Saudaraku,..
Al-Quran tidak cukup dibaca saja. Sekalipun membaca saja
memperoleh pahala, dihitung setiap hurufnya. al-Quran akan menjadi penggugat
kita di hadapan Allah SWT (hujjatu ‘alaina) manakala tidak diamalkan
isinya. Membaca al-Quran harus dibarengi dengan memahami maknanya dan
mengamalkannya dalam segala aspek kehidupan. Agar lahir kehidupan pribadi yang
berkualitas secara lahir dan batin, keluarga sakinah mawaddah wa rahmah, masyarakat
yang diberkahi, negara yang aman, beberapa negara yang makmur, penuh ampunan
Tuhan.
Namun realitasnya kini, umat Islam tidak mensyukuri
nikmat al-Quran. Kitab suci ini belum dijadikan resep untuk mengelola kerumitan
kehidupan, tetapi sekedar dijadikan mantra, sehingga tidak berefek apa pun pada
perubahan pola pikir, sudut pandang, orientasi dan perilaku kehidupan dalam
skala individu, keluarga, bangsa dan negara.
Yang lebih ironis, sebagian umat Islam memandang al-Quran
diturunkan untuk orang yang telah mati. Ketika hidup firman Allah SWT tersebut
disimpan rapat-rapat di almari. Baru ketika meninggal, minta dibacakan orang
lain. Sikap tersebut menggambarkan bahwa al-Quran hanya dijadikan mantra yang
bernuansa mistik, tidak dijadikan resep dalam mengelola pasang surut
(fluktuasi) kehidupan di dunia ini.
Perlakuan kita terhadap al-Quran ini, mungkin menyebabkan krisis
multidimensional yang bersifat mikro (‘azamat
shughra) dan krisis global (‘azamat
kubra).
"Dan barangsiapa
berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang
sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan
buta\". Berkatalah ia: \"Ya Tuhanku, mengapa Engkau menghimpunkan aku
dalam keadaan buta, padahal aku dahulunya adalah seorang yang melihat ?\" (QS.
Thaha (20) : 124).
Maksud kehidupan yang sempit, adalah kehidupan yang didera/dibelit dengan
berbagai persoalan dan tidak menemukan jalan keluarnya. Atau kehidupan yang
serba cukup, dengan tersedianya makanan, pakaian dan tempat tinggal. Tetapi
semua yang dimilikinya itu justru membuat lubang kehancurannya (istidraj). Sehingga dia
tidak bisa memaknai dan menikmatinya. Adapula yang berpendapat, disempitkan
liang lahatnya. Ketika meninggal, tempat peristirahatannya yang terakhir
menolaknya, sekalipun sebelumnya lubang kuburnya telah diukur melebihi
jasadnya.
Kiat Sukses Berinteraksi dengan Al-Quran
Untuk mengembalikan kita pada pola interaksi yang benar terhadap al-Quran,
sehingga al-Quran kembali menjadi sumber kekuatan kita untuk membangun
peradaban (iman dan islam), kiat-kiat berikut ini sangat perlu diwujudkan.
Pertama: Tilawah wa
Tartil (selalu membaca
dengan benar)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan secara lebih serius antara lain :
Dengan membaca al-Quran secara berkesinambungan akan menambah iman kepada
Allah SWT
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman [sempurna ] ialah mereka yang
bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan
ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah
mereka bertawakkal.\" (QS. Al Anfal (8) : 2)
Mendatangkan petunjuk, menjadi obat berbagai penyakit di dalam dada, serta
rahmat dan nasihat
"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari
Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan
petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.\" (QS. Yunus (10) : 57).
Membaca secara tekun menambah kebaikan yang banyak, baik dalam keadaan
miskin ataupun kaya
"Dan Ini (Al-Quran) adalah Kitab yang telah kami turunkan yang
diberkahi; membenarkan kitab-kitab yang (diturunkan) sebelumnya dan agar kamu
memberi peringatan kepada (penduduk) ummul Qura (Mekah) dan orang-orang yang di
luar lingkungannya. orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat
tentu beriman kepadanya (Al-Quran) dan mereka selalu memelihara
sembahyangnya\" (QS. Al Anam (6) : 92)
Membaca secara tartil
akan mendatangkan perkataan yang berbobot, melepaskan manusia dari belenggu
kesesatan, mencerahkan pikiran dan hati yang kalut serta merasakan kegembiraan
dalam mengelola pasang surut (fluktuasi) kehidupan.
"Sesungguhnya Kami akan menurunkan kapadamu perkataan yang
berat." (QS. Al Muzzammil (73) : 5).
Membaca secara
berkelompok akan mendatangkan ketenangan dan rahmat serta syafaat pada hari
kiamat (HR. Bukhari dan Muslim).
Kedua: Tadabbur (merenungkan isinya)
Mentadabburi Al-Quran bisa membuka hati untuk menerima petunjuk Allah
SWT dan memperoleh pelajaran yang sangat berharga.
"Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan
berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayat-Nya dan supaya mendapat pelajaran
orang-orang yang mempunyai fikiran." (QS.Shad (38) : 29).
Yang membaca Al-Quran tanpa dibarengi dengan tadabbur (merenungkan
kandungannya) akan mendatangkan bencana
Ketiga: Hifz (menghafalkan)
Al-Quran mudah dihafalkan sekalipun yang melakukannya bukan orang Arab
(‘ajam), karena kata-katanya, huruf-hurufnya, susunan kalimatnya, uslub (gaya
bahasanya) sesuai dengan fithrah manusia.
"Dan Sesungguhnya telah Kami mudahkan Al-Quran untuk pelajaran, maka
adakah orang yang mengambil pelajaran?.\" (QS. Al Qamar (54) : 17, 22, 23, 40).
Biasanya, sulit menghafalkan Al-Quran karena banyak melakukan dosa
Imam Syafii mengadu kepada guruku Waki’, atas kejelekan hafalan
al-Qurannya. "Maka ia membimbingku agar meninggalkan masiat. Karena ilmu
itu cahaya, cahaya Allah tiada akan diberikan kepada yang berdosa, " ujar
Imam Syafii.
Penghafal Al-Quran terhindar dari kepikunan, setelah meninggal jasadnya
diharamkan oleh Allah SWT untuk dilukai bumi. Hafalan Al-Quran akan
mengembangkan saraf otak (penelitian di Universitas Munich, Jerman).
Keempat: Ta’lim (mengajarkannya kepada orang lain)
Generasi yang dekat dengan Allah SWT adalah yang tidak berhenti belajar dan
mengajarkan Al-Quran (QS. Ali Imran 3) : 79 )
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani[sempurna ilmu dan takwanya
kepada Allah SWT], karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu
tetap mempelajarinya. "
Saya mengajak Anda untuk mendukung pembibitan Penghafal Al-Qur’an yang
digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur dan
Pesantren Darul Quran.
Silahkan sampaikan donasi nya di rekening Sbb :
Atas nama Yayasan Darul Quran Nusantara
Bank Mandiri, A/C. 128 000 509 2975
Konfirmasikan sedekah Anda melalui sms ke : 081519002828.
Untuk konfirmasi sedekah Anda, ketik : Konfirmasi/Nama/Via Bank/Nominal
Sedekah/Tanggal Transfer/Nomor Resi/Keterangan Donasi (infak/sedekah/wakaf).
Hajat. Lalu kirinkan ke alamat HP tersebut di atas.
Semoga para donator dilipatgandakan pahalanya dan disegerakan dengan
rizki berlimpah berkah penuh kebaikan. Amin.
Tulisan ini dikutip dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar