Jumat, 17 April 2009

MEMBANGKITKAN KEKUATAN SYAHADAT

Saudaraku… Belakangan ini banyak kejadian di kalangan umat muslim yang melukai hati kita. Sebagian saudara kita telah menganggap sepele persaksian atas keesaan Allah SWT dan kebenaran Muhammad Saw sebagai utusan-Nya. Syahadat yang diucapkan lambat laun menjadi sangat buruk bahkan kemudian tidak memiliki makna sama sekali. Inilah yang menjadi alasan utama bagi kita untuk memurnikan dan menemukan hakekat-hakekatnya. Kalimat syahadat adalah sebuah persaksian atau pengakuan kebenaran manusia bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad adalah utusan Allah. Seseorang yang dengan sukarela dan sepenuh hati mengucapkan kalimat syahadat maka ia harus menetapkan diri dalam Rukun Iman yang selanjutnya, seperti mengerjakan shalat, menunaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan mengerjakan ibadah Haji apabila mampu. Selain itu ia juga tidak boleh memalingkan wajahnya dari Rukun Iman (Iman kepada Allah, iman kepada malaikat Allah, iman kepada kitab-kitab Allah, iman kepada utusan-utusan Allah, iman kepada hari akhir dan iman kepada ketentuan dan ketetapan Allah). Sesungguhnya apabila syahadat Anda semakin kuat tertanam di hati Anda, maka iman dan amalan ibadah Anda akan semakin hebat mempengaruhi kualitas hidup Anda. Apabila syahadat Anda seperti tanaman yang lapuk akarnya, maka waspadalah. Karena iblis akan menyerang Anda dengan dunia dan kesenangan-kesenangannya. Dan inilah yang akan membuat Anda dan saudara-saudara kita kehilangan keseimbangan untuk menegakkan Islam. Karena itu apabila Anda hendak bersyahadat maka jadikanlah syahadat Anda sekokoh gunung, sedalam samudra, dan seluas langit. Sesungguhnya apabila syahadat Anda sekokoh gunung, maka iblis pun gentar mendekati Anda. Apabila iblis hendak meniup syahadat Anda dengan godaan-godaannya, maka tiupannya akan kembali kepadanya berupa angin topan yang sangat keras. Ketahuilah, kalimat syahadat Anda tidak akan runtuh oleh terpaan petir, hujan maupun badai yang sangat kencang. Apapun yang menekan hidup Anda tidak akan mampu melemahkan syahadat Anda. Ia akan menegakkan ibadah duniawi dan akhirat Anda, menguatkan pijakan Anda pada jalan kebenaran dan menguatkan akar cinta kepada Allah SWT dan Rasul-Nya. Sesungguhnya apabila kalimat syahadat Anda sedalam samudra, maka Anda dapat menampung air bah dari seluruh dunia dalam ketaatan yang sebenarnya. Dan dengan ketaatan itulah Anda akan mampu mengendalikan dunia dan nafsu yang menyertainya ke dalam syahadat Anda. Dunia tidak akan mampu menundukkan dan menenggelamkan Anda ke dalam genangan-genangannya. Tetapi jika syahadat Anda layaknya sungai yang dangkal, maka air bah dunia akan menenggelamkan Anda hingga Anda tidak sempat bernafas, lalu Anda kehilangan eksistensi di dunia ini. Yang dimaksud dengan eksistensi di sini adalah Anda berada di dunia ini bukan untuk kebingungan mencari tujuan, tetapi memantapkan diri dengan semua potensi yang Anda miliki untuk mencapai tujuan-tujuan Anda. Dan tujuan-tujuan itu akan semakin menjauh apabila Anda sendiri terlena oleh kesenangan dunia yang datang kepada Anda. Pada titik akhir Anda akan kehilangan semangat kalimat syahadat yang Anda ucapkan. Jika Anda berada dalam keadaan seperti itu, maka Anda seperti menukar Tuhan dengan harta dan kemewahan. Sesungguhnya apabila syahadat Anda seluas langit, maka dada Anda pun akan terasa lapang menampung semua kotoran dunia yang membumbung kepada keyakinan Anda. Sehingga nafas Anda pun tidak terasa sesak oleh polusi yang ditimbulkannya. Bahkan karena keluasan syahadat Anda, kotoran-kotoran tersebut akan dinetralisir menjadi kepingan-kepingan kebaikan. Sebaliknya, jika syahadat Anda tidak lebih luas dari kamar pribadi Anda, maka dada Anda pun menjadi sangat sempit untuk menampung semua kotoran dunia yang memasukinya. Dan akhirnya Anda akan terkungkung oleh kotoran-kotoran tersebut. Saudaraku… Tetapkanlah syahadat Anda menjadi kalimat syahadat yang sekokoh gunung, sedalam lautan maupun seluas langit. Agar keyakinan Anda pun terpatri dengan sangat kuat di dalam tubuh Anda. Yakinkan pula dalam panca indra Anda dan perasaan Anda bahwa tidak ada Tuhan selain Allah SWT dan Muhammad Saw adalah kekasih dan utusan-Nya. Lalu berjalanlah di jalan yang lurus sebagai golongan orang-orang yang bersyahadat secara kaffah. Selain itu, pemahaman mengenai syahadat juga harus dilanjutkan kepada pengenalan hakekat-hakekatnya. Kalimat syahadat sebenarnya memiliki makna yang sangat luas. Ari Ginanjar Sebastian mengungkapkan bahwa kalimat syahadat apabila dipahami dengan intensif, ia akan memberikan energi yang luar bisa bagi Anda. Di dalamnya terdapat nilai-nilai yang mampu menumbuhkembangkan iman dan Islam seorang muslim. Yang pertama adalah menetapkan misi kehidupan Anda. Orang yang bersyahadat adalah orang yang dengan sepenuh hati menetapkan misi perjalanan hidup untuk mengabdi kepada Allah SWT. Persaksiannya terhadap keesaan Allah melahirkan sebuah orientasi hidup yang jelas, yaitu mengoptimalkan semua potensi untuk kebaikan diri sendiri maupun orang lain. Menempatkan Allah sebagai satu-satunya tujuan sebenarnya untuk memberi batasan-batasan yang dipenuhi oleh tujuan tersebut. Sehingga tidak dibenarkan apabila misi (sasaran) hidup ini dicapai dengan menyekutukan-Nya. Sekali lagi, misi kehidupan orang-orang yang bersyahadat adalah mengabdikan diri kepada Allah secara kaffah, dengan menjadikan diri mereka bermanfaat bagi diri mereka sendiri, keluarga, lingkungan, bangsa maupun agamanya. Sesungguhnya orang-orang yang sadar dengan tujuan-tujuan hidup ini adalah manusia yang penuh semangat mengerjakan jihad untuk meninggikan nama Allah. Apapun potensi yang melekat pada dirinya dapat dijadikan amunisi untuk mencapai tujuan-tujuan tersebut. Harta yang berlimpah, ilmu yang bermanfaat, tenaga yang berguna, hati yang bersemangat dan kekuasaan-kekuasaan adalah sedikit dari banyak potensi yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan kalimat syahadat. Dan siapapun yang mengabdikan diri kepada Allah paling baik, maka ia akan memperoleh keberuntungan yang besar. Yang kedua, membulatkan tekad untuk bersujud hanya kepada Allah. Orang-orang yang bersyahadat adalah manusia yang menempatkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan. Mereka bersujud kepada Allah dalam tiga bentuk, yaitu dengan mata hati mereka, dengan ucapan-ucapan mereka dan dengan amal perbuatan mereka. Mereka tidak akan puas apabila hanya hati mereka yang bersujud, sementara ucapan dan amal perbuatan mereka meniadakannya. Mereka juga belum bahagia, apabila hanya ucapan yang mengikuti hati untuk bersujud kepada Allah. Jika ketiganya telah sepakat untuk bersujud kepada Allah maka itulah kebahagiaan yang sesungguhnya. Ketika Anda bersujud kepada Allah, maka yakinlah Anda akan merasa sangat kaya dan tidak membutuhkan apa-apa lagi. Bersujud kepada Allah SWT berarti Anda menyerahkan diri kepada ketetapan Allah, keputusan Allah, maupun kehendak-kehendak-Nya. Apapun kesusahan dan kesenangan yang mendekati Anda, Anda tetap bersujud kepada Allah dengan kenikmatan yang besar. Anda juga tidak menganggap remeh pertemuan Anda dengan Allah ketika mengerjakan sholat, dibandingkan dengan kebutuhan-kebutuhan Anda terhadap dunia. Allah SWT berfirman, “Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan dia Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Ali Imran : 18 ). Pernyataan Allah SWT di atas menegaskan bahwa tidak ada sesuatu pun yang dapat memaksa kita untuk menyekutukan-Nya. Ia adalah Dzat yang Esa dan tidak berbilang, kekuasaannya lebih luas dari negara atau kerajaan manapun di dunia, dan keadilannya meliputi semua makhluk-Nya, baik yang tampak maupun tersembunyi, baik yang mukmin maupun yang kafir, yang kaya maupun yang miskin, dan makhluk-makhluk lain yang belum terpikirkan oleh kita. Maka bersujudlah kepada Allah dengan kecintaan yang besar. Yang ketiga adalah menyerap dan mengingat sifat-sifat Allah yang luhur. Orang-orang yang bersyahadat adalah manusia yang sangat mengenal Allah. Ia bersujud kepada Allah SWT karena ia mengetahui dengan pasti bahwa tidak ada sesuatu pun yang layak disembah melainkan Allah. Keimanan kepada Allah menegakkan pilar-pilar tauhid. Setidaknya terdapat 13 sifat bagi Allah yang perlu diketahui oleh orang-orang yang mengesakan-Nya. Diantaranya adalah Allah Maha Ada (Wujud), Allah Maha Terdahulu dan Tidak Berawal (Qidam), Allah Maha Kekal dan Tidak Berakhir (Baqa), Allah Maha Berbeda dari makhluk-Nya, Allah Maha Berdiri Sendiri (Qiyamuhu binafsihi), Allah Maha Esa (Wahdaniyah), Allah Maha Kuasa (Al-Qudrat), Allah Maha Berkehendak (Iradat), Allah Maha Mengetahui (‘Aliimun), Allah Maha Hidup (Al-Hayat), Allah Maha Mendengar (Samii’un), Allah Maha Melihat (Bashiirun)dan Allah Maha Berfirman (Mutakalliman). Ketiga belas sifat Allah ini harus benar-benar ditanamkan di hati, agar kekuatan syahadat yang kita ucapkan mampu memaksimalkan ikhtiar-ikhtiar kita untuk mendekati Allah. Selain itu, Allah juga memiliki nama-nama yang indah yang kita kenal dengan sebutan Asma’ul Husna. Mengingat dan mengenal Asma’ul Husna berperan penting untuk menemukan hakekat syahadat. Percayalah, orang-orang yang sangat mengenal Tuhannya dengan baik adalah pribadi yang mampu menjaga syahadatnya. Yang keempat adalah menerapkan sifat-sifat Allah dalam keseharian dengan mencontoh perilaku Nabi Muhammad Saw. Orang-orang yang bersyahadat adalah manusia yang memiliki rasa cinta yang besar kepada Allah SWT dan utusan-Nya Nabi Muhammad Saw. Mereka mengenal dan mengingat sifat-sifat Allah yang luhur, kemudian menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, tidak ada hal yang lebih baik selain Anda menjadikan diri Anda sebagai implementasi sifat-sifat Allah tersebut. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Ada (Wujud), maka tampakkanlah eksistensi Anda dalam banyaknya kebaikan yang Anda kerjakan. Ingatlah pula, bahwa keberadaan Anda akan diakui ketika Anda mampu memberikan manfaat dan daya guna terhadap lingkungan Anda. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Terdahulu dan Tidak Berawal (Qidam), maka jadikanlah diri Anda sebagai pelopor dalam segala bidang. Apapun yang Anda kerjakan jangan menciptakan hasil yang setengah-setengah. Allah SWT dan manusia-manusia yang lain tentunya lebih senang apabila apa yang Anda kerjakan merupakan karya yang terbaik. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Kekal dan Tidak Berakhir (Baqa), maka kekalkanlah kenangan dan keteladanan Anda dalam banyak kebaikan. Yakinkan pada diri Anda sendiri bahwa kebaikan yang Anda kerjakan hari ini akan mengekalkan nama Anda dalam kebaikan. Orang-orang setelah Anda akan menjadikan Anda sebagai sebuah teladan yang baik. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Berbeda dari makhluk-Nya, maka jadikanlah diri Anda sebagai pribadi yang memiliki kreatifitas yang tinggi. Anda harus menciptakan karya-karya baru yang berbeda dengan produk pada umumnya dan jangan menjadi seorang peniru dari produk yang sudah dikenal sebelumnya. Orang yang bersyahadat akan menjadikan diri mereka dan produk-produk yang mereka hasilkan berbeda dari yang pernah ada. Dan inilah yang sebenarnya sedang kita perlukan. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu bahwa Berdiri Sendiri (Qiyamuhu binafsihi), maka tanamkanlah pada diri Anda untuk tidak menggantungkan diri pada bantuan dan pertolongan orang lain. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Esa (Wahdaniyah), maka satukanlah berbagai perbedaan dalam sebuah kesatuan yang utuh. Orang yang bersyahadat menyadari bahwa perbedaan yang disatukan akan menciptakan kekuatan yang luar biasa. Ingatlah, kekuatan sepuluh orang itu jauh lebih lebih daripada kekuatan satu orang. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Kuasa (Al-Qudrat), maka jadilah seorang manusia yang memiliki banyak kemampuan dalam menjalani hidup ini. Karena kemampuan-kemampuan tersebut akan sangat membantu Anda untuk meredakan kesulitannya. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Berkehendak (Iradat), maka janganlah Anda pernah menyerah untuk mengejar cita-cita. Anda tidak akan pernah mewujudkannya selama pikiran dan seluruh tubuh Anda berhenti di jalan atau semakin lemah. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Mengetahui (Aliimun), maka tetapkanlah diri Anda sebagai pribadi yang senantiasa mencari ilmu pengetahuan. Orang yang bersyahadat tidak akan merasa puas dengan pengetahuan yang dimiliki hari ini. Ia akan mencarinya meskipun seluruh tubuh Anda terasa letih. Sehingga pengetahuan-pengetahuan tersebut akan meninggikan derajat dirinya di hadapan Allah dan sesama manusia yang lain. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Hidup (Al-Hayat), maka tetapkanlah diri Anda sebagai pribadi yang selalu menghidupkan setiap hati dan kehidupan dalam kebaikan. Orang-orang bersyahadat adalah orang yang menghidupkan semangat manusia lainnya yang telah mati dan tenggelam dalam putus asa dalam kesusahan-kesusahan. Apabila ia berada dalam kelompoknya, maka ia akan membuat kelompok tersebut bersemangat dan bergairah mencapai tujuan-tujuan yang dikehendaki. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Mendengar (Sami’un), maka tetapkanlah diri Anda sebagai pribadi yang mau mendengar kebenaran-kebenaran Allah, meskipun kebenaran itu berasal dari orang kafir maupun dari mulut para pendosa. Anda juga hendaknya tidak sungkan mendengarkan setiap keluhan atau jerit kepayahan dari saudara Anda yang mengalami banyak kesusahan. Apabila Anda berketetapan menjadi pribadi yang seperti ini, maka Allah pun tidak akan sungkan untuk mendengarkan keluhan-keluhan Anda dan memberikan pertolongan-pertolongan-Nya. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Melihat, maka tetapkanlah diri Anda sebagai pribadi yang mampu melihat kebaikan-kebaikan Allah yang bertebaran di setiap sudut alam semesta. Anda juga hendaknya mampu melihat peluang-peluang yang dapat Anda manfaatkan bagi kebaikan Anda sendiri dan lingkungan sekitar Anda. Apabila Anda percaya bahwa Allah itu Maha Berfirman (Mutakalliman), tetapkanlah diri Anda sebagai pribadi yang gemar menyampaikan kebenaran-kebenaran Allah dan kebaikan yang lainya kepada saudara Anda yang lain. Diharapkan setiap kebaikan atau kebenaran yang Anda sampaikan dapat mempersempit pengaruh-pengaruh syaitan atas manusia. Demikian juga untuk nama-nama Allah yang indah (Asma’ul Husna). Orang yang bersyahadat tidak sekedar berupaya untuk menyerap dan mengingatnya saja, tetapi lebih daripada itu, ia akan menerapkan setiap kebaikan Asmaul Husna menjadi kebaikan pribadinya. Apabila Anda mampu menjadikan nama Allah yang indah ini sebagai bagian perilaku dan karakter Anda, maka Anda akan memiliki perilaku-perilaku ilahiah sebagaimana yang diberikan kepada kekasih Allah Muhammad Saw. Nama-nama Allah inilah yang harus kita terapkan dalan kehidupan keseharian kita. Nama-nama Allah seperti Ar-Rahman, Ar-Rahim, Al-Malik, Al-Quddus, dan nama-nama indah lainnya, apabila dipahami dengan sungguh-sungguh maka ia akan mengantarkan Anda kepada kedudukan sebagai insan kamil. Yang kelima adalah menanamkan komitmen untuk memegang teguh Rukun Iman dan Rukun Islam. Orang-orang yang bersyahadat adalah orang-orang yang menanamkan komitmen yang teguh pada dirinya sendiri untuk menepati Rukun Iman dan Rukun Islam. Apabila kita telah sepakat bahwa orang yang bersyahadat adalah pribadi yang mengesakan Allah SWT dan mengakui kebenaran Muhammad Saw sebagai utusan-Nya, maka memenuhi Rukun Islam dan Rukun Iman adalah pembuktian atas pengakuan tersebut. Memenuhi dan berpegang erat kepada Rukun Iman berarti Anda beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah, Kitab-Kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari akhir dan ketetapan-ketetapan-Nya. Selanjutnya keimanan tersebut juga harus ditampilkan dalam bentuk Rukun Islam. Mengucapkan kalimat syahadat adalah bagian pertama Rukun Islam. Dan perwujudan iman ini akan menjadi lebih baik apabila pengucapan kalimat syahadat dilanjutkan dengan mendirikan shalat, memberikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan, dan menunaikan ibadah haji. Berkomitmen kepada Rukun Iman bukanlah perkara yang mudah. Anda menjalani kehidupan di dunia ini layaknya melakukan perjalanan yang sangat jauh. Dan pada setiap perjalanan tersebut keimanan Anda akan menemui banyak kesukaran yang ditimbulkan oleh dunia. Kisah atau pengalaman hidup seseorang yang berakhir sebagai orang yang kufur nikmat, haruslah mampu memberikan Anda pelajaran bahwa dunia dan kesenangannya seringkali menipu mata. Apa yang tampak menyenangkan bagi Anda, bisa jadi akan membahayakan Anda. Banyak saudara kita yang menukar imannya, hanya karena wajah dan tubuh yang mempesona, harta yang berlimpah atau sekedar makanan instan. Kejadian pertukaran iman itulah yang memaksa kita untuk mengurut dada. Demikian juga halnya dengan Rukun Islam. Umat ini mungkin banyak memenuhi rukun-rukunnya, tetapi banyak pula yang tidak berhasil menemukan kebaikannya. Orang yang bersyahadat hanya memperoleh ingatan atas pengakuannya. Yang mendirikan sholat tidak memperoleh apapun kecuali rasa letih yang mendera. Yang memberikan zakat hanya menemukan hartanya berkurang dan sedikit pujian dari sesama manusia lainnya. Orang yang berpuasa hanya memperoleh lapar dan dahaga dan orang yang menunaikan haji hanya memperoleh kelelahan dan sedikit panggilan status. Berkomitmen kepada Rukun Islam dan Rukun Iman sesungguhnya adalah sebuah perjuangan yang sangat keras dan melelahkan. Hanya orang-orang yang berkomitmen kepada kalimat syahadat yang mampu meneguhkan dirinya kepada Rukun Iman dan Rukun Islam. Kita melihat mereka sebagai manusia yang memiliki kualitas pengabdian pada tingkatan yang sangat tinggi. Apabila Anda hendak menawarkan sedikit kesenangan dari dunia ini, maka Anda tidak akan pernah melihat mereka menerimanya, kecuali kesenangan-kesenangan itu memberikan kebaikan bagi agamanya. Bagi mereka mengucapkan kalimat syahadat adalah perjanjian langsung dengan Allah untuk memenuhi hati dan seluruh hidup mereka dengan iman dan Islam. Dan mereka akan terus berjuang mewujudkan perjanjian ini. Yang keenam adalah berjanji bersungguh-sungguh kepada Allah untuk memenuhi janji-janji (syahadat) dengan sepenuh hati. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bersyahadat adalah menempatkan Allah sebagai satu-satunya Tuhan Yang Maha Esa dan membenarkan Nabi Muhammad Saw sebagai kekasih dan utusan-Nya. Dan pengakuan inilah yang harus selalu dipenuhi setiap muslim di setiap sudut kehidupan. Mengesakan Allah berarti menempatkan Allah di atas semua kepentingan dan kebutuhan. Ia lebih penting dari usaha-usaha Anda, pacar Anda yang menggoda, mobil keluaran terbaru, rumah megah, maupun perhiasan yang berkilauan. Syahadat yang baik akan selalu menautkan seorang muslim dengan Allah dalam setiap keadaan. Apabila ia sedang berduaan dengan pacarnya, maka syahadat akan datang untuk menjaganya dari perbuatan-perbuatan yang dimurkai Allah. Apabila ia sedang bergembira dengan usaha-usahanya maka syahadat akan mengingatkan ia untuk bersujud kepada Allah dengan ikhlas. Apabila ia sedang bersenang-senang dengan mobil keluaran terbaru, maka syahadat akan datang untuk mengingatkan tentang datangnya hari perhitungan. Apabila ia sedang berpesta dalam rumah megahnya, maka syahadat akan datang menghampirinya dengan memberi kabar dari Allah bahwa rumahnya kelak sangat sempit dan gelap. Apabila ia sedang berbangga dengan perhiasan-perhiasannya, maka syahadat akan menuntut ia untuk hidup dengan hiasan-hiasan indah yang disukai Allah, yaitu iman dan Islam. Membenarkan Nabi Muhammad Saw berarti menetapkan diri sendiri dan kehidupan yang sedang dijalani dengan kaidah-kaidah dari kekasih Allah, Nabi Muhammad Saw. Membenarkan kebenarannya tidak cukup kalau hanya sekedar mengakui statusnya sebagai utusan Allah. Pembenaran ini harus pula diwujudkan dalam perilaku sehari-hari. Apa yang diyakini Muhammad Saw sebagai sebuah kebenaran, maka yakinilah pula sebagai kebenaran. Apa yang disebutkan Muhammad Saw sebagai sebuah kebaikan, maka katakanlah pula sebagai kebaikan. Apa yang dikerjakan Muhammad Saw sebagai kebaikan, maka kerjakanlah pula sebagai kebaikan. Kalimat syahadat yang diucapkan haruslah dipenuhi secara kaffah. Kita tidak bisa mengesakan Allah dengan mengingkari-Nya. Kita juga tidak layak membenarkan utusan-utusan-Nya sambil meninggalkan sunnahnya. Karena itulah, apabila kalimat syahadat telah Anda nyatakan, maka tetapkanlah diri Anda untuk memenuhi janji tersebut. Insya Allah, Ia akan memberikan balasan yang baik kepada Anda. Saudaraku.... Kelima nilai-nilai kalimat syahadat seperti disebutkan di atas sesungguhnya memiliki dampak yang luar biasa. Percayalah, apabila kelima nilai-nilai ini berada dalam satu pribadi, maka kalimat syahadat yang diucapkan akan memberikan energi yang luar biasa. Ia seperti sebuah kekuatan yang menyatukan seluruh energi pada satu tempat. Kekuatan inilah yang membuat seseorang mampu menangkap ayat-ayat-Nya dan memberdayakannya bagi kesejahteraan saudaranya yang lain. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Barang siapa yang menyatakan (bersyahadat) bahwa tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, diharamkan api neraka baginya oleh Allah.” Dalam kesempatan lain beliau juga bersabda, “Jika seorang mukmin membaca, ‘ Tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad adalah utusan Allah, keluarlah dari mulutnya suatu makhluk (malaikat) dalam bentuk burung hijau (dengan) dua sayap putih yang bertaburan dengan mutiara dan yaqut, sayap yang satu berada di Masyriq (timur) dan yang lainnya di maghrib (barat) apabila dibentangkan. Terbanglah burung itu ke langit dengan disertai dengungan seperti suara dengungannya lebah, lalu oleh malaikat pendukung Arsy diperintahkan,’ Berhentilah demi keperkasaan Allah dan keaugungan-nya! ‘Jawab burung itu, ’Aku tidak akan berhenti sebelum Allah mengampuni hamba yang membaca syahadat tadi.’ Maka diberikan oleh Allah 70.000 lidah yang beristighafar bagi hamba itu sampai hari Kiamat, di mana pada hari itu malaikat akan menuntunnya melewati sirath dan memasukkannya di surga.’ “ Sesungguhnya Allah akan memberikan balasan yang baik apabila syahadat yang kita ucapkan dapat mempengaruhi seluruh anggota badan dalam kebaikan-kebaikannya. Maka, penuhilah perjanjian tersebut dengan pengabdian diri kepada Allah secara penuh. Dan kita kelak akan menemukan bahwa janji Allah adalah benar !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar