahuan tersebut diberikan kepada manusia yang dikehendaki-Nya. Pengetahuan akhirat berkaitan mengenai pencapaian kebahagiaan kehidupan akhirat. Pengetahuian ini mengajarkan manusia mengenal Tuhannya dan hal-hal yang berkaitan dengan-Nya, termasuk dalam hal ini mengenali surga dan neraka dan segala sesuatu yang mengikutinya. Sehingga ketika seseorang mendapat kehormatan memperoleh pengetahuan ini, ia telah mengetahui dengan jelas apa yang dikehendaki Tuhannya. Sedangkan pengetahuan dunia diperlukan untuk menjaga semua ibadah dan ketaatan kepada Allah dari segala kepayahan menyertai kemudian. Karena untuk dapat stabil berjalan kepada Allah, seorang manusia harus memberdayakan dirinya, dan upaya tersebut hanya dapat dicapai dengan pengetahuan yang baik mengenai dunia. Tetapi sayangnya, pengaruh syaitan dan segala sesuatu yang melekat kepadanya lebih kuat daripada suara-suara yang datang dari sisi Allah.

Lihatlah sebagian saudara Anda yang dengan angkuh menyembunyikan pengetahuan dari pandangan manusia yang lain. Mereka beranggapan jika pengetahuannya terbagi dengan orang lain, maka rejekinya juga akan akan berlalu darinya. Sepertinya mereka berpikir bahwa kemudahan dan rejekinya yang datang kepadanya berasal dari ilmu pengetahuan yang mereka miliki. Lalu kemanakah mereka menyembunyiaan Allah SWT? Bukankah ilmu pengetahuan itu bagaimana pun wujudnya muaranya adalalah Allah SWT? Sesungguhnya tidak pernah ada satu pengetahuan pun yang terlahir tanpa kehendak dam restu-Nya. Begitu juga dengan kehendak Alah mengalirkkan rejeki kepada manusia melaui pengetahuan-pengetahuan tersebut. Dunia ini memang sungguh luar biasa. Hanya sedikit rejeki yang datang melaluinya dirinya, maka sang khalifah pun lupa dengan kewajiban yang harus dikerjakan. Jika ini terus berlanut, Anda dapat bayangkan betapa besar kerusakan yang akan terjadi di dunia ini, ia akan berada dalam cengkeraman keserakahan yang tidak ada habis-habisnya. Adakah kerusakan lain yang lebih besar daripada munculnya keserakahan yang besar dari dunia ini? Semua kejahatan yang timbul di dunia ini berawal dari kesrakahan yang besar terhadap dunia. Sehingga sangat mengherankan apabila seorang cerdik pandai yang tidak mau berbagi ilmu pengetahuan dengan manusia yang lain. Dan sangat mengherankan pula orang alim yang enggan mengabarkan kebenaran yang datang dari sisi Tuhannya.

Allah SWT berfirman, “Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya); tidak mengantuk dan tidak tidur. Kepunyaan-Nya apa yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah tanpa izin-Nya? Allah mengetahui apa-apa yang di hadapan mereka dan di belakang mereka, dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah melainkan apa yang dikehendaki-Nya. Kursi Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar.” ( QS. Al-Baqarah : 255).

Saudaraku, ...
Firman Allah sebagaimana disebutkan di atas adalah ayat kursy. Sebuah ayat Al-qur’an yang memiliki kekuatan luar biasa. Saudara kita banyak yang membacanya ketika berdekatan dengan Allah. Tetapi kita tidak akan berbicara mengenai keutamaan ayat ini. Tetapi lihatlah betapa Allah SWT menjelaskan tentang diri-Nya kepada seluruh manusia. Melalui ayat ini Allah menjamin hamba-hamba-Nya dalam pemeliharaan yang terbaik. Jika Anda kagum dengan pemeliharaan seorang induk ayam kepada anaknya atau kasih sayang ibu kepada putra-putrinya, maka sepantasnyalah Anda memberikan kekaguman yang sangat besar kepada Allah. Allah SWT adalah penjaga, pemelihara dan penjamin kehidupan yang terbaik di seluruh pelosok alam semesta ini dan di belahan alam lain yang tidak tersentuh oleh alam pikiran kita. Mungkin orang yang menyembunyikan pengetahuan karena alasan duniawi semata belum mengenal Tuhannya dengan benar. Sebab jika ia mengenal Tuhanya tentu ia tidak akan khawatir dengan pengetahuan yang ia miliki. Mereka tidak akan ketakutan kehilangan pendapatan karena harus berbagi pengetahuan yang dimiliki kepada orang. Dan ternyata orang-orang yang berpikiran duniawi seperti itu ternyata banyak tersebar di sekeliling Anda, bahkan berbincang-bincang dengan Anda. Dan tentu saja orang-orang yang mengkhianati ilmu pengetahuannya akan mendapat balasan yang tidak menyenangkan. Boleh saja seorang manusia beranggapan bahwa dengan tidak berbagi pengetahuan dengan sesamanya, maka yang akan memperoleh manfaat dari pengetahuan tersebut adalah dirinya sendiri. Tetapi jika Allah menghendaki pengetahuan tersebut memberi manfat kepada hamba-Nya, apakah ia memilki kemampuan mencegah apa yang dikehendaki Allah tersebut. Ingatlah bahwa pengetahuan merupakan milik Allah yang diberikan sementara kepada orang-orang terpilih yang dikehendaki-Nya. Allah SWT dapat mengambil kapan saja dan di mana saja tanpa harus mendapat persetujuan Anda. Bahkan Andalah yang harus siap ketika pengetahuan tersebut ditarik dari Anda. Allahlah yang membuat Anda mampu menerima pengetahuan tersebut dengan baik, sehingga masyarakat sekeliing Anda menyebut Anda sebagai orang yang cerdik pandai atau seorang alim ulama. Tetapi jika Allah tidak ridla dengan perbuatan-perbuatan Anda melalui pengetahuan tersebut, maka Allah akan membuat Anda kehilangan manfaatnya.

