Jumat, 20 Februari 2015

BELAJAR MEYEMPURNAKAN


“Saya ini punya tagihan. Pertengahan bulan besok. Tapi ada yang harus saya bayar awal bulan besok juga. Duluan orang nagih ke saya, daripada tagihan saya...”

Begitu kata si Fulan.

Kalimat ini ubah saja, jadi: “Alhamdulillaah, saya punya tagihan. Pertengahan bulan besok. Mudah-mudahan ga ada halangan.”

Meskipun kalimat “pahit” menyedak-nyedak, pengen keluar dari hati, pikiran, lisan. Tapi tahan saja. Biar aja. Jangan keluar kenyataan yang itu. Cukup bilang “separuh” yang baik saja. Alihkan pikiran, buang pikiran, ajak pikiran, hanya berpikir yang positif.

Kalo emang harus bilang ke diri sendiri, bahwa punya tagihan, lebih baik katakan, “Saya awal bulan ada yang harus saya bayar, insya Allah dah. Allah bakal menolong.” Begitu saja.

Belajarlah terus menyempurnakan. Jangan pake setengah-setengah. Harus POL. POL jadi the winner nya. Jangan sampe ada unsur the losernya.

“Saya ini cantik.”

Cukup begitu.

Jangan “Saya ini cantik, sayang saya kurang tinggi.”

Kurang tingginya, ga usah dibawa.

“Saya ini gesit, walo saya pendek.”

Walo saya pendeknya, ga usah dibawa. cukup katakan: Saya ini gesit, alhamdulillaah.

“I’m not the best, but I will do the best.”

Sepintas kalimat itu kayak ga ada masalah. Tapi buat saya, itu masalah. Ngapain juga ngasih tahu kita bukan the best. Ga perlu. Bilang saja: I will do the best, insya Allah. Cukup. Segitu saja. Kenyataan bahwa I’m not the best, ga usah diberitahu.
“Indonesia kalah 2-1 dari ....”

Saya ga suka.

Saya lebih suka: “Indonesia berhasil menyarangkan 1 gol ke lawan.”

Sudah. Itu saja. Kenyataan bahwa kemasukan 2 ga usah diucapkan.

“Tidak gampang mencari 11 pemain handal untuk tim nasional.”

Nah, kalimat itu juga saya ga suka. Saya lebih suka: “Insya Allah di Indonesia banyak pemain handal. Apalagi hanya nyari 11 orang. Insya Allah.”

Jika positif, maka semua akan mengarah kepada kepositifan.

“Saya tahu, lawan saya bakal berat. Tapi kami akan berjuang.”

Wuah, ga usah begitu ngomongnya. Dipotong saja. “Kami akan berjuang menghadapi turnamen ini. Doakan ya. Kami yakin kami akan menang. Lawan kami bukan lawan berat.”

Dari awal, jangan ngajarin lawan ini lawan berat. Bahaya buat pikiran. Ntar sebelum bertarung, udah kayak ngelawan raksasa. Rileks saja.

“Indonesia memasuki saat-saat sulit. Saya meminta bangsa Indonesia untuk prihatin, untuk tetap semangat...”

Ini juga saya ga suka. Saya lebih suka mengajak rakyat menyongsong saja masa depan. Sempurnakan kalimatnya. Full positif. “Indonesia akan mampu menjadi negara besar, negara yang maju. Ga akan ada kesulitan berarti untuk bangsa besar seperti Indonesia. Terus semangat...!!!”

Gitu lebih baik.

“Alhamdulillah, biar kecil, tapi rumah ini cukup untuk kami...”

Potong saja.

Ya, potong saja kalimatnya.

Cukup: “Rumah ini alhamdulillaah cukup bagi kami.”

Saya senang ada guru yang jika nanya murid, lalu muridnya salah, dia mengatakan, “Nilai kamu 9.”

He he he, salah pun tetap dinilai 9. Kenapa? Sebab muridnya udah mau jawab. Dan udah mau jawab, mahal. Muridnya udah mau maju. 9 itu untuk majunya, untuk jawabnya. Bukan karena dia benar atau salah.

Keren.

Coba latihan ya. Latihan memakai kalimat yang positif.

Saya ada buku bagus sekali, insya Allah. Buku yang berjudul: berpikir besar, bertindak besar, berbuat besar, ala Yusuf Mansur. He he he, ada ala Yusuf Mansurnya. Untuk membedakan dengan penulis-penulis yang ga pake Tuhan, ga pake Allah. Coba cari itu buku. Menyenangkan. Juga buku Kun Fayakuun.



Artikel ini ditulis oleh :
KH. YUSUF MANSUR

Jumat, 06 Februari 2015

ALLAH MENDENGAR DOA

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuhu. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu watanfariju bihil kurobu watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu wahusnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka.

Saudaraku,…
Artikel ini tulisan dari guru saya, KH. Yusuf Mansur. Semoga dapat memberi manfaat kepada seluruh sahabat yang membaca tulisan ini.

Allah Mendengar. Kitanya saja yang kurang sabar. Allah Mendengar. Kitanya saja yang ga paham bahwa Allah sudah mengabulkan.

Di antara cerita yang saya senang tentang doa dan perjalanan doa dikabulkan adalah cerita tentang tukang kaca. Kisah ini sudah saya kisahkan di beberapa buku Wisatahati dan bahkan sudah difilmkan.

Istri seorang tukang kaca dikisahkan meminta izin kepada suaminya, untuk meminjam sejumlah uang kepada tetangganya. Dan bahkan di kemudian waktunya, Allah “menggodanya” dengan sebuah godaan yang dengannya diketahui kepasrahan dan kepatuhan istri ini, dan tidak berpaling dari Allah.

Suaminya, si tukang kaca, menolak. “Nda usah Bu. Kita berdoa saja kepada Allah, agar besok Allah mengirimkan makanan untuk kita. Lagian kita masih punya jatah makan untuk besok pagi kan?”

Istrinya mengangguk tanpa anggukan. Hanya isyarat membenarkan. Iya, benar. Tapi hanya untuk makan sarapan anaknya saja. Dua orang. Tidak cukup untuk dia dan suaminya. Itu pun siangnya bagaimana?

“Ada orang-orang yang malah udah dalam keadaan ga makan, dan tetap berpuasa sambil menanti jawaban dari Allah. Sedang dia tetap dalam doanya, dan tidak meminta kepada manusia….”

“Percayalah Bu. Allah Maha Mendengar…”

Wuah, jujur Saudara-Saudara semua. Kita ini kehilangan kepercayaan terhadap Allah Yang Maha Mendengar, Allah Yang Maha Kuasa, Allah Yang Maha Menjawab, Allah Yang Maha Besar. Suka kehilangan kepercayaan itu. Seringnya tidak yakin. Akhirnya membawa kita berpaling kepada selain Allah, dan kurang sabar. Terjawab sih persoalan hidup kita. Namun persoalan baru muncul menghadang yang lebih besar. Jarang yang kuat sakit. Jarang yang tahan menderita. Apalagi jika sudah berdoa sekian lama. Tinggal melewati ujungnya saja, akhirnya di ujung-ujung itulah kita berpaling. Saya penuh berharap Saudara sudah mengikuti Kuliah Online dengan baik, khususnya Kuliah Tauhid. Sehingga lebih memahami kalimat ini. Amin.

Istrinya menyetujui.
Tengah malam, istri yang salehah dan taat sama suami ini, bangun menemani sang suami shalat malam. Sungguh indah. Di ketidakpunyaan, ada seorang hamba dengan pasangan hidupnya yang bisa bangun malam. Di saat mana begitu banyak orang-orang yang berlimpah malahannya tidak bisa bangun malam. Harusnya yang lebih wajib lagi bangun malam adalah mereka yang berkecukupan atau malah yang berkelebihan. Untuk bersyukur kepada Yang Maha Mengaruniakan segala karunia-Nya.

Doa sang suami sederhana, “Ya Allah, izinkan satu kaca kecil saya laku. Supaya saya bisa memberi makan anak-anak saya dan istri saya.”

Sang istri mengamini dengan linangan air mata. Ia tahu, sebagaimana hari-hari sebelomnya, sang suami akan berpuasa. Berpuasa bukan hanya karena emang ga bisa sarapan. Kalaunya ia sarapan, maka jatah makan 2 anaknya akan berkurang jauh. Bukan karena itu saja. Tapi suaminya termasuk yang yakin bahwa doa orang yang berpuasa, akan jauh lebih dikabulkan Allah.

Istri ini menangis, manakala juga mengingat bahwa suaminya ini adalah tukang kaca keliling pikul. Yang membawa kaca-kaca dagangannya dengan dipikul. (Di dalam Film Kun Fayakuun the movie, diilustrasikan dengan tukang kaca yang pake gerobak).

Masya Allah ya. Kita-kita ini karena banyaknya makanan, jadi susah puasa. Bukan saja susah puasa kali. Susah juga bangun malam. Emang kadang-kadang kekurangan malah membuat orang begitu dekat sama Allah. Adalah sesuatu yang hebat jika kita bisa dekat sama Allah, sedang suasana kita sedang berkecukupan, tidak ada masalah, dan kehidupan lagi sempurna-sempurnanya.

***

Ba’da shubuh, tukang kaca ini jalan. Anak-anaknya, istrinya, mendoakan kepergian tulang punggung keluarga ini. “Hanya Allah yang bisa memberi rizki ayah. Semua doakan ayah ya. Dhuha, shalat fardhu, doakan ayah…”, katanya sambil pamit.

Memang. Bukan karena kaca yang laku lah tukang kaca ini bisa bawa duit. Tapi karena Allah. Kalau sudah karena Allah, maka laku ga laku ini kaca, ga soal. DAN DI SINILAH KITA MULAI BELAJAR BAGAIMANA DOA SECARA AJAIB BEKERJA. Allah kelak akan mengabulkan doa keluarga ini. Dengan cara-cara nya Allah. Tidka harus selalu dengan apa yang diminta oleh manusia sebagai jalan pikiran buat Allah mengabulkan doanya. Dalam kasus ini saya suka mengajarkan kepada diri saya, bahwa kita boleh banget meminta kepada Allah, namun kita tetap tidak dapat mengatur Allah harus begini harus begitu. Yakin saja bahwa Allah akan menyampaikan kita kepada apa yang menjadi doa kita. Prosesnya serahkan kepada Allah. Begitu kurang lebihnya.

PERUMPAMAAN seorang pengemudi taxi pun menjadi tepat. Jika kita percaya kepada si tukang taxi, maka cukup kita sebut alamat kita, dan tinggal tidur saja. Bangun-bangun, udah nyampe. Kadang ga tahu juga dia lewat mana lewat mananya.

***

Melewati zuhur, ini tukang kaca belom ada yang laku kacanya. Subhaanallaah. Bilangan kilometer sudah dia tempuh. Ada cerita mengenaskan. Saking percayanya ada Allah, dia selalu memperdengarkan doanya di depan rumah Allah. Asal ada mushalla atau masjid, dia menepi sebentar. Meski ga masuk, dia berdoa di depan rumah Allah itu. Dengan kesederhanaan berpikirnya, dia meyakini bahwa Allah ada di dalam mushalla atau masjid tersebut, makanya dia berhenti untuk memperdengarkan doanya. Sederhana… “Ya, Allah, tolonglah ada satuuuuu aja kaca saya yang laku, supaya saya bisa membawa uang ke rumah…”.

Pas lohor, dia harus memutar lagi jalan balik. Agar sebelom maghrib sudah sampai di rumah lagi. Tau gak? Sampe menjelang pulang, dan bahkan sampe pulang ke rumah, kacanya tidak ada yang laku juga, dan duit sepeser pun tidak ada yang dia bawa pulang.

