Saudaraku,…
Syaikh Ibnu Athaillah sempat bertutur
mengenai doa dan permintaan manusia kepada Allah :
Kelambatan masa pemberian Allah
kepadamu, meskipun engkau telah bersungguh-sungguh dalam berdoa, janganlah
menyebabkan engkau putus asa, sebab Allah telah memberikan jaminan terkabulnya
doa yang engkau pinta sesuai dengan pilihan-Nya, bukan menurut keinginanmu, dan
mengabulkan doa pada saat yang Dia kehendaki, bukan pada saat yang engkau
kehendaki.
Belum terwujudnya janji Allah,
sekalipun waktu yang ditentukan telah tiba, jangan sekali-kali membuatmu ragu
terhadap janji-Nya, agar tidak membuat cacat penglihatan batinmu dan mamadamkan
cahaya batinmu.
Janganlah engkau menyangka bahwa kasih
sayang Allah kepadamu lepas bersamaan dengan tidak dikabulkannya doamu.
Tuntutanmu terhadap pengabulan doa
kepada Allah merupakan prasangka burukmu kepada-Nya (seolah-olah Dia lalai
terhadap keadaanmu, padahal Dia-lah Sang Pemelihara). Tuntutanmu kepada Allah
menunjukkan ketidakhadiranmu di sisi-Nya.
Jika engkau tidak dapat berbaik sangka
kepada Allah karena doamu belum terkabul, hendaklah engkau berbaik sangka
kepada-Nya karena nikmat yang telah dilimpahkan-Nya kepadamu. Bukankah Dia selalu
memberikan sesuatu yang baik kepadamu? Dan bukankah Dia senantiasa memberikan
anugerah nikmat kepadamu?
Jika engkau telah sanggup berbaik
sangka kepada Allah, bermohonlah kepada Allah agar Dia memberikan jalan bagi
pengabulan doa dan hajatmu. Bisa lewat siapa saja yang dikehendakinya. Tapi
lewat siapapun rezekimu dialirkan janganlah memalingkan engkau dari berharap
kepada Allah, yang kemudian berubah menjadi berharap kepadanya.
Lalu bagaimanakah mungkin engkau
mengadu dan bermohon kepada selain Allah untuk mencukupi kebutuhanmu, padahal
Allah-lah yang mencukupinya. Dan bagaimana mungkin orang yang tidak mampu
mencukupi kebutuhannya sendiri, dapat mencukupi kebutuhan orang lain.
Jika engkau bermohonan kepada selain
diri-Nya, maka hal itu hanya menunjukkan sedikitnya rasa malumu kepada-Nya dan
menjadi bukti jauhnya dirimu dari-Nya. Karena itu, janganlah engkau mengadukan
kebutuhanmu kepada selain Allah, sebab Dia-lah yang mencukupi segala
kebutuhanmu.
Ketika Allah menggerakkan lisanmu
dengan suatu permohonan, ketahuilah bahwa Dia sungguh berkehendak memberi
karunia kepadamu. Ketika engkau berdoa, maka doamu selalu berada dalam tiga
kedudukan, yang pertama adalah doa yang dikabulkan di dunia, karena doa
tersebut memang sesuai dengan kebutuhan. Yang kedua adalah doa yang ditunda
pengabulannya di akhirat. Dan yang ketiga adalah doa yang tidak dikabulkan,
karena doa itu berbahaya bagi yang meminta jika dikabulkan, dan Allah akan
menggantikannya dengan yang lebih baik.
Doamu yang menggebu tidak dapat menembus
dinding ketetapan takdir Tuhanmu. Karena itu, termasuk orang yang bodoh, siapa
saja menginginkan sesuatu terwujud pada satu waktu, selain daripada apa yang
diwujudkan Allah pada waktu/saat itu.
Bilamana Allah memberikan karunia
kepadamu berupa pengabulan doa, tentu Dia sedang menunjukkan kebaikan-Nya
kepadamu. Dan bila Dia tidak memberikan karunia kepadamu, tentu Dia sedang
memperlihatkan kekuasannya kepadamu.
Saat memberi dan tidak memberi
karunia, Allah selalu menampakkan sifat kehebatan-Nya kepadamu, serta
menunjukkan kasih sayang-Nya kepadamu. Bukankah salah satu bukti kekuasaannya
adalah Dia berkuasa untuk menghalangi doamu yang berbahaya untuk terkabul, dan
menggantikannya dengan yang lebih baik?
Janganlah engkau menuntut kepada Allah
karena tertundanya keberhasilan suatu permohonan yang engkau ajukan. Tetapi
tuntutlah dirimu sendiri lantaran kemerosotan sopan santunmu dalam bermohon
kepada-Nya.”
Tidak akan pernah terasa sulit jika
permintaanmu engkau sandarkan kepada Tuhanmu, dan tidak bakalan mudah tercapai
permintaanmu jika engkau sandarkan kepada (usaha) dirimu. Kekanglah jiwamu dari
kegalauan untuk mengatur kebutuhan duniawi.
Karena apapun yang telah diaturkan
Allah atas dirimu, engkau tidak perlu mengaturnya sendiri. Kesungguhan dalam
mencari rezeki yang sudah ditanggungkan Allah bagimu, dan kelengahanmu terhadap
tuntutan Allah kepadamu, menunjukkan kurang jernihnya penglihatan
batinmu."
Ya Allah, ya Tuhan kami, Rahmatilah
kami, ridhoilah langkah kami, dan berilah kami petunjuk dan hidayah-Mu agar
kami semua bisa berjalan dan melangkah ke tempat tertinggi di sisi-Mu. Apalagi
kalau bukan surga-Mu, Ya Rabb. Aamiinn..