Assalamualaikum warahmatullahi wa
barakatuhu. Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa sallim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa
Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho
bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal
ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin
wanafasim bi’adadi kulli ma’luimillaka.
Saudaraku,…
Kita dapati kebanyakan orang salah menempatkan arti cinta
dan kasih sayang kepada istri dan anak-anaknya, dengan menuruti semua keinginan
mereka meskipun bertentangan dengan syariat Islam, yang pada gilirannya justru
akan mencelakakan dan merusak kebahagiaan hidup mereka sendiri. seorang kepala
keluarga yang benar-benar menginginkan kebaikan dalam
keluarganya hendaknya menyadari kedudukannya sebagai pemimpin dalam rumah
tangganya, sehingga dia tidak membiarkan terjadinya penyimpangan syariat dalam
keluarganya, karena semua itu akan ditanggungnya pada hari kiamat kelak.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
أَلاَكُلُّكُمْ
رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُولٌ عَنْ رَعِيَّتِهِ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ
بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ
"Ketahuilah,
kalian semua adalah pemimpin dan kalian semua akan dimintai pertanggungjawaban
tentang apa yang dipimpinnya…seorang suami adalah pemimpin (keluarganya) dan
dia akan dimintai pertanggungjawaban tentang (perbuatan) mereka" [HR
al-Bukhâri (no. 2278) dan Muslim (no. 1829)]
Seorang
kepala keluarga yang benar-benar mencintai dan menyayangi istri dan anak-anaknya
hendaknya menyadari bahwa cinta dan kasih sayang sejati terhadap mereka tidak
hanya diwujudkan dengan mencukupi kebutuhan duniawi dan fasilitas hidup mereka.
Akan tetapi yang lebih penting dari semua itu adalah pemenuhan kebutuhan rohani
mereka terhadap pengajaran dan bimbingan agama yang bersumber dari petunjuk
al-Qur-ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Inilah bukti
cinta dan kasih sayang yang sebenarnya, karena diwujudkan dengan sesuatu yang
bermanfaat dan kekal di dunia dan di akhirat nanti.
Karena
pentingnya hal ini, Allah Azza wa Jalla mengingatkan secara khusus kewajiban
para kepala keluarga ini dalam firman-Nya:
يَا
أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا
النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ
"Hai
orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu" [at-Tahrîm/66:6]
Ali
bin Abi Thalib Radhiyallahu anhu ketika menafsirkan ayat di atas berkata:
"(Maknanya): Ajarkanlah kebaikan untuk dirimu dan
keluargamu"[Diriwayatkan oleh al-Hâkim dalam "al-Mustadrak"
(2/535), dishahîhkan oleh al-Hâkim sendiri dan disepakati oleh adz-Dzahabi.].
Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa
sallim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa
Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho
bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal
ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin
wanafasim bi’adadi kulli ma’luimillaka. Wassalamualaikum warahmatullahi wa
barakatuhu.