Allah Mendengar. Kitanya saja
yang kurang sabar. Allah Mendengar. Kitanya saja yang ga paham bahwa Allah
sudah mengabulkan.
Di antara cerita yang saya senang
tentang doa dan perjalanan doa dikabulkan adalah cerita tentang tukang kaca.
Kisah ini sudah saya kisahkan di beberapa buku Wisatahati dan bahkan sudah
difilmkan.
Istri seorang tukang kaca dikisahkan
meminta izin kepada suaminya, untuk meminjam sejumlah uang kepada tetangganya.
Dan bahkan di kemudian waktunya, Allah “menggodanya” dengan sebuah godaan yang
dengannya diketahui kepasrahan dan kepatuhan istri ini, dan tidak berpaling
dari Allah.
Suaminya, si tukang kaca, menolak.
“Nda usah Bu. Kita berdoa saja kepada Allah, agar besok Allah mengirimkan
makanan untuk kita. Lagian kita masih punya jatah makan untuk besok pagi kan?”
Istrinya mengangguk tanpa anggukan.
Hanya isyarat membenarkan. Iya, benar. Tapi hanya untuk makan sarapan anaknya
saja. Dua orang. Tidak cukup untuk dia dan suaminya. Itu pun siangnya
bagaimana?
“Ada orang-orang yang malah udah
dalam keadaan ga makan, dan tetap berpuasa sambil menanti jawaban dari Allah.
Sedang dia tetap dalam doanya, dan tidak meminta kepada manusia….”
“Percayalah Bu. Allah Maha
Mendengar…”
Wuah, jujur Saudara-Saudara
semua. Kita ini kehilangan kepercayaan terhadap Allah Yang Maha Mendengar,
Allah Yang Maha Kuasa, Allah Yang Maha Menjawab, Allah Yang Maha Besar. Suka
kehilangan kepercayaan itu. Seringnya tidak yakin. Akhirnya membawa kita
berpaling kepada selain Allah, dan kurang sabar. Terjawab sih persoalan hidup
kita. Namun persoalan baru muncul menghadang yang lebih besar. Jarang yang kuat
sakit. Jarang yang tahan menderita. Apalagi jika sudah berdoa sekian lama.
Tinggal melewati ujungnya saja, akhirnya di ujung-ujung itulah kita berpaling.
Saya penuh berharap Saudara sudah mengikuti Kuliah Online dengan baik,
khususnya Kuliah Tauhid. Sehingga lebih memahami kalimat ini. Amin.
Istrinya menyetujui.
Tengah malam, istri yang salehah dan
taat sama suami ini, bangun menemani sang suami shalat malam. Sungguh indah. Di
ketidakpunyaan, ada seorang hamba dengan pasangan hidupnya yang bisa bangun
malam. Di saat mana begitu banyak orang-orang yang berlimpah malahannya tidak
bisa bangun malam. Harusnya yang lebih wajib lagi bangun malam adalah mereka
yang berkecukupan atau malah yang berkelebihan. Untuk bersyukur kepada Yang
Maha Mengaruniakan segala karunia-Nya.
Doa sang suami sederhana, “Ya Allah,
izinkan satu kaca kecil saya laku. Supaya saya bisa memberi makan anak-anak
saya dan istri saya.”
Sang istri mengamini dengan linangan
air mata. Ia tahu, sebagaimana hari-hari sebelomnya, sang suami akan berpuasa.
Berpuasa bukan hanya karena emang ga bisa sarapan. Kalaunya ia sarapan, maka
jatah makan 2 anaknya akan berkurang jauh. Bukan karena itu saja. Tapi suaminya
termasuk yang yakin bahwa doa orang yang berpuasa, akan jauh lebih dikabulkan
Allah.
Istri ini menangis, manakala juga
mengingat bahwa suaminya ini adalah tukang kaca keliling pikul. Yang membawa
kaca-kaca dagangannya dengan dipikul. (Di dalam Film Kun Fayakuun the movie,
diilustrasikan dengan tukang kaca yang pake gerobak).
Masya Allah ya. Kita-kita ini karena
banyaknya makanan, jadi susah puasa. Bukan saja susah puasa kali. Susah juga
bangun malam. Emang kadang-kadang kekurangan malah membuat orang begitu dekat
sama Allah. Adalah sesuatu yang hebat jika kita bisa dekat sama Allah, sedang
suasana kita sedang berkecukupan, tidak ada masalah, dan kehidupan lagi
sempurna-sempurnanya.
***
Ba’da shubuh, tukang kaca ini jalan.
Anak-anaknya, istrinya, mendoakan kepergian tulang punggung keluarga ini.
“Hanya Allah yang bisa memberi rizki ayah. Semua doakan ayah ya. Dhuha, shalat
fardhu, doakan ayah…”, katanya sambil pamit.
Memang. Bukan karena kaca yang laku lah
tukang kaca ini bisa bawa duit. Tapi karena Allah. Kalau sudah karena Allah,
maka laku ga laku ini kaca, ga soal. DAN DI SINILAH KITA MULAI BELAJAR
BAGAIMANA DOA SECARA AJAIB BEKERJA. Allah kelak akan mengabulkan doa keluarga
ini. Dengan cara-cara nya Allah. Tidka harus selalu dengan apa yang diminta
oleh manusia sebagai jalan pikiran buat Allah mengabulkan doanya. Dalam kasus
ini saya suka mengajarkan kepada diri saya, bahwa kita boleh banget meminta
kepada Allah, namun kita tetap tidak dapat mengatur Allah harus begini harus
begitu. Yakin saja bahwa Allah akan menyampaikan kita kepada apa yang menjadi
doa kita. Prosesnya serahkan kepada Allah. Begitu kurang lebihnya.
PERUMPAMAAN seorang pengemudi taxi
pun menjadi tepat. Jika kita percaya kepada si tukang taxi, maka cukup kita
sebut alamat kita, dan tinggal tidur saja. Bangun-bangun, udah nyampe. Kadang
ga tahu juga dia lewat mana lewat mananya.8
***
Melewati zuhur, ini tukang kaca belom
ada yang laku kacanya. Subhaanallaah. Bilangan kilometer sudah dia tempuh. Ada
cerita mengenaskan. Saking percayanya ada Allah, dia selalu memperdengarkan
doanya di depan rumah Allah. Asal ada mushalla atau masjid, dia menepi
sebentar. Meski ga masuk, dia berdoa di depan rumah Allah itu. Dengan
kesederhanaan berpikirnya, dia meyakini bahwa Allah ada di dalam mushalla atau
masjid tersebut, makanya dia berhenti untuk memperdengarkan doanya. Sederhana…
“Ya, Allah, tolonglah ada satuuuuu aja kaca saya yang laku, supaya saya bisa
membawa uang ke rumah…”.
Pas lohor, dia harus memutar lagi
jalan balik. Agar sebelom maghrib sudah sampai di rumah lagi. Tau gak? Sampe
menjelang pulang, dan bahkan sampe pulang ke rumah, kacanya tidak ada yang laku
juga, dan duit sepeser pun tidak ada yang dia bawa pulang.
Nah, jika cerita ini saya hentikan
sampe di sini, apakah doa tidak bekerja? Apakah Allah tidak mendengar doa
hamba-Nya? Apakah Allah tidak bisa menjualkan kacanya pak tukang kaca ini?
Apakah terlalu sulit buat Allah, ataukah Allah begitu pelit? Ataukah Allah
hendak menguji hamba-Nya ini? Atau Anda mau berpendapat? Kiranya saya beri
kesempatan dulu buat Saudara semua memberikan pendapat. Silahkan tulisan
pendapat Saudara dan kirimkan ke : Modul Kirim Tugas. Kita lanjutkan sesi ini
nanti ya. Silahkan tuliskan dulu bagaimana reaksi Saudara, pendapat Saudara,
atau apa lah yang kira-kira dipikirkan oleh Saudara. Tukang kaca ini udah
begitu hebat pasrahnya dan yakinnya sama Allah. Ga bergantung sama yang lain, dan
ga berpaling dari Allah. Dia pun sudah memimpin istrinya dan anak-anaknya juga
untuk menghadap kepada Allah. Lalu kenapa masih gagal? Gagal menjual kaca dan
gagal bawa uang? Saudara yang pernah membaca buku Wisatahati, lalu membaca
selipan kisah ini, udah tahu endingnya. Kalo udah tau, cobalah tulis juga.
Sekalian belajar nulis. Amin. Saya tunggu ya.
Berikut tugas enak buat saudara
semua. Buka al Qur’an, catat ayat-ayatnya, berikut terjemahannya. Jadikan
sebagai arsip pribadi:
- Qs. al Faatihah: 4.
- Qs. al Baqarah: 186.
- Qs. Aali ‘Imroon: 38.
- Qs. al An’aam: 41, 63.
- Qs. al A’roof: 55-56.
- Qs. Qs. at Taubah: 103.
- Qs. Yuunus: 10, 12, 22.
- Qs. Huud: 61.
- Qs. ar Ro’du: 14.
- Qs. Ibroohiim: 39-40.
- Qs. an Naml: 62.
- Qs. al Ankabuut: 65.
- Qs. az Zumar: 8.
- Qs. al Mu’min: 60.
- Qs. Fushshilat: 51.
- Qs. asy Syuuroo: 26.
Nanti kita belajar tentang doa-doa
beberapa nabi, dan filosofinya. Insya Allah tulisan-tulisan di Kuliah Online
bab Kuliah Doa/Zikir ini, Saudara lebih ketemu persoalan ilmunya, pembahasannya,
atau filosofi di balik hikmah doa & zikir. Adapun tentang doa-doanya apa
saja untuk urusan ini dan itu, serta zikir ini dan itunya, tidak saya terlalu
muat kecuali sedikit saja dan atau sebagai sesuatu yang dibahas.
>> KH. YUSUF MANSUR