Jumat, 17 April 2009

MENGHARAP RIDHA ALLAH

Saudaraku,... Apakah Anda pernah menyadari bahwa kekuatan terbesar seorang muslim untuk mendekat kepada Tuhannya adalah ridha Allah SWT terhadap kehidupan yang ia jalani? Untuk mengetahui kekuatan ini seseorang haruslah mampu mengenali dirinya sendiri, terutama tujuan hidupnya. Apa yang sebenarnya kita cari dalam hidup ini dan apa saja yang telah kita lakukan untuk mencapainya? Berhati-hatilah menentukan tujuan hidup Anda, karena masa depan akhirat Anda bergantung kepada tujuan-tujuan tersebut. Tujuan kehidupan manusia dibedakan menjadi dua bagian. Bagian pertama, tujuan tersebut diletakkan pada sisi keduniaan. Hal-hal yang melingkupi bagian ini adalah kecenderungan yang besar kepada perkara-perkara duniawi. Maka perbuatan-perbuatan maupun amalan ibadah yang dilakukan pada akhirnya selalu berujung pada pengharapan kepada makhluk dan nilai-nilai kebendaan yang fana. Dan orang-orang yang selalu berkutat dengan tujuan-tujuan ini tidak akan merasa terpuaskan, walupun seluruh dunia sudah berada di dalam genggamannya. Yang lebih menakutkan lagi, ridha Allah tidak pernah melingkupi tujuan-tujuan ini. Sedangkan pada bagian yang kedua, tujuan-tujuan tersebut diletakkan pada sisi akhirat. Seseorang yang menetapkan tujuan hidupnya pada bagian ini akan memiliki kecenderungan yang kuat kepada Tuhannya. Diantaranya diwujudkan dalam amalan-amalan akhirat yang intens. Tujuan-tujuannya senantiasa berkaitan dengan keridhaan Allah. Apa yang dilakukan hari ini maupun esok hari haruslah seirama dengan kehendak-kehendak Allah. Sehingga amal perbuatannya akan terpelihara dari kesia-siaan. Abdul Wahid bin Zaid ra berkata, “Ridha merupakan merupakan pintu Allah yang terbesar, surga dunia, dan kenyamanan para ahli ibadah.” Ungkapan ini memiliki tiga alasan yang menjelaskan mengapa orang yang beriman sangat mengharapkan ridha Allah terhadap kehidupan yang mereka jalani. Alasan yang pertama menyebutkan bahwa ridha Allah adalah pintu Allah yang terbesar. Pintu ini mendekatkan seorang hamba dalam penghambaannya kepada Sang Khaliq. Renungkanlah bagaimana ridha Allah SWT melingkupi hamba-hamba-Nya. Seorang muslim harus mampu menepati perjanjiannya dengan Allah terhadap kebenaran yang datang dari Tuhannya. Bersamaan dengan ketaatan ini, maka Allah akan meridhai setiap helaan nafasnya. Dan ketika Allah memberikan pintu ridha-Nya, maka tidak ada sesuatu hal pun yang mampu membuatnya bersedih. Kesusahan dan kepayahan hidup yang ia alami seperti garam yang terlarut dalam lautan, kesusahan tersebut tenggelam dalam kesenangan mendapat perhatian dari Tuhannya. Kedekatan dengan Allah dan ridha yang menyertainya jauh lebih besar dari penderitaan yang dialami manusia. Sehingga baginya tidak ada kebahagiaan yang lebih besar daripada kedekatan dengan Allah SWT. Pada tingkatan yang lebih tinggi, seorang muslim bahkan tidak peduli apakah ia akan masuk neraka atau surga. Karena baginya keridhaan Allah SWT jauh lebih mahal dan bernilai daripada keindahan-keindahan surga. Karena ia pun mengetahui bagi hamba Allah yang mampu meridhai setiap ketetapan Allah dengan baik dan Allah pun ridha dengan penghambaanya, maka Allah akan memberikan kepadanya nikmat yang jauh lebih besar dan menyenangkan daripada surga. Kebahagiaan itulah yang sebenarnya sangat diharapkan oleh setiap muslim di dunia. Alasan yang kedua menyebutkan bahwa ridha Allah adalah surga dunia. Sesungguhnya apabila Allah SWT telah berketetapan memberikan kekuatan ridha kepada hamba-Nya, maka dunia tidak akan mampu menekan hidupnya. Ia hanya melihat dunia sebagai kesenangan-kesenangan