Ya Allah, rezeki itu Engkau yang atur, itu hamba tahu.
Rezeki itu di tangan-Mu, itu juga hamba tahu. Tapi ketahuan hamba itu tidak
berubah menjadi kesadaran yang tinggi, serta membumi di keseharian perilaku,
sehingga hawa nafsu dan keinginan tetap saja menang dan mendorong hamba untuk
mencarinya bukan lewat jalan-Mu.
Sebab rezeki itu dari-Mu, dan sebab rezeki itu Engkau yang
atur, hamba juga sebenarnya paham. Bahwa rezeki yang cenderung dipaksakan untuk
mengambilnya, alias diambil melalui cara-cara yang tidak benar, adalah pasti
bukan rezeki dari-Mu. Dan karena ia bukan rezeki, berarti ia adalah cemeti azab.
Akhirnya hamba pun sadar, bahwa yang terjadi kemudian adalah bukan kenikmatan
yang hamba nikmati
melainkan ketidaktenangan. Akhirnya hamba harus menerima, bahwa kemuliaan
dan kehormatan yang hamba cari bukan dari sisi-Mu adalah sebenarnya kehinaan
dan penderitaan.
Apa-apa yang berasal dari-Mu adalah kebaikan dan harus
diperoleh dengan cara-cara yang baik. Dan bukanlah kebaikan bila ia diperoleh
dengan cara-cara yang buruk. Ya Allah, kalaulah hamba sudah paham akan hal ini,
buatlah kepahaman tersebut menjadi selaras dengan hati, perbuatan dan pikiran
hamba. Maafkan hamba ya Allah…
Tulisan ini dikutip dari buku WISATA HATI : Kehidupan Yang Rapuh
Yang ditulis Ustadz Yusuf
Mansur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar