Assalamualaikum
warahmatullaahi wabarakatuhu. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim
salaaman taamman ‘alaa sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu
watanfariju bihil kurobu watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu
wahusnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii
washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka.
Aku tinggalkan 2 perkara, yang
jika berpegang pada keduanya, ummatku tidak akan sesat selama-lamanya: Al
Qur’an dan As Sunnah.(Rasulullah Muhammad).
Agak lama dulu
saya memahami hadits tersebut di atas. Apa iya kalo seseorang memegang
Kitabullah dan as Sunnah tidak akan susah hidupnya? Tidak akan menderita? Akan
hidup bahagia? Akan hidup senang?
Ah masa… Begitu
saya berpikir. Waktu demi waktu bergulir. Masa demi masa berjalan.
Subhaanallaah… Ternyata benar. Bukan saja di perkara benar dan salahnya saja
yang kita pegang al Qur’an dan as Sunnah sebagai pegangan. Bukan saja di urusan
halal dan haram yang kita megang al Qur’an dan as Sunnah sebagai pedoman. Bukan
saja arah hidup ke kanan dan ke kiri yang kalau kita megang al Qur’an dan as
Sunnah kita jadi tidak tersesat. Bukan itu saja. Ternyata secara sederhana bila
kita memegang al Qur’an dan as Sunnah, ga usah banyak. 1-2 saja. Subhaanallaah,
bener-bener akan melesat.
Contoh. Di dalam
al Qur’an ada ayat tentang bangun malam. bahkan ini ayat tidak 1 ayat. Lebih
dari 1 ayat. Tapi kemudian seseorang “megang”. Dalam artian, dia mengamalkan
ayat bangun malam ini. Dia shalat malam secara istiqamah setiap malam. Saya
tidak menyangsikan, kebahagiaan, ketenangan, ketentraman, kekayaan, akan Allah
berikan.
Bayangkan tuh.
Hanya 1 ayat saja. Yakni ayat tentang bangun malam.
Ada ayat tentang
sedekah. Pegang satu dah. Amalkan. Amalkan secara istiqamah, terus menerus, dan
ikhlas karena Allah, bukan karena manusia, dan riya. Maka subhaanallaah, ayat
ini akan mengangkat pelakunya.
Demikian juga
hadits. Hadits itu bertebaran. Memandu kita mulai dari bangun tidur, sampe
tidur lagi. Melliputi seluruh kebiasaan Rasul dan apa saja yang harus dilakukan
oleh seorang muslim. Saya pun tidak menyangsikan bahwa jika seseorang hidup
dengan berpedoman pada al Qur’an dan as Sunnah, sungguh benar-benarlah dia
tidak akan tersesat, tidak akan merugi, tidak akan kacau. Bahkan sebaliknya,
bakalan senang dunia akhirat, bahagia lahir batin.
Namun satu hal
hebat yang saya kagumi adalah, ada seseorang yang megang ga banyak nih hadits.
Hanya 1 saja. Tapi ia jadikan hadits ini sebagai amalan sehari-hari sebagai
sunnah Rasul yang ia jalankan, masya Allah, hidupnya terang banget.
Ada yang memegang
benar keharusan taat sama orang tua. Birrul walidain. Wuih, sama orang tua, top
banget dah. Ia jalankan perintah Allah lewat Rasul-Nya, yang juga ada di al
Qur’an selain di as Sunnah. Berbakti sama orang tua. Hidupnya terangkat benar.
Ada saja selalu kemudahan dari Allah.
Ada yang memegang
sedekah sebagai tolak bala. Nyatanya memang demikian.
Ada yang memegang
silaturahim sebagai pembuka rizki. Nyatanya pun memang demikian.
Ada yang memegang
shalat dhuha sebagai pakaian di pagi harinya. Masya Allah benar-benar keangkat
hidupnya.
Dan lain
sebagainya.
Apa yang saya
katakan di sini adalah begitu hebatnya al Qur’an dan as Sunnah. Hingga ia meski
dijalankan “hanya” 1-2 ayat dan 1-2 hadits saja, kehidupan seseorang sudah akan
terangkat.
Tentu saja jangan
Saudara bayangkan bahwa kalimat ini jeplak hitam putih hanya 1-2 saja dan ayat
serta hadits lainnya tidak terjalani atau tidak dijalani. Tentu saja tidak.
Contoh, seseorang yang birrul walidainnya bagus, tentulah menuntut pula
persyaratan semua yang wajib-wajib juga terpenuhi; Shalat lima waktu, puasa di
bulan suci Ramadhan, zakat dan haji jika mampu.
Akhirnya saya
menyadari, bahwa sungguh Maha Benar Allah dan Rasul-Nya. Jika kita mau megang
al Qur’an dan as Sunnah, maka hidup kita akan bahagia. Sebagai kewajaran hidup
seorang anak manusia, maka wajar sajalah jika ada masalah dalam hidupnya. Namun
sebagaimana pegangan anak tangga di tangga yang licin, maka pegangan anak
tangga akan menyelamatkannya. Seseorang yang kehidupannya jauh dari al Qur’an
dan as Sunnah, juga jauh dari isinya, maka dipastikan kegersangan hidup,
kekeringan jiwa, kekacauan berpikir, akan menghantuinya.
Pengen jajal?
Coba saja ga usah shalat. Dalam waktu yang lama, ia akan menemukan kegelisahan
yang berkepanjangan. Bagaimana
dengan yang kafir, yang sama sekali ga shalat? Wuah, itu saya serahkan sama
Saudara jawabannya, he he he. Untuk yang ini, let’s discuss ya.
Bagaimana dengan yang tidak pernah mengeluarkan sedekah dan zakat? Sungguh akan
berpengaruh hebat sekali dalam kehidupannya. Rusak persendian-persendian
hidupnya. Waktunya puasa ga puasa, al Qur’an jarang dibaca, untuk jangka waktu
yang panjang, sungguh hati dan pikirannya akan diliputi kekeringan.
Kiranya, tidak
ada ruginya hidup dengan al Qur’an. Dan tidak ada ruginya hidup dengan as
Sunnah. Apalagi kita-kita ini adalah manusia yang pengen sekali ditolong Allah,
dibahagiakan Allah, disenangkan Allah, dijaga Allah. Ya seyogyanya pula turutin
omongan orang yang paling disayang Allah, dan yang paling benar kalam-Nya:
Berpedomanlah pada al Qur’an dan as Sunnah.
Insya Allah
Saudara akan terbantukan dengan serakan materi-materi lain selain di Kanal
Ihyaa-us Sunnah ini. Ada Kanal al Qur’an, dan lain sebagainya, yang insya Allah
akan saling menyempurnakan materi di setiap kanalnya.
Waba’du, sebagai
penutup kajian ini, saya meminta kepada Saudara-Saudara semua meluangkan waktu
untuk mendekatkan diri dan keluarga kepada al Qur’an dan as Sunnah. Setiap hari
tidak ada hari yang dilewati kecuali membaca al Qur’an dan as Sunnah, meski 1
ayat dan 1 hadits. Baca, pelajari, dan amalkan pelan-pelan. Belilah al Qur’an
terjemahan. Belilah buku-buku hadits terjemahan, jika tidak bisa baca kitab
hadits aslinya. Hafalkan 1 hari 1 ayat, dan hafalkan 1 hari 1 hadits. Boleh
dicoba dari ayat-ayat yang pendek-pendek, dan hadits-hadits yang
populer-populer. Al Qur’an dan as Sunnah adalah bukan bacaan biasa. Keduanya
adalah bacaan yang mulia.
Alhamdulillaahi rabbil
‘alamin. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa
sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu watanfariju bihil kurobu
watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu wahusnul khawaatimi
wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii washahbihii fii kulli
lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka. Wassalamualaikum
warahmatullaahi wabarakatuhu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar