Selasa, 06 November 2012

BERBAGI KESUSAHAN DENGAN ALLAH



Assalaamu’alaikum warohmatuwloohi wabarokaatuh.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya, sebanyak hembusan nafas makhluk-Mu dan bilangan yang Engkau ketahui. Karena kekuasaan-Mulah terlepas semua belenggu kesempitan kehidupan, hilang kesusahan, terpenuhi segala kebutuhan, terjangkau segala yang diinginkan, dan tercapai akhir kehidupan yang baik.

Saudaraku,…
Setiap malam merupakan malam yang istimewa bagi manusia. Karena pada setiap malam Allah, Pemilik Jagad ini, Pemberi Karunia kepada seluruh penghuni alam dan seisinya, Pembebas dari segala derita, Penghibur duka, Pemberi segala kesenangan, turun mengunjungi hamba-hamba-Nya yang mau melakukan shalat malam, mengorbankan sedikit dari kesenangan tidur yang diberikan-Nya untuk kemudian Ia jawab segala keinginan dan keluh kesahnya.

Bagi siapa yang menghendaki kekayaan akan diberi-Nya kekayaan.

Bagi siapa yang miskin, akan dikayakan. Yang kurang akan dicukupkan.

Bagi siapa yang menghendaki kemuliaan, akan diberi-Nya kemuliaan.

Bagi siapa yang menghendaki perubahan dan perbaikan hidup, akan diubah dan diperbaiki kehidupannya untuk menjadi lebih baik lagi.

Bagi siapa yang memiliki hutang akan dibayarkan hutangnya.

Bagi siapa yang tersendat bisnisnya, akan dilancarkan.

Bagi siapa yang belum bekerja akan diberi-Nya pekerjaan, atau bahkan mungkin usaha.

Bagi siapa yang belum memiliki jodoh akan dicarikan-Nya jodoh yang bagus.

Bagi siapa yang belum memiliki keturunan, akan diberi-Nya keturunan.

Bagi siapa yang sakit, disembuhkan.

Bagi siapa yang memiliki masalah, akan diringankan masalahnya, dicarikan jalan keluar bagi kebuntuannya, dan dianugerahinya kemampuan di tengah ketidakmampuan dan di tengah ketidakberdayaannya.

Itulah sebagian kecil dari keutamaan bersepi-sepi dengan Allah, memanfaatkan waktu malam; bangun tahajud, qiyamul lail.

Renungkanlah firman Allah yang satu ini,
“Dan barangsiapa yang berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.” (QS. Thaha : 124).

Siapapun yang tidak menghendaki kesusahan, tidak menginginkan kesulitan di kehidupan dunia ini, hendaknya selalu berbuat baik, dan lebih baik tidak mencoba hal yang buruk-buruk.

Saudaraku,…
Rasakan betul kebenaran firman Allah pada ayat 124 Surat Thaha di atas, bahwa siapa saja yang berpaling dari Allah, lupa akan keberadaan-Nya, lupa akan kehadiran-Nya, lupa akan adanya Dia, Pemilik dan Pengatur Kehidupan ini, maka baginya kehidupan yang sempit.

Seringkali ditemukan, seseorang yang semula mampu memperkaya dirinya, lalu hanya karena dia memperkaya dirinya dengan cara-cara yang tidak berkah, kehidupannya seperti dihempas badai. Sebentar kayanya, tapi lama susahnya. Sebentar senangnya, tapi lama menderitanya. Sungguh, hamya karena Allah Maha Pengampun saja yang membuat banyak pelaku kezaliman masih sempat tertawa.

Atau jangankan memperkaya diri sendiri dengan cara-cara yang batil, yang jelas-jelas salah, terhadap memperkaya diri sendiri dengan cara yang halal pun, tetapi lupa berbagi, maka orang-orang ini seperti menunggu waktu saja. Yakni menunggu banyak kenikmatan yang semula ia nikmati lalu dicabut oleh Allah. Katakanlah ia kaya, lalu kekayaannya itu membawa kepada kesibukan tiada henti. Sehingga, ia sendiri tidak sadar bahwa ia sebenarnya tidak menikmati kekayaannya, melainkan sedang diperbudak. Katakanlah juga ia kaya, tapi diberi Allah penyakit ini penyakit itu, sehingga tiada terasa nikmatnya berharta banyak. Lalu buat apa kaya, bila selalu sakit? Buat apa kaya, kalau fisik selalu menderita? Atau sebutlah juga, seseorang yang berpenghasilan tinggi, tetapi apa daya, Allah ‘anugerahi’ dia dengan beban hidup yang juga lebih tinggi dari penghasilannya yang tinggi. Semuanya mudah bagi Allah.

