Jumat, 14 Februari 2014

BERPEDOMAN PADA AL QUR’AN DAN AS SUNNAH

Assalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuhu. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu watanfariju bihil kurobu watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu wahusnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka.
 
Aku tinggalkan 2 perkara, yang jika berpegang pada keduanya, ummatku tidak akan sesat selama-lamanya: Al Qur’an dan As Sunnah.(Rasulullah Muhammad).
 
Agak lama dulu saya memahami hadits tersebut di atas. Apa iya kalo seseorang memegang Kitabullah dan as Sunnah tidak akan susah hidupnya? Tidak akan menderita? Akan hidup bahagia? Akan hidup senang?

Ah masa… Begitu saya berpikir. Waktu demi waktu bergulir. Masa demi masa berjalan. Subhaanallaah… Ternyata benar. Bukan saja di perkara benar dan salahnya saja yang kita pegang al Qur’an dan as Sunnah sebagai pegangan. Bukan saja di urusan halal dan haram yang kita megang al Qur’an dan as Sunnah sebagai pedoman. Bukan saja arah hidup ke kanan dan ke kiri yang kalau kita megang al Qur’an dan as Sunnah kita jadi tidak tersesat. Bukan itu saja. Ternyata secara sederhana bila kita memegang al Qur’an dan as Sunnah, ga usah banyak. 1-2 saja. Subhaanallaah, bener-bener akan melesat.

Contoh. Di dalam al Qur’an ada ayat tentang bangun malam. bahkan ini ayat tidak 1 ayat. Lebih dari 1 ayat. Tapi kemudian seseorang “megang”. Dalam artian, dia mengamalkan ayat bangun malam ini. Dia shalat malam secara istiqamah setiap malam. Saya tidak menyangsikan, kebahagiaan, ketenangan, ketentraman, kekayaan, akan Allah berikan.

Bayangkan tuh. Hanya 1 ayat saja. Yakni ayat tentang bangun malam.

Ada ayat tentang sedekah. Pegang satu dah. Amalkan. Amalkan secara istiqamah, terus menerus, dan ikhlas karena Allah, bukan karena manusia, dan riya. Maka subhaanallaah, ayat ini akan mengangkat pelakunya.

Demikian juga hadits. Hadits itu bertebaran. Memandu kita mulai dari bangun tidur, sampe tidur lagi. Melliputi seluruh kebiasaan Rasul dan apa saja yang harus dilakukan oleh seorang muslim. Saya pun tidak menyangsikan bahwa jika seseorang hidup dengan berpedoman pada al Qur’an dan as Sunnah, sungguh benar-benarlah dia tidak akan tersesat, tidak akan merugi, tidak akan kacau. Bahkan sebaliknya, bakalan senang dunia akhirat, bahagia lahir batin.
Namun satu hal hebat yang saya kagumi adalah, ada seseorang yang megang ga banyak nih hadits. Hanya 1 saja. Tapi ia jadikan hadits ini sebagai amalan sehari-hari sebagai sunnah Rasul yang ia jalankan, masya Allah, hidupnya terang banget.

Ada yang memegang benar keharusan taat sama orang tua. Birrul walidain. Wuih, sama orang tua, top banget dah. Ia jalankan perintah Allah lewat Rasul-Nya, yang juga ada di al Qur’an selain di as Sunnah. Berbakti sama orang tua. Hidupnya terangkat benar. Ada saja selalu kemudahan dari Allah.

Ada yang memegang sedekah sebagai tolak bala. Nyatanya memang demikian.

Ada yang memegang silaturahim sebagai pembuka rizki. Nyatanya pun memang demikian.

Ada yang memegang shalat dhuha sebagai pakaian di pagi harinya. Masya Allah benar-benar keangkat hidupnya.
Dan lain sebagainya.

Apa yang saya katakan di sini adalah begitu hebatnya al Qur’an dan as Sunnah. Hingga ia meski dijalankan “hanya” 1-2 ayat dan 1-2 hadits saja, kehidupan seseorang sudah akan terangkat.

Tentu saja jangan Saudara bayangkan bahwa kalimat ini jeplak hitam putih hanya 1-2 saja dan ayat serta hadits lainnya tidak terjalani atau tidak dijalani. Tentu saja tidak. Contoh, seseorang yang birrul walidainnya bagus, tentulah menuntut pula persyaratan semua yang wajib-wajib juga terpenuhi; Shalat lima waktu, puasa di bulan suci Ramadhan, zakat dan haji jika mampu.

Akhirnya saya menyadari, bahwa sungguh Maha Benar Allah dan Rasul-Nya. Jika kita mau megang al Qur’an dan as Sunnah, maka hidup kita akan bahagia. Sebagai kewajaran hidup seorang anak manusia, maka wajar sajalah jika ada masalah dalam hidupnya. Namun sebagaimana pegangan anak tangga di tangga yang licin, maka pegangan anak tangga akan menyelamatkannya. Seseorang yang kehidupannya jauh dari al Qur’an dan as Sunnah, juga jauh dari isinya, maka dipastikan kegersangan hidup, kekeringan jiwa, kekacauan berpikir, akan menghantuinya.

Pengen jajal? Coba saja ga usah shalat. Dalam waktu yang lama, ia akan menemukan kegelisahan yang berkepanjangan. Bagaimana dengan yang kafir, yang sama sekali ga shalat? Wuah, itu saya serahkan sama Saudara jawabannya, he he he. Untuk yang ini, let’s discuss ya. Bagaimana dengan yang tidak pernah mengeluarkan sedekah dan zakat? Sungguh akan berpengaruh hebat sekali dalam kehidupannya. Rusak persendian-persendian  hidupnya. Waktunya puasa ga puasa, al Qur’an jarang dibaca, untuk jangka waktu yang panjang, sungguh hati dan pikirannya akan diliputi kekeringan.

Kiranya, tidak ada ruginya hidup dengan al Qur’an. Dan tidak ada ruginya hidup dengan as Sunnah. Apalagi kita-kita ini adalah manusia yang pengen sekali ditolong Allah, dibahagiakan Allah, disenangkan Allah, dijaga Allah. Ya seyogyanya pula turutin omongan orang yang paling disayang Allah, dan yang paling benar kalam-Nya: Berpedomanlah pada al Qur’an dan as Sunnah.

Insya Allah Saudara akan terbantukan dengan serakan materi-materi lain selain di Kanal Ihyaa-us Sunnah ini. Ada Kanal al Qur’an, dan lain sebagainya, yang insya Allah akan saling menyempurnakan materi di setiap kanalnya.

Waba’du, sebagai penutup kajian ini, saya meminta kepada Saudara-Saudara semua meluangkan waktu untuk mendekatkan diri dan keluarga kepada al Qur’an dan as Sunnah. Setiap hari tidak ada hari yang dilewati kecuali membaca al Qur’an dan as Sunnah, meski 1 ayat dan 1 hadits. Baca, pelajari, dan amalkan pelan-pelan. Belilah al Qur’an terjemahan. Belilah buku-buku hadits terjemahan, jika tidak bisa baca kitab hadits aslinya. Hafalkan 1 hari 1 ayat, dan hafalkan 1 hari 1 hadits. Boleh dicoba dari ayat-ayat yang pendek-pendek, dan hadits-hadits yang populer-populer. Al Qur’an dan as Sunnah adalah bukan bacaan biasa. Keduanya adalah bacaan yang mulia.

Alhamdulillaahi rabbil ‘alamin. Allahumma shalli shalatan kamilatan wasallim salaaman taamman ‘alaa sayyidina Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu watanfariju bihil kurobu watuqdhaa bihil hawaa-iju watunaalu bihir raghaa-ibu wahusnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihii washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’aadadi kulli ma’luumil laka. Wassalamualaikum warahmatullaahi wabarakatuhu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar