Selasa, 15 Februari 2011

Berlian Di Atas Lumpur

Saudaraku,…
Sungguh sebuah kebahagiaan yang sangat besar jika seorang muslim memperoleh kasih sayang Allah berupa kekuatan iman dan Islam yang tangguh. Karena Allah tidak memberikan kemuliaan ini pada setiap orang. Jika kita hitung manusia di seluruh jagad ini yang bersyahadat kepada Allah dan rasul-Nya, sungguh sedikit sekali yang memiliki kekuatan iman yang tangguh. Setiap muslim yang berjalan menuju Allah bukanlah seorang nabi atau manusia yang telah memiliki kekuatan iman yang luar biasa sejak lahir. Iman dibentuk oleh ketaatan yang dilakukan terus-menerus. Semakin sering seorang muslim berbuat ketaatan, maka semakin hebat pula kekuatan iman yang dimilikinya. Demikian pula sebaliknya, keimanan seorang dapat melemah kalau ia meninggalkan kebaikan yang disyaratkan oleh Allah.

Terlepas dari semua itu, segala bentuk keimanan yang datang dan melekat pada manusia tidak pernah terlepas dari kekuatan dan kasih sayang Allah kepada hamba-hamba-Nya. Dan ini tidak sebatas pada orang-orang yang berada dalam lingkungan kebaikan. Janganlah sekali-kali terlintas dalam pikiran kita kalau iman yang tangguh hanya terlahir dalam lingkungan pesantren atau madrasah saja. Tidakkah Anda ingat sahabat Rasulullah Saw. terkasih Umar bin Khaththab ra.? Beliau sebelum mengenal Islam adalah orang yang paling gigih memerangi Nabi Muhammad Saw. Dan ketika ia sudah berada di dalam barisan muslimin ia menjadi pembela Rasulullah yang paling ditakuti barisan kaum musyrik di Makkah. Lalu ingatkah pula Anda kepada istri Fir’aun yang melawan suaminya dan kekejaman yang ,menyertainya.

Perlawanan ini ini sebenarnya dimulai ketika Nabi Musa a.s. berhasil mengalahkan para tukang sihir Fir’aun. Asiyah, yang turut menyaksikan kesuksesan Musa, bertambah tebal imannya. Sebenarnya, telah lama Asiyah beriman kepada Allah SWT, tetapi hal ini tidak diketahui suaminya.
Lama-lama Firaun mengetahui juga akan keimanan Asiyah itu. Firaun murka dan menjatuhkan hukuman kepadanya. Para algojo diperintahkan Firaun untuk segera melakukan penyiksaan kepada Asiyah, yang olehnya dianggap murtad itu.

Tubuh Asiyah ditelantangkan di atas tanah di bawah terik sinar matahari. Kedua tangannya diikat kuat ke tiang-tiang yang dipatok ke tanah agar ia tak dapat bergerak-gerak. Wajahnya yang telanjang di hadapankan langsung ke arah datangnya sinar matahari. Asiyah pastilah tidak akan tahan akan sengatan panas matahari, dan akhirnya ia akan mengubah keimanannya kepadaku, demikian pikir Firaun.
Tetapi, apa yang terjadi? Ternyata Tuhan tidak membiarkan hambanya menderita akibat kekafiran Firaun. Setiap kali para algojo meninggalkan Asiyah dalam hukumannya, segera malaikat menutup sinar matahari itu, sehingga langit menjadi teduh dan Asiyah tak merasakan sengatan matahari yang ganas itu.

Asiyah tetap segar-bugar meskipun sudah dihukum berat. Hal ini membuat Firaun memerintahkan hukuman lain yang lebih berat. Ia memerintahkan agar kepada tubuh Asiyah yang telentang itu dijatuhi batu besar. Tubuhnya pasti remuk, pikir Firaun.

Ketika Asiyah melihat bahwa ada batu besar yang hendak dijatuhkan ke tubuhnya, berdoalah dia kepada Tuhan. "Wahai Allah, Tuhanku! Bangunkah untukku di sisimu sebuah gedung di surga." (At-Taubah: 11).

Segera Allah memperlihatkan sebuah bangunan gedung di surga yang terbuat dari marmer berkilauan. Asiyah sangat gembira, lalu rohnya keluar meninggalkan tubuhnya. Asiyah tidak merasakan kesakitan apa pun, karena ketika batu besar itu menimpa tubuhnya, rohnya sudah tidak ada di sana.

Demikian lah sedikit cerita mengenai istri Fir’aun yang beriman kepada Allah. Asiyah itu seperti sebuah mutiara dalam lumpur yang pekat. Ia selalu berkilau memancarkan keindahan yang mengalahkam keburukan-keburukan di lingkungannya. Hal yang sama terjadi pula dilingkungan kita. Kita tidak pernah tahu keimanan yang melekat pada hati seseorang. Jangan terlalu mudah menghakimi seseorang yang buruk dengan keburukan yang tidak kita ketahui. Jangan merendahkan saudara Anda yang hanya karena tempat tinggalnya jauh dari nilai-nilai Islam. Karena Anda tidak akan pernah tahu pada masa yang akan datang apakah Anda masih memiliki keimanan seperti sekarang atau Anda menjadi bagian kemaksiatan dari tuduhan Anda tersebut.

Saudaraku,…
Selalu berpikirlah positif mengenai saudara Anda, betapun buruknya kehidupan dan latar belakangnya. Dan janganlah Anda berbagga diri dengan kebaikan dan kumuliaan yang Anda miliki. Sungguh Allah SWT dapat mencabut apa saja yang Anda miliki jika Anda takabur dengan nikmat-nikmat-Nya. Allah memiliki kuasa yang luar biasa terhadap diri Anda dan saudara Anda yang lainnya. Ingatlah hal itu, saiuadaraku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar