Kamis, 23 Juni 2011

KEBAIKAN BEKERJA

Saudaraku,…
Kehidupan di dunia ini merupakan membutuhkan kedinamisan gerak. Seseorang yang tidak berbuat apapun untuk dunianya tidak akan memperoleh tempat yang layak di sana. Inilah esensi dari kehidupan yang sesungguhnya. Ingatlah, seseorang akan diakui keberadaanya kalau ia sudah berbuat sesuatu. Dan ini bukanlah urusan penghidupan dunia saja,  saudaraku. Seorang muslim yang hendak mengharapkan kesenangan akhirat di sisi Allah SWT juga harus melakukan banyak kebaikan. Takdir seorang manusia, lebih-lebih seorang muslim bukanlah sekedar menjadi khalifah di bumi, lalu banyak menerima kebaikan dari Allah SWT. Allah SWT telah memberikan kita sumber daya alam yang berlimpah, pengetahuan yang tidak terbatas, dan kecerdasan yang mengagumkan. Itu sudah lebih dari cukup untuk membuat kita bekerja agar pilar-pilar agama kita tidak runtuh oleh kemiskinan.

Dalam sebuah riwayat dikisahkan pada zaman dahulu hiduplah seorang yang terkenal dengan kesalehannya, bernama al-Balkhi. Ia mempunyai sahabat karib yang bernama Ibrahim bin Adham yang terkenal sangat zuhud. Orang sering memanggil Ibrahim bin Adham dengan panggilan Abu Ishak. Pada suatu hari, al-Balkhi berangkat ke negeri orang untuk berdagang. Sebelum berangkat, tidak ketinggalan ia berpamitan kepada sahabatnya itu. Namun belum lama al-Balkhi meninggalkan tempat itu, tiba-tiba ia datang lagi. Sahabatnya menjadi heran, mengapa ia pulang begitu cepat dari yang direncanakannya. Padahal negeri yang ditujunya sangat jauh lokasinya. Ibrahim bin Adham yang saat itu berada di masjid langsung bertanya kepada al-Balkhi, sahabatnya. "Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau pulang begitu cepat?"

"Dalam perjalanan aku melihat suatu keanehan, sehingga aku memutuskan untuk segera membatalkan perjalanan". jawab al-Balkhi.

"Keanehan apa yang kamu maksud?" tanya Ibrahim bin Adham penasaran.

"Ketika aku sedang beristirahat di sebuah bangunan yang telah rusak aku memperhatikan seekor burung yang pincang dan buta. Aku pun kemudian bertanya-tanya dalam hati bagaimana burung ini bisa bertahan hidup, padahal ia berada di tempat yang jauh dari teman-temannya, matanya tidak bisa melihat, berjalan pun ia tak bisa. Tidak lama kemudian ada seekor burung lain yang dengan susah payah menghampirinya sambil membawa makanan untuknya. Seharian penuh aku terus memperhatikan gerak-gerik burung itu. Ternyata ia tak pernah kekurangan makanan, karena ia berulangkali diberi makanan oleh temannya yang sehat", jawab al-Balkhi menceritakan.

"Lantas apa hubungannya dengan kepulanganmu?" tanya Ibrahim bin Adham yang belum mengerti maksud kepulangan sahabat karibnya itu dengan segera.

"Maka aku pun berkesimpulan bahwa Sang Pemberi Rizki telah memberi rizki yang cukup kepada seekor burung yang pincang lagi buta dan jauh dari teman-temannya. Kalau begitu, Allah Maha Pemberi, tentu akan pula mencukupkan rizkiku sekali pun aku tidak bekerja". Oleh karena itu, aku pun akhirnya memutuskan untuk segera pulang saat itu juga", jawab al-Balkhi seraya bergumam.

Mendengar penuturan sahabatnya itu, Ibrahim bin Adham berkata, "Wahai al-Balkhi sahabatku, mengapa engkau memiliki pemikiran serendah itu? Mengapa engkau rela mensejajarkan derajatmu dengan seekor burung pincang lagi buta itu? Mengapa kamu mengikhlaskan dirimu sendiri untuk hidup dari belas kasihan dan bantuan orang lain? Mengapa kamu tidak berpikiran sehat untuk mencoba perilaku burung yang satunya lagi? Ia bekerja keras untuk mencukupi kebutuhan hidupnya dan kebutuhan hidup sahabatnya yang memang tidak mampu bekerja? Apakah kamu tidak tahu, bahwa tangan di atas itu lebih mulia daripada tangan di bawah?"

Al-Balkhi pun langsung menyadari kekhilafannya. Ia baru sadar bahwa dirinya salah dalam mengambil pelajaran dari kedua burung tersebut. Saat itu pulalah ia langsung bangkit dan mohon diri kepada Ibrahim bin Adham seraya berkata, "Wahai Abu Ishak, ternyata engkaulah guru kami yang baik". Lalu berangkatlah ia melanjutkan perjalanan dagangnya yang sempat tertunda.

Senada dengan kisah di atas, Rasulullah  Muhammad Saw pernah bersabda, "Tidak ada sama sekali cara yang lebih baik bagi seseorang untuk makan selain dari memakan hasil karya tangannya sendiri. Dan sesungguhnya Nabiyullah Daud 'alaihis salam makan dari hasil jerih payahnya sendiri" (HR. Bukhari).

Saudaraku,..
Jika kita hendak melihat kehidupan Rasulullah Saw, maka ketahuilah beliau pun seseorang pekerja. Rasulullah Saw adalah seorang pedagang, panglima perang, negarawan, tokoh spiritual dan tentunya seorang kepala keluarga terbaik. Tidak ada contoh yang lebih baik selain apa yang melekat pada kehidupannya. Jika seorang kekasih Allah yang dijamin kemuliaan di dunia dan akhirat oleh Allah masih menyisakan waktu untuk bekerja, mengapa kita hanya berdiam diri menanti rejeki dari Allah SWT.

Orang yang tidak berusaha untuk kehidupan dunia bukanlah orang yang menyerahkan urusannya kepada Allah. Mereka hanyalah pribadi-pribadi yang malas. Ingatlah saudaraku, kalau kita tidak berusaha untuk mengubah kehidupan kita, biar kita berdoa hingga mulut kita berbusa Allah tidak akan meridhainya. Allah SWT itu melihat apa yang kita perjuangkan, dan memberikan balasan yang baik setiap keringat dan peluh karena lelahnya bekerja. Dan ini berlakunya untuk seluruh hamba-Nya, baik yang mengesakan-Nya atau yang mengingkari keesaan-Nya. 

Semoga kita kita memperoleh kemuliaan karena bekerja, dan semoga pula pertolongan dan kemudahan Allah selalu menyertai pekerjaan-pekerjaan kita. Amiin!

Selasa, 14 Juni 2011

HAKEKAT CINTA


Saudaraku,…
Cinta adalah fitrah manusia. Orang yang tidak memiliki cinta atau tidak membutuhkan cinta bukanlah manusia pada umumnya. Orang membutuhkan cinta untuk memberikan kegairahan terhadap sesuatu. Bukan hanya dalam urusan dunia, bahkan ketika seorang manusia beribadah kepada Tuhannya ia harus menyertakan cinta yang besar kepada-Nya. Tetapibanyak juga orang yang menderita karena cinta yang dimilikinya. Karena itu jika Anda termasuk orang-orang yang diberi cinta yang besar, bersyukurlah kepada Allah dengan sebanyak-banyaknya hitungan.

Allah SWT berfirman, “Dijadikan indah pada pandangan manusia, kecintaan pada apa-apa yang diinginkan yaitu wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah tempat kembali yang baik. (QS. Ali Imron : 14).

Seorang muslim yang selayaknya sudah mengerti bahkan hidup ini dipenuhi banyak kesenangan yang disertakan Allah ketika ia dilahirkan untuk kali pertama ke muka bumi. Tetapi kesenangan itu bukan hal penting dalam hal keberadaannya di dunia. Sebesar apapun kecintaan manusia pada perhiasan dunia yang diberikan kepada Allah, sepatutnya tidak merendahkan kecintaan dirinya kepada Allah SWT.

Bahkan Rasulullah Muhammad Saw dalam salah satu riwayat menyebut kecintaan kita kepada perhiasan dunia yang berlebihan dapat menjadikan kita buta dan tuli. Buta terhadap kebenaran-kebenaran yang datang dari sisi Allah. Tuli terhadap suara-suara kebaikan diserukan kepada kita. Waspadalah terhadap segala bentuk cinta yang dating kepada kita dalam bentuk yang beragam.

Cinta memang sudah melekat dalam diri kita, diantaranya terhadap lawan jenis. Tetapi jika tidak hati-hati, cinta dapat menghancurkan hidup kita. Terus berhati-hati jikalau Anda jatuh cinta kepada lawan jenis Anda. Dan teruslah ingat Allah di manapun kita berada. Sesungguhnya cinta yang paling tinggi adalah cinta kepada Allah SWT. Cirinya adalah mereka tidak memaksakan kehendaknya.Mereka tidak akan terjebak dalam cinya yang sia-sia, yaitu cinta  yang cenderung kepada maksiat atau keburukan. Cinta yang satu dikatakan berbahaya, karena pelakunya dalam kendali hawa nafsu yang kuat. Mereka bahkan tidak mengenal malu lagi,baik kepada manusia maupun kepada Allah SWT.

Saudaraku,…
Islam tidak melarang atau mengekang manusia dari rasa cinta. Tapi mengarahkan cinta pada rel yang menjaga martabat kehormatan, baik wanita maupun laki-laki. Ingatlah, kalau setiap perasaan cinta yang kita miliki tidak mengantarkan kepada keburukan atau merendahkan martabat dan kehormatan kita sebagai manusia, maka itulah cinta yang diberkahi Allah. Dan sebaik-baik cinta yang timbul diantara manusia adalah cinta yang ditimbulkan dari niat suci melangsungkan pernikahan. Setelah akad nikah terpenuhi, itulah cinta yang memilki banyak kebaikan.

Semoga Allah SWT selalu menjaga kita dengan cinta dan kasih sayang yang diberkahi-Nya. Amiin!






Selasa, 07 Juni 2011

Munajat

Ya Allah, pantaslah bila hamba hidup dengan keburukan sebab hamba berjalan tanpa kebaikan atau sedikit kebaikan. Hamba sebenarnya tahu bahwa orang-orang baik akan dianugerahi kehidupan yang baik, maka untuk hidup baik perlu langkah-langkah yang baik. Tapi pikiran pendek hamba berkata, untuk baik ada cara yang lebih cepat, yaitu berbuat zalim, menipu dan berbohong. Duhai Yang Maha Melindungi, ternyata pengetahuan manusia itu terbatas. Apa yang hamba anggap baik, malah merusak kehidupan hamba sendiri. Kini ,hamba mau sadar sepenuh hati bahwa hamba harus berbuat baik, bahwa hamba harus berbuat baik dan hamba harus berbuat baik. Tidak ada waktu untu berbuat buruk. Sebab sampai kapan hamba bias hidup enak, bila hidup selalu merugikan orang lain dan sedikit berbuat kebaikan.

Ya Allah. Tolonglah hamba dengan memberikan keridhaan dan kemudahan bagi hamba untuk berbuat baik. Sediakan ladang amal selalu tersedia untuk hamba agar hamba bisa berbuat baik manakala ladang amal sudah terhidang di depan mata. Amiin!




Disarikan dari :
Tulisan Ustad Yusuf Mansur, dalam buku Guru Kehidupan.

Kamis, 02 Juni 2011

Tugas Manusia di Muka Bumi

Saudaraku,…
Allah SWT memberikan tiga potensi berharga untuk manusia dalam rangka mengarungi kehidupan ini. Yaitu pendengaran,penglihatan, dan hati (kemampuan untuk berpikir). Dan potensi-potensi inilah yang harus dioptimalkan manusia untuk menyelesaikan tugasnya di dunia. Allah memberikan beberapa tugas bagi manusia ketika untuk pertama kali ia dilahirkan oleh ibunya.

Tugas yang pertama, beribadah. Yang dimaksud dengan ibadah adalah segala sesuatu yang yang dicintai dan diridhai Allah. Dan ibadah tidak hanya shalat, saudaraku. Ibadah juga bukan hanya zakat atau puasa saja. Tetapi meliputi segala sesuatu yang disukai dan diridhai Allah SWT. Membuang sampah yang berserakan ke tempatnya adalah ibadah. Mencegah terjadinya kesia-siaan pemanfaatan nikmat Allah adalah ibadah. Seorang istri yang melayani dan merawat anak-anaknya adalah ibadah. Seorang suami yang mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya. Seorang guru yang mengajar murid-muridnya dengan sabar. Demikianlah sedikit dari banyak perbuatan baik yang disukai oleh Allah SWT. Agar ibadah-ibadah tersebut diterima oleh Allah, kita harus dapat memenuhi dua hal. Yaitu melakukan perbuatan tersebut dengan ikhlas karena Allah dan mengikuti sunnah Rasulullah Saw. JIka perbuatan baik kita tidak menyertakan keduanya, Allah SWT tidak menganggapnya sebagai sebuah kebaikan.

Tugas yang kedua, sebagai khalifah. Yang dimaksud dengan tugas ini adalah bahwa manusia memilki kewajiban untuk mengelola, merawat, dan memelihara bumi dengan sebaik-baiknya. Perintah ini dapat kita simak dalam firman Allah, “Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.’ Mereka berkata, ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan Berfirman, ‘SAesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’ “ (QS. Al-Baqarah : 2)

Jika kita memperhatikan ayat tersebut , maka setidaknya ada beberapa perilaku positif yang harus dimiliki seorang khalifah, yaitu tidak membuat kerusakan di muka bumi. Kerusakan ini meliputi seluruh keburukan yang diperbuat oleh manusia, seperti melakukan kerusakan terhadap lingkungannya (melakukan pembabatab hutan secara illegal dan perbuatan buruk lainnya yang sejenis.), atau menjerumuskan diri sendiri dan orang lain ke dalam kubangan narkoba dan pergaulan bebas. Seorang khalifah juga tidak akan menumpahkan darah sesame manusia dengan sangat mudah. Ini juga memiliki pengertian membunuh karakter saudara kita yang lain dengan melakukan fitnah dan adu domba diantara sesama manusia. Dan tentunya seorang khalifah juga mertupakan seorang manusia yang rajin beribadah kepada Allah SWT dan selalu mengekalkan kebaikan di sepanjang hidupnya. JIka seorang khalifah mnampu bertindak seprti disebutkan di atas, kehidupan di bumi dapat berlangsung penuh kebahagiaan dan kedamaian.

Yang ketiga, berdakwah. Tugas berdakwah bukan hanya pekerjaan guru agama, ustadz ataupun seorang kiai. Ini adalah kewajiban seorang muslim. Untuk berdakwah sesrorang tidak perlu menjadi ustadz, hanya sampaikan kebaikan yang hari ini kita ketahui, Jika esok hari kita mengetahui kebaikan maka sampaikan kebaikan tersebut kepasa saudara yang lain. Tetapi sampaikan informasi mengenai kebaikan tersebut dalam dengan bijaksana, perkataan yang sopan. Jangan memaksakan kehendak kepada orang lain, ketika kita menyambaikan kebaikan yang datangnya dari sisi Allah. Ingatlah saudara, betapapun indahnya sebuah kebaikan, ia tidak akan bias disampaikan dengan kekerasan dan keburukan yang baru.

Saudaraku,..
Demikianlah tiga tugas yang harus ditunaikan manusia di muka bumi ini. Semoga Allah memberikan kita kekuatan dan kemampuan menjalankan ketiga tugas ini dengan baik. Amiin!