Jumat, 04 Februari 2011

Bersyukur Dalam Kepayahan


Saudaraku,…                         
Setiap muslim harus selalu menyiapkan dirtinya menghadapi pergolakan yang terjadi di dunia, apapun itu. Kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Demikian juga kita tidak pernah tahu apa yang akan terjadi dengan saudara-saudara kita atau lingkungan tempat tinggal kita.

Islam menuntut setiap muslim untuk selalu bersiaga terhadap keadaan apapun yang akan terjadi. Bagian utama dari kesiagaan tersebut adalah senantiasa bersyukur dalam keadaan apapun. Seorang muslim selayaknya tidak hanya bersyukur ketika mendapatkan kesenangan dalam hidup, tetapi semestinya pula mampu bersyukur ketika ia dalam kepayahan. Berprasangka baiklah kepada Allah. Allah itu Dzat yang sangat cermat dan teliti dalam rencana-renca-Nya. Apapun yang terjadi dengan Anda, tetaplah bersyukur kepada Allah dengan kegembiraan yang besar. Tetapi ketika Anda bersyukur menggunakan lisan dan anggota tubuh Anda, cobalah Anda mempertimbangkan perasaan orang-orang di sekitar Anda. Ketika Anda memperoleh pertolongan ketika orang lain tidak mendapat pertolongan, maka berlakulah bijak untuk menahan kegembiraan Anda yang meluap-luap di hadapan mereka.

Di dalam sebuah riwayat diceritakan Sari al-Suqthi, seorang ulama ahli ilmu tauhid yang sangat wara' berkata, "Sudah tiga puluh tahun lamanya aku selalu membaca istighfar, dan baru sekali ini aku membaca alhamdulillah."

"Bagaimana ceritanya?" tanya seorang sahabatnya.

"Pada waktu terjadi peristiwa kebakaran di pasar Baghdad, seseorang dengan tergopoh-gopoh datang menemuiku seraya memberitahukan bahwa kedaiku selamat. Spontan aku berucap 'Alhamdulillah!' Tetapi, lantas aku menyesal, karena mensyukuri keberuntunganku sendiri di atas penderitaan orang banyak." jawabnya.

Perkataan Sari al-Suqthi menegaskan kembali kepada kita, betapapun juga perbuatan baik (bersyukur kepada Allah) semestinya tidak menyakiti perasaan orang lain.

Saudaraku,…
Jika Anda mampu bersyukur kepada Allah dalam setiap keadaan, itu adalah baik. Tetapi lebih sangat baik jika Anda mampu mengatur manajemen syukur Anda tanpa menyinmggung peraan saudara Anda yang sedang berduka atau kepayahan dalam hidup.

Semoga engkau dicintai Allah, saudaraku!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar