Selasa, 30 Juli 2013

KEWAJIBAN ANAK TERHADAP ORANG TUA




Assalaamu’alaikum warah matullaahi wabarakaatuh.
Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahir rahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.

Saudaraku…
Ada tiga kewajiban anak terhadap orang tua setelah wafatnya; bayarkan hutangnya jika ada, jalin hubungan dengan sahabat dan keluarganya, dan mendoakannya.

Sudah menjadi rahasia umum, bahwa jarang ada anak yang ‘tahan lama’ berbakti kepada orang tuanya setelah orang tuanya wafat. Kata seorang kawan, paling banter cuma sampai 40 hari setelah kematian anak-anak akan ingat orang tuanya. Setelah itu, lepas, seperti tidak pernah ada orang tua dalam kehidupannya.

Sementara kawan yang lain lagi berkata, diziarahi pun paling satu dua tahun saja setelah kematian. Setelah itu, jangankan ditengok kuburannya, dikirimkan Fatihah (dibacakan doa) pun tidak.

Anak yang bakti, tak berbatas pada umur orang tua. Setelah lepas pun seharusnya tetap berkhidmat. Kata Rasul, khidmatnya anak kepada orang tua yang sudah meninggal itu ada tiga, bayarkan hutangnya jika ada, jalin hubungan dengan sahabat dan keluarga orang tua, dan mendoakannya. Dan ini adalah bakti yang harusnya tidak berhenti hanya pada hitungan 7 hari, 40 hari, seratus hari, satu dan dua tahun saja. Selamanya, sepanjang sisa hidup kita.

Meskipun semua berasal dari Tuhan, kita sama tahu, tanpa adanya orang tua, kita tidak akan lahir ke dunia ini. Sebab orang tualah kita menjadi ada. Masa kemudian kita melupakannya? Apalagi bila kita mengingat perihnya mereka, deritanya mereka, ketika kita masih dalam kandungan, ketika kita masih kecil, dan seterusnya.

Patut diperhatikan juga ungkapan berikut ini, sebagaimana perlakuan kita terhadap orang tua kita, begitu jugalah kelak kita akan diperlakukan oleh anak kita kelak. Coba-coba saja durhaka kepada orang tua, maka kita akan didurhakai anak kita kelak. Mau?

Sebagaimana perlakuan kita kepada orang tua, begitu juga kelak kita akan diperlakukan.

Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Selasa, 23 Juli 2013

JIKA ANDA MEMILIKI HAJAT

Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.

Saudaraku…
Jika punya masalah, hajat, sungguh-sungguhlah menuju Allah. Jika kita berjalan menuju Allah, Allah berlari menuju kita. Jika kita berlari, Allah lompat. Dan barangsiapa yang sungguh-sungguh menuju Allah, Allah akan beri petunjuk dan kemudahan-Nya. Dalam keadaan gak ada masalah dan hajat, kita udah harus sungguh-sungguh ibadah. Apalagi kalau punya. Sebab siapa lagi yang bisa nolong kecuali Allah.

Nah, coba deh jajal riyadhah 40 hari. Riyadhah itu, latihan mengerjakan ibadah sebaiknya, jangan putus selama 40 hari: shubuh, zuhur, ashar, maghrib, isya, berjamaaah, di masjid, lengkap dengan qobliyah ba’diyahnya, dan sunnat tahiyyatul masjidnya. Dhuha 8 rokaat, dan witir 3 rokaat sabagai penutup jelang tidur. Tahajjud, witir tambahan, 70 istighfar, baca qur’an 1-2 halaman jelang shubuh. Tiap-tiap habis shalat zikir ba’da sholat warisan Rasul, yang suka dibaca di masjid-masjid, jangan ditinggal. Terus ditambah tiap-tiap habis shalat baca 100 sholawat. Buka rumah buat rumah tahfidz. Walo 1-2 anak, dan gak nginep, tampung anak2 itu untuk belajar Al-Qur’an. Ajarin aja sendiri sebisa-bisanya. Misalnya hanya belajar baca artinya. Mengkhatamkan bareng anak-anak sekitar, berikut artinya, ini pun udah termasuknya belajar dan mengajarkan Al qur’an.

Nah, di setiap habis melakukan amal saleh tersebut di atas, berdoa dah. InsyaAllah tembus segala hajat. Tar Allah bimbing harus gimana, kemana, dan seperti apa. Selama kosong dari waktu ke waktu, isi dengan zikir-zikir sebisanya. Berdoa sama Allah supaya kuat. Puasanya pilih puasa Daud aja. Kalo 40 hari pertama ga tembus, terusin lagi. Sampe Allah turunin pertolongan dan keajaiban-Nya. Dan nikmati betul proses ibadah ini dengan segala kesukaran, keberatan, keletihan. Makin putus asa, makin hajar tuh ibdah. Makin males, makin hajar aja. Makin berat, hajar aja. Makin banyak godaan, hajar aja. Misal, ngantuk sangat, malah ikut badan di kursi kayu. Begitu terantuk, lansung lompat jalan wudhu dan mandi. Misal lagi, begitu hujan, terhalang ke masjid, malah ambil payung besar, dan bergembira bahwa yg lain gagal ke msjid, situ jalan ke msjid.

Ok, saya doakan. Sekalian ngebenahin ibadah juga. Segala permintaan dunia, kecil. Justru yg besar, adalah apa yg dikerjakan ini. InsyaAllah segala hajat dan masalah, di genggamannya Allah.

Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.


Tulisan ini dikutip dari : Yusuf Mansur Network
Editing by : http://souldiaryofislam.blogspot.com



Selasa, 16 Juli 2013

BERDOA DENGAN ASMAUL HUSNA



Assalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.

Saudaraku…
Allah SWT berfirman, "Hanya milik Allah asmaulhusna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaaul Husna itu." (QS. Al-A'raf: 180). Namun maksudnya bukan kita disuruh berdoa dengan menyebut semua nama ini secara keseluruhan. Karena Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam telah berdoa kepada Allah dengan Asmaul Husna tanpa menyebutnya secara keseluruhan. Dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk beliau Shallallahu 'Alaihi Wasallam. Cara berdoa dengan Asmaul Husna ada dua macam:

Pertama, menyebutnya sebelum menyebutkan permohonan sebagai tawassul (menjadikannya penghantar atau sarana ) kepada Allah, seperti:

"‘Wahai Dzat Yang Maha Hidup lagi Maha Berdiri dengan sendiri-Nya, dengan rahmat-Mu aku mohon pertolongan. . ."

"Ya Allah, Wahai Dzat Mahapengampun ampunilah aku, Wahai Dzat Maha Penyayang rahmatilah aku." Dan semisalnya.

Kedua, menyebutnya di penghujung doa sebagai penutupnya. Misalnya: "Ya Allah anugerahkan kepada kami rizki yang halal dan cukup, sesungguhnya engkah Adalah al-Razzaq (pemberi rizki)."

"Ya Allah, ampuni dan rahmati aku, sesungguhnya Engkau Al-Ghafurur Rahim (Mahapengampun lagi Mahapenyayang)."

Contoh lainnya seperti firman Allah:

"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)." (QS. Ali Imran:

Contoh lainnya dari hadits adalah doa yang diajarkan Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam kepada Abu Bakar al-Shiddiq:

"Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menzalimi diriku sendiri dengan kezaliman yang banyak. Tidak ada yang bisa mengampuni dosa-dosa kecuali Engkau. Maka ampunilah aku dengan ampunan dari sisi-Mu dan rahmati aku. Sesungguhnya Engkau Dzat Maha pengampun lagi Penyayang." (Muttafaq 'Alaih)

Bertawassul dengan nama Allah dalam doa bisa dalam bentuk umum atau bentuk khusus yang sesuai isi permintaan –seperti disebutkan dalam contoh di atas-. Bentuk umum, maksudnya dengan menyebut nama Allah secara umum, contohnya:
ا

"Ya Allah, sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba laki-laki-Mu, dan anak hamba perempuan-Mu. Ubun-ubunku berada di tangan-Mu. Hukum-Mu berlaku pada diriku. Ketetapan-Mu adil atas diriku. Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya, atau Engkau turunkan dalam Kitab-Mu, atau yang Engkau ajarkan kepada seorang dari makhluk-Mu, atau yang Engkau rahasiakan dalam ilmu ghaib yang ada di sisi-Mu, agar Engkau jadikan Al-Qur'an sebagai penyejuk hatiku, cahaya bagi dadaku dan pelipur kesedihanku serta pelenyap bagi kegelisahanku." (HR. Ahmad dan lainnya)

Dalam doa di atas seseorang berdoa dengan menyebut nama Allah secara umum,
Aku memohon kepada-Mu dengan segala nama yang menjadi milik-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu dengannya), tanpa menyebutkan rinciannya. Wallahu ta'ala A'lam

Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.