Itulah yang akan terjadi ketika Allah mengambil pengetahuan tersebut dari diri Anda . Rasulullah Muhammad Saw bersanda, “Saling berlakulah jujur dalam ilmu dan jangan saling merahasiakannya. Sesungguhnya berkhianat dalam ilmu pengetahuan lebih berat hukumannya daripada berkhianat dalam harta.( HR. Abu Na’im ) Dan kepada orang-orang yang mau berbagi pengetahuan dengan orang lain, Allah memberikan balasan menyenangkan. Allah akan memberikan manfaat yang luar biasa bagi para pelakunya, lalu kepadanya akan ditambahkan banyak pengetahuan yang akan menyempurnakan pengetahuan sebelumnya. Dan akhirnya Allah akan membuat kehidupannya penuh kebahagian dan kesejahteraan yang tidak diperoleh oleh orang-orang yang mengkhianati pengetahuannya.

Allah SWT adalah Dzat Maha Adil yang tidak akan lengah membuat perhitungan kepada hamba-hambanya. Kalau hamba-Nya berbuat baik dengan pengetahuan-Nya, maka Allah akan memberikan kebaikan kepadanya jauh lebih banyak daripada apa yang diberikan kepada orang lain. Jadi Anda tidak perlu khawatir pekerjaan Anda diserobot saudara Anda yang mengetahui ilmu pengetahuan yang Anda milki, sehingga rejeki Anda berkurang karenanya. Rejeki Anda datangnya dari Allah dan tidak ada yang mampu menghentikan kedatangannya, kecuali karena Allah SWT memang menghendakinya. Saudara,... Berbagilah pengetahuan yang bermanfaat kepada saudara-saudara Anda. Sehingga seluruh manusia akan memperoleh manfaat pengetahuan tersebut. Allah akan melihat Anda dan menjadi saksi dari perbuatan baik Anda. Anda tidak akan ditinggalkan Allah SWT dan manusia lainnya, selama Anda bertanggung jawab terhadap pengetahuan yang Anda peroleh. Itulah yang Allah janjikan kepada hamba-hamaba-Nya. Jadi bergembiralah saudaraku!