yang diberikan oleh Tuhannya. Ia hanya menemukan dunia sebagai rangkaian kebahagiaan. Meskipun dalam pandangan orang lain ia tampak sebagai orang yang kekurangan. Jika ia adalah orang yang miskin dalam pandangan dunia, maka ia adalah orang miskin yang berkecukupan dengan hartanya yang sedikit. Demikian juga apabila ia memiliki harta yang berlimpah, maka hartanya sungguh tidak akan membebani dirinya. Orang yang ridha terhadap keputusan maupun ketetapan Allah dan Allah pun ridha terhadap terhadap dirinya, maka surga dunia akan melingkupi setiap sisi kehidupannya. Hidupnya dipenuhi dengan kebahagiaan dan barokah yang tidak ada henti-hentinya. Sedangkan alasan yang ketiga menyebutkan bahwa ridha merupakan kenyamanan ahli ibadah. Sebagian besar saudara kita belum benar-benar menyadari tentang kenyamanan maupun kegelisahan yang akan mendatangi kehidupan ibadah mereka. Keridhaan manusia terhadap kehidupan yang sedang mereka jalani akan memberikan kenyamanan dan kedamaian saat mereka beribadah kepada Allah, baik ibadah yang terkait langsung dengan Allah maupun ibadah-ibadah yang berhubungan dengan manusia. Ada semacam jaminan bahwa ketika mereka ridha dengan ketetapan Tuhannya, maka kehidupan mereka akan dijaga oleh Tuhannya. Tentang bagaimana Allah menjaga kehidupan mereka, hanya mereka sendiri yang mengetahui. Sekarang saya ingin mengajak Anda mengkondisikan diri Anda dalam kenyamanan beribadah kepada Allah. Yang pertama, Anda yakinkan diri Anda bahwa setiap hari, termasuk hari ini, Anda tidak pernah kekurangan nikmat dari Allah. Lalu selanjutnya pikirkanlah mengenai ibadah-ibadah yang Anda lakukan dan tujuan-tujuan yang hendak dicapai. Dan yang terakhir, buatlah kesimpulan atas diri Anda dalam kedudukannya sebagai hamba Allah. Saudaraku, ... Perasaan nyaman dalam setiap kondisi baik itu yang berkaitan dengan kehidupan rohani maupun jasmani, bergantung kepada perasaan berkecukupan pada setiap manusia. Semakin kuat kesadaran terhadap kenikmatan atau kesenangan yang diperoleh maka perasaan nyaman terhadap hidup yang sedang dijalani pun akan semakin kuat. Dalam hubungannya dengan kenyamanan beribadah kepada Allah, faktor ini mutlak harus dipenuhi. Ketika Anda mengerjakan shalat atau berdizikir, maka pusatkanlah setiap kesadaran tehadap kekuasaan Allah yamg membuat Anda mampu melakukan amal perbuatan tersebut. Bergembiralah terhadap kekuatan iman dan Islam Anda, kemampuan finansial Anda, kesehatan Anda maupun keluarga Anda yang menyenangkan. Apabila kesadaran ini sudah sangat mengakar di dalam hati kita, maka shalat, dzikir, puasa maupun ibadah-ibadah yang lainnya akan terasa sangat menyenangkan. Sudahkah Anda memikirkan amal perbuatan Anda hari ini atau hari-hari sebelumnya atau pada masa yang akan datang? Mata hati Anda akan selalu menemukan keridhaan Allah di setiap sisi kehidupan Anda. Sungguh Anda tidak akan merasa susah ketika sampai pada titik ini. Ketika Anda shalat, maka tanamkanlah dalam hati Anda bahwa saat ini tidak ada yang dapat mengganggu Anda berdekatan demgan Allah. Ayolah sampaikan pada Allah apa yang membebani hidup Anda. Allah pasti tidak akan keberatan melepaskan beban Anda atau menggembirakan hidup Anda atau menghilangkan kedukaan Anda. Jadikanlah shalat Anda tidak hanya sekedar menggugurkan kewajiban menegakkan agama Anda, tetapi jadikanlah pula sebagai kegembiraan bagi Anda berdekatan dengan Allah. Ingatlah, apabila Anda bergembira berdekatan dengan Allah, maka Anda pun akan bergembira menjalani kehidupan Anda. Karena Allah tidak akan membiarkan dunia membebani orang-orang yang bergembira berdekatan dengan-Nya. Jadikanlah juga puasa Anda sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah secara penuh. Pada saat Anda berpuasa sebenarnya Anda diajak untuk mengenali diri Anda sendiri, yang pada akhirnya akan menuntun Anda untuk mengenali Allah dan sifat-sifat-Nya. Bukankah ketika Anda berpuasa Anda merasa lemah dan tidak bertenaga hanya karena hari itu Anda tidak diperboleh makan dan minum hingga waktu berbuka tiba? Dan bukankah saat itu pula Anda lebih mudah mengenali Allah dan kebesaran-kebesaran-Nya? Bahwa Allah tidak seperti makhluk-Nya. Allah berkuasa untuk membuat Anda lemah dan tidak berdaya, dan Allah juga berkuasa untuk membangkitkan Anda dari kepayahan. Pada titik inilah Anda seharusnya mampu mengenali tujuan-tujuan Anda. Dan menanyakan kepada diri Anda sendiri apakah ibadah-ibadah yang Anda lakukan mengarahkan diri Anda kepada tujuan-tujuan tersebut. Proses perenungan itulah yang harus benar-benar kita pahami. Hal ini pada akhirnya akan mengarahkan Anda kepada kesimpulan mengenai kedudukan Anda sebagai hamba Allah. Menjadi hamba Allah berarti Anda menerima dengan kegembiraan apa pun yang ditetapkan Allah bagi Anda. Anda tetap shalat dengan kerinduan yang menggebu-gebu kepada Allah ketika Anda kepayahan menjalani hidup ini. Anda tetap berpuasa dengan cinta yang meluap-luap kepada Allah, ketika tubuh Anda didera masalah yang tidak pernah berhenti. Dan Anda juga tetap berada di jalan-Nya meskipun hari ini Anda adalah seorang fakir yang terlantar. Tetapi jika Anda menemukan diri Anda tidak sepenuhnya menerima ketetapan Allah yang diberlakukan bagi Anda dan hamba-hamba-Nya yang lain, maka perbaikilah hubungan Anda dengan Allah. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Barangsiapa memperbaiki hubungannya dengan Allah maka Allah akan menyempurnakan hubungannya dengan manusia. Barangsiapa memperbaiki apa yang dirahasiakannya maka Allah akan memperbaiki apa yang dilahirkannnya (terang-terangan).” (HR. Hakim ). Para sahabat Rasulullah Saw adalah pribadi yang benar-benar paham tentang kekuatan ridha. Karena itu pula, kita mengenal mereka sebagai kekuatan Islam yang luar biasa. Mereka mencintai Allah, mereka mencintai utusan-Nya, mereka mencintai jalan-Nya, mereka mencintai keputusan-Nya dan mereka juga mencintai ketetapan-Nya. Hal ini setidaknya dapat terlihat dari ucapan-ucapan mereka. Abu Darda ra. pernah mengungkapkan bahwa apabila Allah menetapkan suatu keputusan, Ia menyukai bila keputusan-Nya itu diridhai oleh manusia. Senada dengan Abu Darda ra, Ibnu Mas’ud ra berkata, “Sesungguhnya berkat kebijaksanaan dan keadilan-Nya, Allah menjadikan ketentraman dan kegembiraan berada dalam keyakinan dan ridha, dan menjadikan kegundahan dan kesedihan berada dalam keraguan.” Sedangkan Umar bin Khaththab ra berkata, “Sesungguhnya semua kebaikan itu terletak pada ridha. Jika engkau memiliki kemampuan untuk meraihnya, maka raihlah ridha itu; dan jika engkau tidak mampu, maka bersabarlah!” Saudaraku,... Cintailah Allah dengan mencintai ketetapan dan keputusan-Nya. Ridhailah apa yang diberlakukan Allah bagi Anda, maka Allah pun meridhai kehidupan Anda. Dan ketika Allah meridhai hidup Anda, sungguh Anda adalah orang yang paling kaya. Dalam keadaan seperti itu, Anda seperti memperoleh kekuatan yang akan menegakkan punggung Anda dan menguatkan pijakan Anda pada jalan yang lurus. Selanjutnya dengan kekuatan ridha yang luar biasa tersebut, Anda dapat berjihad menegakkan Islam kapanpun dan dimana pun Anda berada. Dan tetaplah tersenyum saudaraku. Allah SWT akan memberikan balasan yang menyenangkan bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar