Assalamualaikum
warahmatullahi wa barakatuhu. Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa
sallim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa
Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho
bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal
ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin
wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillaka.
Saudaraku,…
Saya ingin mengakhiri sharing saya, dengan mengatakan, bahwa kita ga usah
khawatir dengan kelakuan, nasib, perbuatan, anak-anak kita. Pertama, mereka berproses.
Dari maen, sampe belajar tentang kehidupan. Hidup mereka pun mungkin akan
berwarna seperti kita, bukan hitam putih saja. Tapi ada merah, abu-abu, kuning,
dan lain-lain.
Kadang anak kita mungkin nanti akan tersesat, dan sebagainya. Kenapa kita
ga usah khawatir? Dan kapan? Yakni saat saudara, saya, kita semua, sebagai
ayah, sebagai ibu, bisa memastikan bahwa kita benar-benar merapat kepada Allah.
Seraya memastikan bahwa makanan untuk anak-anak kita adalah halal. Plus
barangkali uswatun hasanah saat kita udah jadi ayah dan ibu ini.
Masya Allah malu saya bicara ini. Malu. Tapi saya harus bicara. Agar diri
saya juga insyaf. Bangun malam, shubuh berjamaah, dan lain-lain, yang walaupun
anak kita ga liat, namun energinya nyampe. Dan satu lagi, kapan kita harus
khawatir? Terhadap nasib anak-anak kita, kelakuan anak-anak kita? Yakni
manakala kita mendapati diri kita ga berdoa sepenuh hati, ga bershalawat, ga
shalat sunnah hajat khusus, ga tahajjud, dan ga mendoakan anak-anak kita. Saat
kita putus dari hubungan dengan Allah, yang menciptakan anak kita dan
menitipkannya, maka habislah kita, dan kemungkinan habis pula anak-anak kita.
Saya sering katakan kepada para wali santri di pesantren, bahwa kewajiban yang
begini gini, ga selesai dengan sudah menyerahkan urusan pendidikan dan akhlak
anak ke pesantren. Seraya saya berpesan sangat kepada pimpinan-pimpinan
pesantren dan guru-guru di pesantren saya khususnya, agar melakukan hal yg
sama, untuk anak-anak para wali santri yang dititipkan ke pundak semua pimpinan
dan guru. Masya Allah dah.
Ok, udah maghrib. Silahkan ringankan ayunan langkah ke masjid Allah. Di
masjid-Nya, Allah menunggu kita mengadu. Bukan hanya tentang anak-anak kita,
tapi juga mengadu untuk segala urusan kita. Selamat menunaikan ibadah shalat
maghrib berjamaah. Mudah-mudahan isya bisa berjamaah, shubuh berjamaah, dan seterusnya
berjamaah. Doa khusus, shalawat khusus, tambahin jg shalat-shalat sunnah khusus,
untuk mengawal doa-doa khusus kita untuk anak-anak kita. Titip doa untuk saling
mendoakan.
Allaahumma
shalli shalaatan kaamilatan wa sallim
salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu bihil
‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho bihil hawaaiju wa tunaalu
bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa
‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’adadi kulli
ma’lumillaka. Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu.
Tulisan ini dikutip dari : http://www.yusufmansur.com
Diedit ulang oleh : http://souldiaryofislam.blogspot.com