Kamis, 25 Agustus 2011

Keadilan Seorang Pemimpin

Saudaraku,…
Dalam sebuah riwayat diceritakan, suatu ketika sahabat Rasululllah Saw Umar bin Khaththab ra. sedang berkhotbah di masjid di kota Madinah tentang keadilan dalam pemerintahan Islam. Pada saat itu muncul seorang lelaki asing dalam masjid , sehingga Umar menghentikan khotbahnya sejenak, kemudian ia melanjutkan.

"Sesungguhnya seorang pemimpin itu diangkat dari antara kalian bukan dari bangsa lain. Pemimpin itu harus berbuat untuk kepentingan kalian, bukan untuk kepentingan dirinya, golongannya, dan bukan untuk menindas kaum lemah. Demi Allah, apabila ada di antara pemimpin dari kamu sekalian menindas yang lemah, maka kepada orang yang ditindas itu diberikan haknya untuk membalas pemimpin itu. Begitu pula jika seorang pemimpin di antara kamu sekalian menghina seseorang di hadapan umum, maka kepada orang itu harus diberikan haknya untuk membalas hal yang setimpal."

Selesai khalifah berkhotbah, tiba-tiba lelaki asing tadi bangkit seraya berkata; "Ya Amiirul Mu'minin, saya datang dari Mesir dengan menembus padang pasir yang luas dan tandus, serta menuruni lembah yang curam. Semua ini hanya dengan satu tujuan, yakni ingin bertemu dengan Tuan."

"Katakanlah apa tujuanmu bertemu denganku," ujar Umar.

"Saya telah dihina di hadapan orang banyak oleh 'Amr bin 'Ash, gubernur Mesir. Dan sekarang saya akan menuntutnya dengan hukum yang sama."

"Ya saudaraku, benarkah apa yang telah engkau katakan itu?" tanya khalifah Umar ragu-ragu.

"Ya Amiirul Mu'minin, benar adanya."

"Baiklah, kepadamu aku berikan hak yang sama untuk menuntut balas. Tetapi, engkau harus mengajukan empat orang saksi, dan kepada 'Amr aku berikan dua orang pembela. Jika tidak ada yang membela gubernur, maka kau dapat melaksanakan balasan dengan memukulnya 40 kali."

"Baik ya Amiirul Mu'minin. Akan saya laksanakan semua itu," jawab orang itu seraya berlalu. Ia langsung kembali ke Mesir untuk menemui gubernur Mesir 'Amr bin 'Ash.
Ketika sampai ia langsung mengutarakan maksud dan keperluannya.
"Ya 'Amr, sesungguhnya seorang pemimpin diangkat oleh rakyat, dari rakyat, dan untuk rakyat. Dia diangkat bukan untuk golongannya, bukan untuk bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya, dan bukan pula untuk menindas yang lemah dan mengambil hak yang bukan miliknya. Khalifar Umar telah memberi izin kepada saya untuk memperoleh hak saya di muka umum."

"Apakah kamu akan menuntut gubernur?" tanya salah seorang yang hadir.

"Ya, demi kebenaran akan saya tuntut dia," jawab lelaki itu tegas.

"Tetapi, dia kan gubernur kita?"

"Seandainya yang menghina itu Amiirul Mu'minin, saya juga akan menuntutnya."

"Ya, saudara-saudaraku. Demi Allah, aku minta kepada kalian yang mendengar dan melihat kejadian itu agar berdiri."

Maka banyaklah yang berdiri.

"Apakah kamu akan memukul gubernur?" tanya mereka.

"Ya, demi Allah saya akan memukul dia sebanyak 40 kali."

"Tukar saja dengan uang sebagai pengganti pukulan itu."

"Tidak, walaupun seluruh masjid ini berisi perhiasan aku tidak akan melepaskan hak itu," jawabnya
 .
"Baiklah, mungkin engkau lebih suka demi kebaikan nama gubernur kita, di antara kami mau jadi penggantinya," bujuk mereka.

"Saya tidak suka pengganti."

"Kau memang keras kepala, tidak mendengar dan tidak suka usulan kami sedikit pun."

"Demi Allah, umat Islam tidak akan maju bila terus begini. Mereka membela pemimpinnya yang salah dengan gigih karena khawatir akan dihukum," ujarnya seraya meninggalkan tempat.

'Amr bin
'Ash serta merta menyuruh anak buahnya untuk memanggil orang itu. Ia menyadari hukuman Allah di akhirat tetap akan menimpanya walaupun ia selamat di dunia.

"Ini rotan, ambillah! Laksanakanlah hakmu," kata gubernur 'Amr bin 'Ash sambil membungkukkan badannya siap menerima hukuman balasan.

"Apakah dengan kedudukanmu sekarang ini engkau merasa mampu untuk menghindari hukuman ini?" tanya lelaki itu.

"Tidak, jalankan saja keinginanmu itu," jawab gubernur.

"Tidak, sekarang aku memaafkanmu," kata lelaki itu seraya memeluk gubernur Mesir itu sebagai tanda persaudaraan. Dan rotan pun ia lemparkan.

Saudaraku,…
Andai saja setiap pemimpin di negeri ini mampu berlaku adil dan bijak kepada orang-orang yang dipimpinnya, seperti sahabat Rasulullah Umar bin Kaththab ra, negeri ini pastilah selalu dalam perlindungan dan penjagaan Allah SWT. Betapa sungguh banyak para pemimpin pemerintahan berlaku ketidakadilan kepada rakyatnya. Betapa sungguh banyak para pejabat dan wakil rakyat kita tidak lebih hanyalah sebuah pegawai swasta yang numpang di pemerintahan. Mereka hanyalah orang-orang yang bekerja karena gaji-gaji besar yang dituntutnya.

Kita semua sungguh merindukan seorang pemimpin yang adil, adil, dan terus adil kepada siapapun yang dipimpinnya. Kita merindukan seorang pengabdi yang yang sesungguhnya, saudaraku.

Kamis, 18 Agustus 2011

Bergantung Kepada Allah


Saudaraku,…
Sebenarnya dalam kehidupan ini tidak pernah ada kesulitan, juga tidak pernah ada kemustahilan, selama kita tetap berusaha mewujudkannya. Keridhaan Allah selalu menyertai orang-orang yang memiliki kesungguhan luar biasa terhadap apapun yang dikerjakannya.

Jika Anda mengalami sebuah sebuah kesulitan, kenapa harus gelisah mengandalkan diri sendiri, saudaraku. Libatkanlah Allah SWT dalam menyelesaikan kesulitan tersebut. Bukankah Anda mengimani Allah SWT sebagai Dzat Yang Maha Kuasa? Bukankah Anda juga mengimani kekuasaan Allah yang luar biasa? Tanamkanlah dengan sangat kuat di benak Anda bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini merupakan bagian kecil dari rencana-Nya. Jika ini yang terjadi, bagian tidak menyenangkan dari kehidupan Anda akan terasa sangat menyenangkan. Allah tidak akan membiarkan Anda kepayahan, jika Anda juga tidak mengabaikan Allah dalam urusan-urusan dunia Anda.

Allah SWT berfirman, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas : 2).

Tidakkkah firman Allah ini menguatkan kita untuk menyandarkan setiap kesulitan, kepayahan atau harapan-harapan kita hanya kepada Allah SWT? Mendekatlah kepada Allah dengan jarak yang sedekat-dekatnya, seolah-olah Allah berada di dekat urat leher Anda. Kerjakanlah shalat lima waktu pada waktunya. Kerjakanlah pula shalat tahajud, shalat duha, shalat hajat, shalat rawatib, dan jangan lupa jadikanlah membaca Al-Qur’an menjagi bagian menyenangkan dari hidup Anda. Lalu kuatkanlah kedekatan Anda dengan Allah ini dengan bersedekah setiap saat.

Saudaraku,…
Jika Anda mampu menjaga kualitas kedekatan dengan Allah seperti ini, bukan hal mustahil jika harapan-harapan Anda akan diwujudkan Allah dalam waktu yang singkat. Selamat sauadraku, jikalau Anda memperoleh kemuliaan mampu  berdekatan dengan Allah dalam keadaan yang menyenangkan.

Kamis, 04 Agustus 2011

Bershadaqahlah dan Jadilah Kaya Raya


Saudaraku,…
Kehidupan di dunia ini dipenuhi dengan aksesori yang luar biasa indahnya. Keindahannya bagi sebagian manusia tidak mampu membuat ia memalingkan muka kepada selain Allah SWT. Inilah hati orang-orang yang sangat kokoh bangunan imannya. Tetapi sayangnya, sebagian manusia (sedihnya bagian yang ini memiliki jumlah yang sangat besar) sangat menyukai kilauan aksesori dunia tersebut. Inilah orang-orang yang tergila-gila dengan kilauan kebendaan dunia.

Mereka menghabiskan waktunya untuk kilauan aksesori tersebut dengan mengesampingkan urusan akhiratnya ke tepian. Tujuannya sangat jelas, yaitu mereka ingin menjadi kaya raya dan semakin kaya raya untuk seterusnya. Karena keinginan inilah manusia melupakan kewajiban yang melekat pada harta yang dikumpulkannya.

Orang tergila-gila oleh gemerlap dunia sering terlupa dengan teori kekayaan yang ditawarkan oleh Islam. Perbanyaklah bershadaqah maka engkau akan menjadi kaya raya. Inilah resep kekayaan yang terlupa untuk kita simpan dlam memori pikiran kita. Kita takut member karena kita takut kekuarangan. Pikiran seperti inilah yang selalu menghalangi seseorang untuk berbagi rejeki dengan orang yang kekurangan. Yang perlu kita pahami adalah Allahlah yang mengusai setipa kilaian harta yang terapat di seluruh alam semesta ini, tidak hanya di bumi. Sedangkan manusia sama sekali tidak memiliki kuasa menentukan rejeki dan kekayaan bagi dirinya sendiri. Oleh sebab itu, lupakanlah cara hidup yang jauh dari kebaikan, dan ikutilah gaya hidup yang ditunjukkan Allah SWT melalui lisan Utusan-Nya, Nabi Muhammad Saw.

Bekerjalah sekeras apapun yang bisa kita usahakan, dan bershdaqahlah tanpa banyak perhitungan kepada Allah. Allah Yang mengusai kebahagiaan akan memberikan Anda kebahagiaan dan melipatgandakan kebahagiaan tersebut berlipat-lipat banyaknya. Dan ini tidak hanya berlaku untuk orang-orang muslim saja. Seorang kafir pun jika senang memberikan kekayaan kepada orang kepada orang lain dengan membagikan sedikit dari harta kekayaannya, maka kekayaannya dan berkembang jauh lebih banyak lagi. Dan tentu saja jika pelakunya seorang muslim, tentu Allah akan memberikan kebahagian yang lebih besar daripada apa yang susah diberikan Allah kepada orang-orang non muslim.

Dan tahukah Anda, orang-orang kaya itu selalu melakukan kebiasaan orangtorang  kaya sebelumnya., yaitu memberi. Ingatlah saudaraku! Hanya orang-orang miskin sajalah yang menegadahkan tangan berharap bantuan. Jadi, berhentilah mengecat dunia gila-gilaan seperti itu. Perbanyaklah bershadaqah dan bersiaplah menjadi kaya raya , saudaraku.

Allah SWt berfirman, “Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa, dan membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga).  Maka kami kelak akan menyiapkan baginya jalan yang mudah.  Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup. Serta mendustakan pahala terbaik. Maka kelak kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar.” (QS. Al-Lail : 5-10).

Saudaraku,…
Allah telah menjajikan kemudahan bagi orang-orang yang mampu berbagi sedikit hartanya kepada orang orang yang kepayahan. Mengapa kita bersegera mungkin mrnyambut penawaran Allah SWT. Ini investasi yang luar biasa lho. Jika kita percaya engan perbankan untuk menginvestasikan kekayaan kita , mengapa kita ragu mengnivestasikan kekayaan Allah kepda Alla h SWT. Buknkah Allah itu lebih kaya daripada bank mana[pu juga. Dan tentu saja Allah juga lebih dapat dipercaya sagal asaesuatu yang ada di dunia ini. Karena itu, janganlah hati anda ragu terhadap kebaikan yang dating dari Allah SWT. Bershadaqahlah, saudaraku!