Senin, 10 Agustus 2009

PERBEKALAN AKHIRAT

Saudaraku,... 
Seorang muslim yang baik harus memilki pengetahuan yang baik pula mengenai perjalanan kehidupan. Islam mengenal perjalanan kehidupan tersebut dalam tiga bagian, yaitu, kehidupan dalam rahim, kehidupan di dunia dan kehidupan di akhirat. Dan diantara kehidupan di dunia dan di akhirat, terdapat kehidupan alam kubur, yang merupakan kehidupan penantian yang panjang. Karena itulah seorang muslim arus menyiapkan perbekalan sebaiknya untuk kebaikannya di alam kubur maupun kehidupannya di akhirat. Dan persiapan perbekalan itu dimulai sejak ia menjalani kehidupan di dunia ini. Ketika seseorang masih belum mampu berdiri sendiri, pencarian perbekalan dibantu oleh orangtua. Karenanya kemampuan seseorang dalam menyiapkan perbekalan akhirat akan dipengaruhi oleh kemampuan orang tua menyiapkan perbekalan akhirat untuk anaknya. Jika semakin baik perbekalan yang disiapkan orang tua, maka semakin baik pula perbekalan yang akan disiapkan oleh anaknya. Tetapi jika perbekalan yang disiapkan orang tua untuk anaknya buruk, maka perbekalan akhirat yang akan dibawa anaknya juga akan buruk. Apa yang ditunjukkan orang tua itulah yang kelak akan dibawa oleh anaknya. Itulah hebatnya seorang pemimpin. Baik buruk sebuah keluarga dan keturunan yang mengikutinya akan banyak dipengaruhi oleh perbuatan pemimpin keluarga tersebut. Kalau Anda memimpin sebuah keluarga dalam banyak kebaikan itulah sesungguhnya perbekalan terbaik yang akan dibawa di akhirat. Anak-anak Anda akan melihat itu sebagai sebuah kebaikan dan ini akan terus berlangsung pada keturunan yang selanjutnya. Bayangkan kalau orang tua mengajarkan sesuatu yang buruk kepada anaknya atau menunjukkan sesuatu yang buruk di depan anaknya, maka buahnya adalah keburukan itu akan menjadi perbekalannya kelak di akhirat. Pondasi dari seluruh kebaikan terletak pada kekuatan yang dibangun sejak manusia itu mengenal dunia. Kemudian diperkuat oleh pengetahuan dan keimanan yang datang kemudian, dan ini membutuhkan peran orang tua yang besar. Tidak dapat dipungkiri, bahwa hanya dalam keluarga yang baik sajalah kebaikan itu akan tumbuh menjadi kuat. Dan ini akan menjadi dasar persiapan perbekalan akhirat yang luar biasa. Hal yang juga menjadi sangat penting adalah kesadaran manusia itu sendiri mengenai kehidupan yang abadi di akhirat. Kesadaran bahwa kehidupan manusia tidak berakhir setelah nyawanya tercerabut di bumi. Orang yang meninggal dunia harus menjalani masa penantian dan perhitungan yang lama. Sahabat Rasululah Saw Abu Bakar Shidiq ra, berkata, “Barangsiapa masuk kubur atau mati tanpa membawa bekal, maka seakan-akan menyeberangi lautan tanpa perahu (pasti tanggelam).” Manusia yang tidak memiliki perbekalan akhirat akan tenggelam ke dalam lautan kedukaan yang hebat dan tidak memiliki harapan bagi kesenangan akhirat yang dijanjikan Allah SWT. Tahukah Anda apa yang terjadi seoreang manusia tenggelam dalam lautan yangbegitu dalam? Ia akan mati tanpa mampu menikmati keindahan lautan yang ditampakkan Allah bagi manusia yang lainnya, baik yang ditampakkkan di permukaan maupun di dalam air. Berbeda kalau misalnya ia ketika menyeberangi lautan mengggunakan sebuah kapal atau setidaknya sebuah perahu yang kuat, maka ia pun akan mampu menikmati keindahan permukaan laut yang memukau. Dan jika ia memilki peralatan menyelam, maka ia pun dapat menikmati keindahan bawah laut yang jauh lebih indah daripada birunya air di permukaan laut. Inilah perbedaan yang jelas antara memiliki perbekalan yang baik dan tanpa perbekalan sama sekali. Perjalanan akhirat tentu lebih menyulitkan daripada menyeberangi lautan dan resiko-resiko yang terdapat di dalamnya juga lebih mengerikan daripada tenggelam di lautan. Kalau Anda tidak memperbaiki perbekalan tersebut, bagaimana pula Anda mampu menghadapi kesendirian alam kubur dan pertanggungjawaban Anda di hadapan Allah. Ketika seseorang meninggalkan dunia, ia harus menunggu untuk dibangkitkan hingga hari kiamat itu tiba. Selama itu pula ia akan mengalamin kesendirian yangs angat menyiksa. Tentu saja keadaan seperti ini hanya terjadi pada seseorang yang tidak mempersiapkan perbekalan akhirat sama sekali. Liang kubur yang sudah sempit akan menjadi semakin sempit, dan kesusahannya pun akan dimulai dari sini, bahkan sebelum ia mengalami perhitungan di akhirat. Jangan menngira bahwa setelah nyawa tercerabut dari jasad jasmani, tubuh dan pikirannya terbebas dari segala tekanan. Sama sekali tidak! Kehidupan alam kubur adalah ruang penantian sebelum manusia berkumpul untuk dimintai peranggungjawaban di akhirat. Itulah yang disebut kehidupan, di manapun dan bagaimanapun wujudnyan tidak akan terlepas dari tanggungjawab. Di dunia Anda bertanggung jawab terhadap perbuatan dan pekerjaan duniawi Anda. Di akhirat Anda mempertanggungjawabkan kemudahan-kemudahan yang diberikan Allah SWT kepada manusia selama di dunia. Dan perbekalan itulah yang kelak akan menyelamatkan Anda dan memberikan Anda banyak kesenangan di akhirat. Saudaraku,... Persiapkanlah perbekalan akhirat Anda sebaik mungkin, selama nyawa Anda masih melekat di badan. Pergunakan waktu yang terus berkurang untuk berbuat kebaikan sebanyak mungkin. Ikutilah langkah para kekasih Allah menyiapkan perbekalan untuk kehidupan akhiratnya. Janganlah Anda dengan nafsu yang meluap-luap berburu kesenangan dunia hingga melupakan akhirat, tapi jangan pula mematikan gairah hidup Anda untuk kepentingan akhirat Anda. Kesenangan dunia pun akan dimintakan pertanggungjawaban kelak di akhirat. Jadi kalau kesenangan itu tidak digunakan dengan selayaknya, tentu Allah SWT akan menegur Anda. Itulah yang disebut perbekalan akhirat yang sesungguhnya.