Nah, jika cerita ini saya hentikan sampe di sini, apakah doa tidak bekerja? Apakah Allah tidak mendengar doa hamba-Nya? Apakah Allah tidak bisa menjualkan kacanya pak tukang kaca ini? Apakah terlalu sulit buat Allah, ataukah Allah begitu pelit? Ataukah Allah hendak menguji hamba-Nya ini? Atau Anda mau berpendapat? Kiranya saya beri kesempatan dulu buat Saudara semua memberikan pendapat. Silahkan tulisan pendapat Saudara dan kirimkan ke : Modul Kirim Tugas. Kita lanjutkan sesi ini nanti ya. Silahkan tuliskan dulu bagaimana reaksi Saudara, pendapat Saudara, atau apa lah yang kira-kira dipikirkan oleh Saudara. Tukang kaca ini udah begitu hebat pasrahnya dan yakinnya sama Allah. Ga bergantung sama yang lain, dan ga berpaling dari Allah. Dia pun sudah memimpin istrinya dan anak-anaknya juga untuk menghadap kepada Allah. Lalu kenapa masih gagal? Gagal menjual kaca dan gagal bawa uang? Saudara yang pernah membaca buku Wisatahati, lalu membaca selipan kisah ini, udah tahu endingnya. Kalo udah tau, cobalah tulis juga. Sekalian belajar nulis. Amin. Saya tunggu ya.

Berikut tugas enak buat saudara semua. Buka al Qur’an, catat ayat-ayatnya, berikut terjemahannya. Jadikan sebagai arsip pribadi:
- Qs. al Faatihah: 4.
- Qs. al Baqarah: 186.
- Qs. Aali ‘Imroon: 38.
- Qs. al An’aam: 41, 63.
- Qs. al A’roof: 55-56.
- Qs. Qs. at Taubah: 103.
- Qs. Yuunus: 10, 12, 22.
- Qs. Huud: 61.
- Qs. ar Ro’du: 14.
- Qs. Ibroohiim: 39-40.
- Qs. an Naml: 62.
- Qs. al Ankabuut: 65.
- Qs. az Zumar: 8.
- Qs. al Mu’min: 60.
- Qs. Fushshilat: 51.
- Qs. asy Syuuroo: 26.

Nanti kita belajar tentang doa-doa beberapa nabi, dan filosofinya. Insya Allah tulisan-tulisan di Kuliah Online bab Kuliah Doa/Zikir ini, Saudara lebih ketemu persoalan ilmunya, pembahasannya, atau filosofi di balik hikmah doa & zikir. Adapun tentang doa-doanya apa saja untuk urusan ini dan itu, serta zikir ini dan itunya, tidak saya terlalu muat kecuali sedikit saja dan atau sebagai sesuatu yang dibahas.

Semoga artikel dari guru saya ini bermanfaat buat seluruh sahabat yang membaca tulisan ini.

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu watanfariju bihil kurobu watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu wahusnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka. Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.

INFO SHADAQAH

Saya mengajak Anda untuk mendukung pembibitan Penghafal Al-Qur’an yang digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur  dan Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an.

Silahkan sampaikan donasi nya di rekening Sbb :
Atas nama Yayasan Daarul Qur’an Nusantara

Bank
Syariah Mandiri         : A/C. 074 006 5000
BCA                                      : A/C. 603 030 8041
Bank Muamalat                   : A/C. 303 003 3615
Bank Mandiri                       : A/C. 128 000 509 2975
Bank Bukopin Syariah        : A/C. 880 0420 017
Bank Mega Syariah            : A/C. 100 000 6822
Bank BNI Syariah                : A/C. 1699 1699 6
Bank DKI Syariah                : A/C. 701 700 9003
Bank Permata Syariah       : A/C. 97 1010 606
Bank Danamon Syariah     : A/C. 731 34 769
BRI                                        : A/C. 0523 01 0000 34 30 4

Konfirmasikan sedekah Anda melalui sms ke :
081519002828. Untuk konfirmasi sedekah Anda, ketik : Konfirmasi/Nama/Via Bank/Nominal Sedekah/Tanggal Transfer/Nomor Resi/Keterangan Donasi (infak/sedekah/wakaf). Hajat. Lalu kirinkan ke alamat HP tersebut di atas.
 
Semoga para donator dilipatgandakan pahalanya dan disegerakan dengan rizki berlimpah berkah penuh kebaikan. Amin.


Informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi link ini: