Rabu, 26 Maret 2025

JANGAN SAMPAI HAL-HAL YANG SEPELE MEMBINASAKAN ANDA!

Banyak orang bersedih hanya karena hal-hal sepele yang tak berarti. Perhatikanlah orang-orang munafik; betapa rendahnya semangat dan tekad mereka. Berikut ini adalah perkataan-perkataan mereka:

{Janganlah kamu sekalian berangkat (pergi berperang) di dalam panas terik ini.} (QS. At-Taubah: 81)

{Berilah kami izin (tidak pergi berperang) dan janganlah menjadikan saya terjerumus ke dalam fitnah.} (QS. At-Taubah: 49)

{Sesungguhnya rumah-rumah kami terbuka (tidak ada penjaga).} (QS. Al-Ahzab: 13)

{Kami takut akan mendapat bencana.} (QS. Al-Ma'idah: 52)

{Allah dan Rasul-Nya tidak menjanjikan kepada kami melainkan tipu daya.} (QS. Al-Ahzab: 12)

Sungguh, betapa sempitnya hidung-hidung mereka, betapa sengsaranya jiwa-jiwa mereka. Hidup mereka hanya pada sebatas soal perut, piring, rumah dan istana. Mereka tidak pernah mau menengadahkan pandangan mereka ke angkasa kehidupan yang ideal. Mereka juga tak pernah menatap bintang-bintang keutamaan hidup. Kecemasan dan pengetahuan mereka hanya pada soal kendaraan, pakaian, sandal dan makanan.

Coba perhatikan, betapa banyaknya manusia yang hidupnya dari pagi hingga sore hanya disibukkan oleh kecemasan dan kegelisahan mereka agar tidak dibenci isteri, anak atau kerabat dekatnya, atau agar tidak mendapat celaan, atau mengalami keadaan yang menyedihkan.

Ini semua, pada dasarnya justru merupakan musibah besar bagi manusia-manusia seperti itu. Betapa mereka sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan yang lebih mulia yang seharusnya menyibukkan mereka, dan juga kepentingan-kepentingan agung yang seharusnya menyita seluruh waktu mereka.

Padahal, pepatah mengatakan: "Jika air telah keluar dari bejana, hawa kosong akan datang memenuhinya." Maka dari itu, bila Anda juga merasa seperti orang-orang tadi, renungkanlah kembali hal-hal yang selama ini telah menyita perhatian dan hidup Anda, atau bahkan membuat Anda resah setiap saat. Benarkah semuanya itu pantas memperoleh perhatian dan porsi yang sedemikian besar dalam hidup Anda? Mengapa Anda harus rela mengorbankan pikiran, daging darah, ketentraman dan juga waktu hanya untuk persoalan-persoalan sepele tadi?

Ibarat orang berjual beli, apa yang Anda lakukan itu sebenarnya suatu keculasan dan kerugian besar yang dibayar murah. Para ahli jiwa sering mengatakan, "Buatlah batasan yang rasional (wajar) untuk setiap hall"

Dan lebih tepat dari kalimat ini adalah firman Allah,

{Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.} (QS. Ath-Thalaq: 3)

Yakni, letakkanlah setiap persoalan sesuai dengan ukuran, bobot dan kadarnya. Janganlah sekali-kali Anda melakukan kezaliman dan melampaui batas. Ibaratnya, bila tujuan utama orang-orang yang berbakti kepada Allah (ketika berada dibawah sebuah pohon) adalah untuk berjual beli, maka mereka akan mendapatkan ridha Allah. Namun, bila salah seorang dari mereka hanya disibukkan dengan urusan untanya saja, hingga ia tak sempat ikut berjual beli, maka yang akan ia peroleh adalah hanya kebinasaan dan kegagalan.

Abaikanlah hal-hal sepele yang tak penting. Jangan sampai Anda hanya disibukkan olehnya dan waktu Anda habis karenanya. Dengan begitu, niscaya Anda kegundahan dan kecemasan akan selalu menjauhi Anda. Dan Anda pun selalu riang ceria.

 

DR. AIDH AL-QARNI

LA TAHZAN

 

Jumat, 21 Februari 2025

JANGAN MELETAKKAN BOLA DUNIA DI ATAS KEPALA!

Beberapa orang merasa bahwa diri mereka terlibat dalam perang dunia,padahal mereka sedang berada di atas tempat tidur. Tatkala perang itu usai, yang mereka peroleb adalah luka di pencernaan mereka, tekanan darah ringgi dan penyakit aula. Mereka selalu merasa terlibat dengan semua peristiwa. Mereka marah dengan naiknya harga-harga, gusar karena hujan tak segera turun, dan kalang kabut tak karuan karena turunnya nilai mata uang. Mereka selalu berada dalam kegelisahan dan kesedihan yang tak berkesudahan.

{Mereka mengira bahwa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka.} (QS. Al-Munafiqun: 4)

Nasehat saya untuk Anda : jangan meletakkan bola dunia di atas kepala. Biarkan semua peristiwa itu terjadi, dan jangan disimpan di dalam usus. Orang yang memiliki hati seperti bunga karang akan menyerap semua isu dan kasak-kusuk, termakan oleh masalah-masalah kecil, dan mudah terguncang karena peristiwa-peristiwa yang terjadi. Hati seperti ini sangat potensial menjadi awal kehancuran. Mereka yang berpegang pada prinsip yang benar akan senantiasa bertambah keimanannya dengan nasehat-nasehat dan 'Ibrah.

Sedangkan mereka yang berpegang pada prinsip yang lemah akan semakin takut terhadap keguncangan. Di hadapan segala bencana dan musibah, hal yang paling berguna adalah hati yang berani. Seorang pemberani memiliki sikap yang teguh dan emosi yang terkendali, keyakinan yang menancap tajam, syaraf yang dingin dan hati yang lapang. Sedangkan seorang pengecut justru akan membunuh dirinya sendiri berulang kali, setiap hari, dengan pedang khayalan, ramalan, kabar yang tak jelas, dan kasak-kusuk.

Jika Anda menginginkan sebuah kehidupan yang berlandasan kuat, maka hadapilah semua permasalahan dengan keberanian dan ketabahan. Jangan terlalu mudah digoyang oleh mereka yang tidak memiliki keyakinan. Jangan merasa terjepit oleh semua tipu daya mereka. Jadilah orang yang lebih kuat dari peristiwa itu sendiri, lebih kencang dari angin puyuh, dan lebih kuat dari angin topan. Sungguh kasihan mereka yang memiliki hati yang lemah, betapa hari-hari selalu mengguncang dirinya.

{Dan, sungguh kamu akan mendapati mereka, manusia yang paling loba kepada kehidupan (di dunia).} (QS. Al-Baqarah: 96)

Sedangkan orang-orang yang memiliki hati yang kuat akan senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah dan senantiasa yakin dengan janji-Nya.

{Lalu, menurunkan ketenangan atas mereka.} (QS. Al-Fath: 18)

 

>> DR. ‘AIDH AL-QARNI

Minggu, 12 Januari 2025

SABAR ITU INDAH

Bersabar diri merupakan ciri orang-orang yang menghadapi berbagai kesulitan dengan lapang dada, kemauan yang keras, serta ketabahan yang besar. Karena itu, jika kita tidak bersabar, maka apa yang bisa kita lakukan. Apakah Anda memiliki solusi lain selain bersabar? Dan apakab Anda mengetahui senjata lain yang dapat kita gunakan selain kesabaran?

Konon, seorang pembesar negeri ini memiliki 'ladang gembalaan' dan 'lapangan' yang selalu ditimpa musibah; setiap kali selesai dari satu kesulitan, kesulitan yang lain selalu datang mengunjunginya. Meski demikian, ternyata ia tetap berlindung di balik perisai kesabaran dan mengenakan tameng keyakinan kepada Allah.

Demikian itulah orang-orang mulia dan terhormat bertarung melawan setiap kesulitan dan menjatuhkan semua bencana itu terkapar di atas tanah.

Syahdan, ketika menjenguk Abu Bakar yang sedang terbaring sakit, para sahabat berkata kepadanya, "Bolehkah kami panggilkan seorang tabib untuk mengobatimu?"

"Seorang tabib telah memeriksaku!," jawab Abu Bakar.

Para sahabat pun bertanya, "Lalu apa yang ia katakan?"

la berkata, "Sesungguhnya aku boleh melakukan apa saja yang aku mau."

Bersabarlah karena Allah! Dan sebaiknya Anda bersabar sebagaimana kesabaran orang yang yakin akan datangnya kemudahan, mengetahui tempat kembali yang baik, mengharap pahala, dan senang mengingkari kejahatan. Seberapa pun besar permasalahan yang Anda hadapi, tetaplah bersabar. Karena kemenangan itu sesungguhnya akan datang bersama dengan kesabaran. Jalan keluar datang bersama kesulitan. Dan, dalam setiap kesulitan itu ada kemudahan.

Saya pernah membaca biografi sejumlah orang terkenal, dan saya tertegun dengan besarnya kesabaran dan agungnya ketabahan mereka. Deraan musibah itu mereka anggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. Mereka tak tergoyahkan laksana gunung, dan menancap jauh ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat melupakan semua kesedihan itu dan wajah mereka kembali berbinar menyorotkan cahaya kemenangan. Bahkan, ada satu di antara mereka yang tidak hanya cukup bersabar, namun justru menghadang semua bencana itu dan berteriak lantang di hadapan musibah-musibah itu sambil menyatakan tantangannya.

 

DR. ‘AIDH AL-QARNI

 

Sabtu, 04 Januari 2025

"KATAKANLAH: 'BERJALANLAH DI MUKA BUMI!'"

Di antara perkara yang dapat melapangkan dada dan melenyapkan awan kesedihan dan kesusahan adalah berjalan menjelajah negeri dan membaca "buku penciptaan" yang terbuka lebar ini untuk menyaksikan bagaimana pena-pena kekuasaan menuliskan tanda-tanda keindahan di atas lembaran-lembaran kehidupan. Betapa tidak, karena Anda akan banyak menyaksikan taman, kebun, sawah dan bukit -bukit hijau yang indah mempesona.

Keluarlah dari rumah, lalu perhatikan apa yang ada di sekitar Anda, di depan mata Anda, dan di belakang Anda! Dakilah gunung-gunung, jamahlah tanah di lembah-lembah, panjatlah batang-batang pepohonan, reguklah air yang jernih, dan ciumkan hidungmu atas bunga mawar! Pada saat-saat yang demikian itu, Anda akan menemukan jiwa Anda benar-benar merdeka dan bebas seperti burung yang berkicau melafalkan tasbih di angkasa kebahagiaan. Keluarlah dari rumah Anda, tutup kedua mata Anda dengan kain hitam, kemudian berjalanlah di bumi Allah yang sangat luas ini dengan senantiasa berdzikir dan bertasbih.

Mengurung diri dalam kamar yang sunyi bersama kekosongan yang membahayakan merupakan cara ampuh untuk bunuh diri. Kamar Anda bukanlah alam semesta. Dan Anda biikan manusia satu-satunya di alam ini. Karena itu, mengapa Anda harus menyerahkan diri kepada "pembisik-pembisik" kesusahan dan kesedihan? Tidakkah Anda sebaiknya menyatukan pandangan, pendengaran dan hati untuk menyeru kepada diri Anda sendiri,

{Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan ataupun berat.} (QS. At-Taubah: 41)

Marilah sekali-kali kita membaca al-Qur'an di tepi-tepi sungai, di pinggiran hutan yang rimbun, di antara burung-burung yang sedang berkicau membaca untaian puisi cinta, atau di depan gemericik aliran air sungai yang sedang mengisahkan perjalanannya dari dari hulu ke hilir. Menjelajahi pelosok-pelosok negeri merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan. Bahkan, para dokter sudah banyak merekomendasikan kepada mereka yang sedang stres menghadapi suatu persoalan dan tertekan oleh beratnya beban hidup, agar melepaskan semua itu dengan berjalan ke tempat-tempat indah yang tak pernah ia kunjungi.

Karena itu, marilah sesekali kita berjalan menjelajah pelosok negeri untuk mencari ketenangan, bergembira, berpikir, dan sekaligus menghayati ciptaan Allah yang sangat luas ini.

{Dan, mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Rabb kami tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau."} (QS. Ali 'Imran: 191)

 

DR.’AIDH AL-QARNI

 

Jumat, 03 Januari 2025

CUKUPLAH ALLAH MENJADI PENOLONG KAMI DAN ALLAH ADALAH SEBAIK-BAIK PELINDUNG

Menyerahkan semua perkara kepada Allah, bertawakal kepada-Nya, percaya sepenuhnya terhadap janji-janji-Nya, ridha dengan apa yang dilakukan-Nya, berbaik sangka kepada-Nya, dan menunggu dengan sabar pertolongan dari-Nya merupakan buah keimanan yang paling agung dan sifat paling mulia dari seorang mukmin. Dan ketika seorang hamba tenang bahwa apa yang akan terjadi itu baik baginya, dan ia menggantungkan setiap permasalahannya hanya kepada Rabb-nya, maka ia akan mendapatkan pengawasan, perlindungan, pencukupan serta pertolongan dari Allah.

Syahdan, ketika Nabi Ibrahim a.s. dilempar ke dalam kobaran api, ia mengucapkan, "Hasbunalldh wa ni'mal wakil," maka Allah pun menjadikan api yang panas itu dingin seketika. Dan Ibrahim pun tidak terbakar. Demikian halnya yang dilakukan Rasulullah dan para sahabatnya. Tatkala mendapat ancaman dari pasukan kafir dan penyembah berhala, mereka juga mengucapkan, "Hasbunallah wa ni'mal wakil."

{(Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung. Maka mereka kembali dengan nikmat dan karunia (yang besar dari) Allah, mereka tidak mendapat bencana apa-apa, mereka mengikuti keridhaan Allah. Dan, Allah mempunyai karunia yang besar.} (QS. Ali 'Imran: 173-174)

Manusia tidak akan pernah mampu melawan setiap bencana, menaklukkan setiap derita, dan mencegah setiap malapetaka dengan kekuatannya sendiri. Sebab, manusia adalah makhluk yang sangat lemah. Mereka akan mampu menghadapi semua itu dengan baik hanya bila bertawakal kepada Rabb-nya, percaya sepenuhnya kepada Pelindungnya, dan menyerahkan semua perkara kepada-Nya. Karena, jika tidak demikian, jalan keluar mana lagi yang akan ditempuh manusia yang lemah tak berdaya ini saat menghadapi ujian dan cobaan?

{Dan, hanya kepada Allahlah hendaknya kamu bertawakal jika kamu benar-benar beriman.} (QS. Muhammad: 8)

{Dan, orang-orang yang kafir maka kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menghapus amal-amal mereka.} (QS. Al-Ma'idah: 23)

Wahai orang yang ingin menyadarkan dirinya, bertawakallah kepada Yang Maha Kuat dan Maha Kaya yang kekuatan amat besar ada pada-Nya. Itu bila Anda mau keluar dari kesusahan dan selamat dari bencana.

Jadikanlah "hasbunallah wa ni'mal wakil" syiar dan semboyan yang selalu menyelimuti langkah hidup Anda. Jika harta Anda sedikit, hutang Anda banyak, sumber penghidupan Anda kering, dan mata pencaharian Anda terhenti, mengadulah kepada Rabb-mu seraya mengucapkan, "Hasbunallah wa ni'mal wakil."

Jika Anda takut kepada seorang musuh, cemas terhadap perlakuan orang zalim, atau khawatir dengan suatu bencana, maka ucapkanlah dengan tulus kalimat ini: "Hasbunallah wa ni'mal wakil."

{Dan, cukuplah Rabb-mu menjadi Pemberi Petunjuk dan Penolong.} (QS. Al-Furqan: 31)

 

DR. ‘AIDH AL-QARNI

 

Rabu, 01 Januari 2025

SHALAT.... SHALAT....

{Wahai orang-orang yang beriman, mintalah pertohngan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat.} (QS. Al-Baqarah: 153)

Jika Anda diliputi ketakutan, dihimpit kesedihan, dan dicekik kerisauan, maka segeralah bangkit untuk melakukan shalat, niscaya jiwa Anda akan kembali tenteram dan tenang. Sesungguhnya, shalat itu — atas izin Allah — sangatlah cukup untuk hanya sekadar menyirnakan kesedihan dan kerisauan.

Setiap kali dirundung kegelisahan, Rasulullah s.a.w. selalu meminta kepada Bilal ibn Rabbah, "Tenangkanlah kami dengan shalat, wahai Bilal." (Al-Hadits)

Begitulah, shalat benar-benar merupakan penyejuk hati dan sumber kebahagian bagi Rasulullah s.a.w. Saya telah banyak membaca sejarah hidup beberapa tokoh kita. Dan umumnya, mereka sama dalam satu hal: saat dihimpit banyak persoalan sulit dan menghadapi banyak cobaan, mereka meminta pertolongan kepada Allah dengan shalat yang khusyu'.

Begitulah mereka mencari jalan keluar, sehingga kekuatan, semangat dan tekad hidup mereka pun pulih kembali. Shalat Khauf diperintahkan untuk dikerjakan pada saat-saat genting. Yakni ketika nyawa terancam oleh hunusan pedang lawan yang dapat menyebabkan kekalahan. Ini merupakan isyarat bahwa sebaik-baik penenang jiwa dan penentram hati adalah shalat yang khusyu'.

Bagi generasi umat manusia yang sedang banyak menderita penyakit kejiwaan seperti saat ini, hendaklah rajin mengenal masjid dan menempelkan keningnya di atas lantai tempat sujud dalam rangka meraih ridha dari Rabbnya. Dengan begitu, niscaya ia akan selamat dari pelbagai himpitan bencana. Akan tetapi, bila ia tidak segera mengerjakan kedua hal tadi, niscaya air matanya justru akan membakar kelopak matanya dan kesedihan akan mehancurkan urat syarafnya.

Maka, menjadi semakin jelas bahwa, seseorang tidak memiliki kekuatan apapun yang dapat mengantarkannya kepada ketenangan dan ketenteraman hati selain shalat. Salah satu nikmat Allah yang paling besar — jika kita mau berpikir — adalah bahwa shalat wajib lima waktu dalam sehari semalan dapat menebus dosa-dosa kita dan mengangkat derajat kita di sisi Rabb kita. Bahkan, shalat lima waktu juga dapat menjadi obat paling mujarab untuk mengobati pelbagai kekalutan yang kita hadapi dan obat yang sangat manjur untuk berbagai macam penyakit yang kita derita. Betapapun, shalat mampu meniupkan ketulusan iman dan kejernihan iman ke dalam relung hati, sehingga hati pun selalu ridha dengan apa saja yang telah ditentukan Allah.

Lain halnya dengan orang yang lebih senang menjauhi masjid dan meninggalkan shalat. Mereka niscaya akan hidup dari satu kesusahan ke kesusahan yang lain, dari guncangan jiwa yang satu ke guncangan jiwa yang lain, dan dari kesengsaraan yang satu ke kesengsaraan yang lain.

 

DR. AIDH AL-QARNI

Kamis, 26 Desember 2024

MENIKMATI KEHIDUPAN

Terlalu fokus pada permasalahan hidup bisa membuat kita lupa bahwa hidup juga perlu diisi dengan momen-momen santai yang membahagiakan.

Jangan biarkan tekanan mengambil alih, hadapi tekanan ini dengan sikap tenang dan logis. 

Bersantailah sejenak, manjakan dirimu sendiri, karena dalam keramaian hidup, momen-momen santai adalah obat paling mujarab untuk menemukan keseimbangan dan kebahagiaan.

Berbuatlah lebih banyak dari apa yang dimiliki. Bicaralah lebih sedikit dari apa yang diketahui. Tidak usah memamerkan kelebihan baik ibadah harta dan tahta, jika itu belum bisa melihat kesusahan dan merasakan perut yang lapar. Perbuatan adalah cermin dari apa yang dimiliki, tapi apa yang dimiliki belum tentu bisa mencerminkan  perbuatan'.

Semoga Allah SWT menjadikan kita sebagai pribadi yang istiqomah santun pemaaf tawadlu' sabar dan penuh syukur.
 

FHA