Selasa, 27 September 2011

BERPIHAK KEPADA YANG HALAL

Saudaraku,…
Kehidupan adalah sebuah pilihan yang memiliki tanggungjawab tersendiri. Berpihak kepada keburukan memiliki sebuah akibat yang harus diterima pelakunya dan berpihak kepada kebaikan juga memiliki akibat tertentu. Kalau Anda menanam jagung, maka kelak atau sebentar lagi Anda akan memanen jagung. Kalau menanam padi, maka kelak Anda pun akan memanen padi. Demikianlah kehidupan ini terjadi.

Manusia itu sesungguhnya hidup diantara banyak pilihan. Dunia ini telah menghampiri kita menawarkan banyak keyakinan yang dinyatakan sebagai sebuah kebenaran. Dunia juga menawarkan kepada kita berbagai jalan menuju kebahagiaan dunia dan akhirat. Kesemuanya itu terbagi dalam dua kelompok yang saling bertentangan, yaitu halal dan haram.

Diantara dua pilihan itulah Islam hadir menegaskan batas-batas yang jelas diantara kedua pilihan tersebut. Islam mengajak semua manusia untuk berpihak kepada yang halal dan meninggalkan yang haram tanpa keraguan sama sekali. Dan didalam kehidupan yang banyak dijejali banyak hal yang haram inilah, berpihak kepada yang halal sungguh membutuhkan kekuatan niat yang luar biasa.

Niat tersebut selayaknya disandarkan hanya kepada Allah SWT. Sesungguhnya kekuatan niat seperti ini mampu member energy tambahan untuk tetap istiqomah berpihak kepada yang halal. Jika niat Anda karena mengharapkan ridho Allah, maka Allah SWT akan membantu kita untuk selalu berpihak kepada yang halal. Teguhkanlah niat kita untuk berpihak kepada yang halal diantara banyaknya kesenangan yang diharamkan oleh Allah SWT.

Al-Hasan al-Bashri Rahimahullah suatu ketika pernah berkata, "Ada seorang wanita jalang yang kecantikannya melebihi wanita-wanita seusianya. Dia akan menyerahkan dirinya bila dibayar dengan 100 dinar (425 gram emas). Kemudian ada seorang pria yang melihatnya. Dia merasa kagum dan menginginkan si wanita tadi. Lalu si pria pergi dan bekerja keras membanting tulang dengan tangannya sendiri, sampai akhirnya dia berhasil mengumpulkan uang 100 dinar. Kemudian dia mendatangi si wanita dan berkata kepadanya, "Sungguh engkau telah membuatku kagum, kemudian aku pergi dan bekerja membanting tulang hingga berhasil mengumpulkan 100 dinar."

Si wanita berkata, "Bayarkanlah uang itu pada kepala pelayan agar dicek keaslian dan ditimbang beratnya." Setelah dibayarkan si wanita berkata lagi, "Masuklah." Si wanita itu mempunyai rumah yang dihias dengan indah dan ranjang dari emas. Ketika sudah masuk, "Ayolah," ajak si wanita. Si pria pun bersiap untuk melaksanakan hasratnya, namun saat itu pula dia ingat bagaimana nanti dia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya di hadapan Allah Subhanahu wa Ta'ala. Tubuhnya jadi gemetar dan syahwatnya langsung hilang. Maka dia batalkan niatnya dan berkata, "Biarkanlah aku keluar dan pergi dan uang 100 dinar itu ambil saja untukmu!"

Dengan penuh perasaan heran si wanita bertanya, "Ada apa denganmu? Kau telah mengaku pernah melihatku dan kagum padaku serta menginginkan diriku. Kemudian engkau pergi bekerja membanting tulang hingga mengumpulkan 100 dinar, dan setelah engkau bisa mendapatkan aku, kamu kok jadi begini?" Si Pria menjawab, "Tidak ada yang mendorongku dalam hal ini selain rasa takutku kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala. Aku membayangkan bagaimana saat nanti aku akan berdiri di hadapan-Nya mempertanggungjawabkan perbuatanku." Si wanita berkata, "Bila engkau benar demikian, maka tidak ada yang berhak menjadi suamiku selain engkau." Tetapi si pria menanggapinya dengan berkata, "Biarkan aku pergi saja." Si wanita berkata, "Boleh, tetapi kau harus berjanji, bahwa nanti kau akan mengawiniku." Si pria berkata lagi, "Tidak ada janji sampai aku keluar." Si wanita tetap teguh memaksa, "Engkau harus berjanji, demi Allah, bila nanti aku datang kepadamu engkau harus mengawiniku." "Ya, mungkin," jawabnya singkat.

Lalu dia mengenakan pakaiannya kemudian terus pergi menuju negerinya. Dan si wanita pun berangkat meninggalkan dunia hitamnya dengan penuh penyesalan atas segala yang diperbuatnya. Sampai akhirnya ia tiba di negeri si pria itu. Lalu dia bertanya pada orang-orang di sana tentang nama dan alamat si pria itu. Orang-orang berkomentar, "Sekarang ini, sang ratu cantik itu datang sendiri bertanya tentang engkau."

Saat si pria melihatnya, dia terkejut, kemudian kejang lalu mati dan jatuh di hadapan wanita itu. Maka si wanita berkata, "Aku sudah tidak mungkin mendapatkan orang yang satu ini, tapi apakah ia punya seorang kerabat?" Orang-orang menjawab, "Ya, ada, dia punya saudara laki-laki yang miskin."

Si wanita tadi akhirnya berkata pada saudara laki-lakinya, "Aku ingin menikah denganmu, karena aku cinta pada saudaramu". Akhirnya keduanya menikah dan dikaruniai tujuh orang anak."

Saudaraku,…
Cerita di atas saya harap mampu membuka hati kita menguatkan niat untuk selalu berpihak kepada yang halal. Demikianlah yang akan Anda lakukan jika Anda mencintai Allah SWT. Demikianlah yang Anda lakukan jika Anda mencintai kekasih Allah Muhammad Saw. Janganlah Anda bimbang untuk menjauhi kesenangan yang diharankan oleh Allah. Jika Anda mencintai Allah dengan meninggalkan kesenangan yang diharamkan-Nya, maka tidak sungkan lagi memberikan Anda kesenangan yang baik dari sisi-Nya. Dan kesenangan apalagi yang lebih menyenangkan daripada kesenangan yang dipenuhi keberkahan Allah SWT.





Selasa, 13 September 2011

Video Dakwah KH. ZAINUDIN MZ – Keluarga Sakinah


Menikah adalah keindahan terbaik dari kehidupan ini. Tetapi tetapi tidak semua orang dapat merajut indahnya pernikahan dalam bingkai kebaikan. Ada yang dipenuhi kebohongan, adapula yang penuh aroma kekerasan. Sedangkan pernikahan terbaik yang ditawarkan oleh Islam adalah tercapainya keluarga sakinah. Anda ingin mengetahui lebih lanjut tentang keluarga sakinah. Silahkan belajar lebih lanjut dari almarhum KH. Zainudun MZ melalui video dakwah beliau. Saya memberikan GRATIS kepada Anda. Ini link downloadnya : http://www.ziddu.com/download/16278310/KHZAINUDDINMZ-KeluargaSakinah.rar.html

Sabtu, 03 September 2011

Bersabar Dalam Keluarga

Saudaraku,…
Menciptakan sebuah keluarga yang dipenuhi banyak kebaikan adalah cita-cita yang paling didambakan seorang muslim. Menikah dan membina sebuah keluarga terbaik adalah sunnah Rasulullah Muhammad Saw yang terhitung mudah untuk dikerjakan, tetapi sulit untuk menyempurnakannya.
Dikatakan demikian, karena dari sekian banyak pernikahan, sedikit sekali yang mampu menghadirkan banyak kebaikan. Sebuah pernikahan diawali bersatunya dua pribadi yang bertolak belakang. Pria dan wanita seperti dua sisi mata uang, satu memberikan nilai kepada sisi yang lain. Demikian pula sebaliknya. Bukankah uang itu menjadi bernilai jika kedua sisi berperan optimal? Bukankah uang yang rusak salah sisinya tidak dapat digunakan melakukan pembelian apapun juga?

Ingatlah, saudaraku. Isi kepala orang-orang yang sepakat menikah juga beraneka ragam. Sehingga bukan tidak mungkin akan terjadi pertengkaran atau pertikaian walaupun dalam volume yang kecil. Tetapi jika pertengkaran atau pertikaian tersebut tidak dikelola dengan baik, pertengkaran akan menghancurkan maghligai pernikahan yang agung. Karena dampak hebat seperti itulah, maka dalam setiap keluarga semestinya dipenuhi kesabaran suami istri yang kuat.

Seorang istri mestinya mampu bersabar terhadap perlakuan dan sikap yang tidak menyenangkan dari si suami. Seorang suami juga selayaknya mampu bersabar terhadap terhadap sikap tidak menyenangkan dari sang istri. Jangan terlampau mudah membawa perasaan dalam urusan rumah tangga. Jangan terlampau mudah sakit hati oleh kata-kata tidak menyenangkan yang diucapkan pasangan hidup Anda. Dan jangan pula mudah mengucapkan kata-kata kasar akibat rasa sakit hati yang Anda rasakan. Terimalah apapun sikap pasangan Anda dengan ikhlas. Ini adalah ujian Allah untuk Anda. Bersabarlah dan bersabarlah, saudaraku. Dan jika mulai terasa berat, mengadulah kepada Allah SWT, hanya kepada Allah. Jangan Anda berbagi kesedihan dalam rumah tangga kepada manusia, karena itu akan menambah dosa bagi Anda. Jika Anda minta pertolongan Allah, Allah akan memberi pertolongan kepada Anda. Bukankah Anda masih percaya Allah SWT mampu melembutkan hati manusia yang paling keras sekalipun? Maka berbagilah kepada Allah, jika hidup Anda terasa berat untuk Anda pikul sendiri.

Saudaraku,..
Diceritakan pada zaman dahulu tinggalah seorang saleh. Ia mempunyai saudara saleh yang bertempat tinggal berjauhan. Saudaranya tersebut mengunjungi saudaranya tiap tahun sekali, dan pada suatu hari ketika ia berkunjung ke rumah saudaranya dan mengetuk pintu rumahnya, ditanya oleh istri saudaranya, "Siapa?"

Jawabnya, "Saudara dari suamimu, datang untuk berkunjung."

Istri saudaranya itu berkata, "Ia masih pergi mencari kayu, semoga tidak dikembalikan oleh Allah." Lalu, ia memaki-makinya.

Kemudian tidak lama datanglah saudaranya itu mendapat seikat kayu yang dipikulkan pada harimau, ia berkata pada harimau itu:
"Pergilah, semoga Allah memberkahi kamu."

Kemudian dipersilahkan saudaranya untuk masuk ke rumah, sedang istrinya terus memaki-maki padanya, tetapi tidak dijawab walau sepatah kata pun, sehingga dihidangkan makanan dan makan bersama saudaranya. Setelah itu ia minta izin untuk kembali dan tidak henti-hentinya memikirkan tentang kesabaran saudaranya terhadap istrinya yang seperti itu.

Kemudian di tahun yang berbeda saudaranya itu berkunjung kembali, dan ketika sampai di rumah dan mengetuk pintu, ditanya oleh istrinya, "Siapa?"

Jawabnya, "Aku saudara suamimu datang untuk berkunjung."

Maka disambut oleh istrinya, "Selamat datang," dan dipersilahkan untuk menunggu suaminya yang sedang mencari kayu dan dipuji-puji kebaikan suaminya itu, maka tidak lama kemudian datanglah suaminya memikul kayu di atas punggungnya, kemudian kepada saudaranya yang datang sambaing itu dipersilahkan masuk, dan sesudah makan bersama ia bertanya tentang hal dahulu ketika itu harimau membawa kayuya, dan kini kayu terpaksa dipikulnya sendiri.

Jawabnya, "Hai saudaraku, istriku yang cerewet dahulu itu telah meninggal dunia, dan karena saya sabar atas kecerewetannya, Allah mendatangkan harimau untuk membantuku dalam mencari kayu, kemudian ketika aku telah diganti oleh Tuhan dengan istri yang baik budi ini, sudah tidak ada lagi harimau itu. Kini terpaksa aku harus memikulnya sendiri kayuku itu."

Saudaraku,…
Kisah ini menunjukkan betapa Allah tidak pernah menjauhkan kasih sayang-Nya dari orang-orang yang mampu bersabar menghadapi keburukan pasangan hidupnya. Orang-orang beriman adalah orang-orang yang menjadikan sabar sebagai kecintaan hidupnya. Merekalah yang akan menjadi cahaya ketika semua pelita telah dipadamkan Allah SWT. Mereka dijaga Allah dari keburukan dunia karena kesabarannya. Maka bersabarlah, saudaraku. Allah SWT akan memberikan banyak kebaikan kepada Anda.