Renungkanlah firman Allah berikut ini,
Apakah ada salah seorang di antaramu yang ingin mempunyai kebun kurma dan anggur yang mengalir di bawahnya sungai-sungai; dia mempunyai dalam kebun itu segala macam buah-buahan, kemudian datanglah masa tua pada orang itu sedang dia mempunyai keturunan yang masih kecil-kecil. Maka kebun itu ditiup angin keras yang mengandung api, lalu terbakarlah. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada kamu supaya kamu memikirkannya.” [QS. Al Baqarah : 266]

Inilah gambaran Allah terhadap orang-orang yang sukses menggenggam dunia, tapi rapuh. Masa sekarang dilaluinya dengan penuh kegemilangan yang semu, kejayaan yang berujung pada keterpurukan, kemuliaan yanmg berujung pada kehinaan. Diantara sebab yang paling utama adalah lupa diri, atau kufur nikmat.

Perhatikanlah hadits Rasulullah Muhammad Saw berikut ini,
“Jika Engkau melihat Allah sedang memberikan kepada seseorang, sesuatu dari dunia yang ia sukai, sedang ia masih saja tenggelam dalam kemaksiatannya, maka ketahuilah itulah yang dinamakan istidraj [penguluran waktu untuk kemudian dibinasakan secara perlahan-lahan dan biasanya lebih menyakitkan].” [HR. Ath-Thusi].

Demikianlah sekiranya sedikit jawaban atas pertanyaan, mengapa banyak orang yang ketika melakukan kemaksiatan, justru ia cenderung masih dikatakan senang [tidak susah]. Karena boleh jadi itulah istidraj dari Allah, penguluran waktu. Kelak di ujung kehidupannya, entah itu bulan depan, tahun depan, di usia tua, atau malah di alam kubur dan di negeri akhir nanti, ia mendapat kesusahan yang sangat.

Allah SWT berfirman, “Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangsur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui. Dan Aku memberi tangguh kepada mereka. Sesungguhnya rencana-Ku amat teguh.” [QS. Al-A’raaf : 182 - 183]

Syahdan, ada seorang yang selama lima tahun mengumpulkan harta haram. Terkumpullah uang haram sekitar Rp 240 juta. Suatu saat ia merasa perlu untuk menikmati uang tersebut [yang sesungguhnya bukan uangnya]. Ia berniat membelikan mobil baru Marcedes Benz C200 2nd, seharga 200 juta. Pada hari akan dibeli kendaraan tersebut, datanglah ketetapan Allah, bahwa kesia-siaan yang ada baginya. Satu hal yang mau dicatat, bila Allah sudah menghendaki sesuatu, pastilah sesuatu itu akan terjadi. Pada saat akan membayar mobil tersebut, agar aman, dipilihlah transaksi antar bank. Sepertinya kejadiannya serba kebetulan; bank saat itu sedang offline. Karena offline, ia tidak bisa melakukan transaksi antarbank untuk melakukan pembayaran mobilnya. Karena tidak sabar, ia memilih menarik uang kotan. Dibawalah uang 200 juta itu, tunai, ke showroom tempat ia akan membeli mobil tersebut. Belum sampai di showroom, ia dirampok spesialis perampok nasabah bank. Uang Rp 200 juta dirampok. Dan sudah begitu, ia masih juga kena tembak  di bagian kakinya karena mencoba melawan.

Dan orang tersebut pun menangis. Uang itu akhirnya dinikmati orang lain, padahal dia yang bela-belain ngumpulin uang tersebut [meski dengan cara yang haram]. Ketika sudah waktunya ia putuskan untuk ia nikmati, ia malah tidak mendapatkan apa-apa. Diceritakan tadi, meski ia berhasil mengumpulkan Rp 240 juta, tapi yang Rp 200 juta akhirnya melayang dirampok.  Tersisa Rp 40 juta. Tapi uang ini pun ia masih harus pakai untuk biaya rumah sakit sebab kakinya ditembak perampok. Walhasil, sebenarnya ia tekor, alias rugi. Sudah hilang uang, pun celaka ia dapatkan.

Begitulah, sebagaimana kalau Allah sudah bukakan pintu rezeki, Dia akan carikan jalan-jalan rezeki bagi kita, begitu pulalah bila Allah sudah berkehendak untuk mencabut. Dia akan menggiring kita kepada pintu-pintu kebinasaan.

Saya hadirkan lagi contoh lain dari kehidupan nyata, sebagai contoh kesia-siaan dari akibat perbuatan buruk. Ceritanya, ada sepasang kekasih yang memadu kasih. Suatu hari mereka ubah rasa kasih sayang diantara mereka menjadi nafsu. Disangkanya kenikmatan, ternyata akhirnya neraka yang ada buat keduanya. Hamil di luar nikah, sebagai akibat perbuatan buruk, tentu saja menjadi hal yang tidak dikehendaki. Apalagi kadang suatu perbuatan buruk melahirkan lagi=perbuatan-perbuatan buruk yang lain. Sudah hamil, mereka pun menjadi pasangan muda yang membunuh jabang bayinya sendiri dengan jalan aborsi. Bertambah-tambah dosa mereka; berzina dan juga membunuh.

***

Saudaraku,…
Percuma pencarian solusi bagi setiap masalah yang kita hadapi, bila Allah Yang Maha Mengatur belum berkehendak memberikan jalan keluar bagi kita. Sehingga banyaklah ditemukan orang-orang yang berhutang, tetapi tiada kunjung terbayar hutangnya; sakit, tetapi tiada kunjung memperoleh kesembuhan. Atau seseorang yang tidak bangun-bangun bisnisnya setelah dihempas kebangkrutan. Untuk orang-orang seperti ini, bolehlah ia khawatir. Bahwa sesungguhnya kehidupannya sedang digelapkan oleh Allah. Jadi sepertinya jalan keluar bagi setiap permasalahannya seperti ada hijabnya, ada dinding yang menghalanginya.

Penting bagi orang-orang yang sedang mencari jalan keluar bagi setiap masalahnya untuk menghadirkan dulu Allah di dalam setiap kesulitannya. Jalannya bisa ditempuh melalui beberapa hal. Yang pertama, menghentikan perbuatan buruk (bertaubat) seraya memohon ampun dulu kepada-Nya, serta memuhasabahkan diri di hadapan Allah atas kemungkinan adanya dosa dan kemaksiatan yang dilakukan yang menyebabkan tidak adanya perlindungan dan pertolongan Allah.

Kedua, kembali mengimani Allah. Mengimani Allah berarti juga percaya bahwa rezeki ada di tangan Allah; jadi tidak perlu memaksakan diri mencari rezeki haram, lewat jalan-jalan haram. Mengimani Allah berarti juga percaya segala sesuatu Allah yang atur. Sehingga, yang perlu dilakukan oleh kita adalah memohon agar diatur sebaik-baiknya, dengan cara menjalasni kehidupan ini dengan baik.

Ketiga, melangkah dengan langkah orang-orang yang baik, dan menjauhkan keburukan demi keburukan, utamanya keburukan yang baru, jangan lagi dibuat. Supaya yang berat diringankan Allah, yang sulit dimudahkan Allah, yang susah dimudahkan Allah, dan yang buntu dicarikan jalan keluar oleh Allah.

Demikianlah tiga cara yang disebut Allah, bila kita menghendaki perubahan atau perbaikan hidup.

Ya Allah, limpahkanlah shalawat dan keselamatan yang sempurna kepada junjungan kami Muhammad dan keluarganya serta sahabat-sahabatnya, sebanyak hembusan nafas makhluk-Mu dan bilangan yang Engkau ketahui. Karena kekuasaan-Mulah terlepas semua belenggu kesempitan kehidupan, hilang kesusahan, terpenuhi segala kebutuhan, terjangkau segala yang diinginkan, dan tercapai akhir kehidupan yang baik.

Wassalaamu’alaikum Wr. Wb.

 
 
 
Saya mengajak Anda untuk mendukung pembibitan Penghafal Al-Qur’an yang digagas oleh Ustadz Yusuf Mansur  dan Pondok Pesantren Penghafal Al-Qur’an (PPPA) Daarul Qur’an.

Silahkan sampaikan donasi nya di rekening Sbb :
Atas nama Yayasan Daarul Quran Nusantara

Bank
Syariah Mandiri         : A/C. 074 006 5000
BCA                                        : A/C. 603 030 8041
Bank Muamalat                    : A/C. 303 003 3615
Bank Mandiri                        : A/C. 128 000 509 2975
Bank Bukopin Syariah        : A/C. 880 0420 017
Bank Mega Syariah            : A/C. 100 000 6822
Bank BNI Syariah                                : A/C. 1699 1699 6
Bank DKI Syariah                                : A/C. 701 700 9003
Bank Permata Syariah       : A/C. 97 1010 606
Bank Danamon Syariah     : A/C. 731 34 769
BRI                                         : A/C. 0523 01 0000 34 30 4

Konfirmasikan sedekah Anda melalui sms ke : 081519002828. Untuk konfirmasi sedekah Anda, ketik : Konfirmasi/Nama/Via Bank/Nominal Sedekah/Tanggal Transfer/Nomor Resi/Keterangan Donasi (infak/sedekah/wakaf). Hajat. Lalu kiri
mkan ke alamat HP tersebut di atas.
 
Informasi lebih lanjut, silahkan kunjungi link ini:
http://www.pppa.co.id


Tidak ada komentar:

Posting Komentar