Alhamdulilaahi
rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin.
Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa
azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin.
Bismillaahir rahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.
Saudaraku…
Ada tiga kewajiban anak
terhadap orang tua setelah wafatnya; bayarkan hutangnya jika ada, jalin
hubungan dengan sahabat dan keluarganya, dan mendoakannya.
Sudah menjadi rahasia umum, bahwa jarang ada anak yang
‘tahan lama’ berbakti kepada orang tuanya setelah orang tuanya wafat. Kata
seorang kawan, paling banter cuma sampai 40 hari setelah kematian anak-anak
akan ingat orang tuanya. Setelah itu, lepas, seperti tidak pernah ada orang tua
dalam kehidupannya.
Sementara kawan yang lain lagi berkata, diziarahi pun
paling satu dua tahun saja setelah kematian. Setelah itu, jangankan ditengok
kuburannya, dikirimkan Fatihah (dibacakan doa) pun tidak.
Anak yang bakti, tak berbatas pada umur orang tua. Setelah
lepas pun seharusnya tetap berkhidmat. Kata Rasul, khidmatnya anak kepada orang
tua yang sudah meninggal itu ada tiga, bayarkan hutangnya jika ada, jalin
hubungan dengan sahabat dan keluarga orang tua, dan mendoakannya. Dan ini
adalah bakti yang harusnya tidak berhenti hanya pada hitungan 7 hari, 40 hari,
seratus hari, satu dan dua tahun saja. Selamanya, sepanjang sisa hidup kita.
Meskipun semua berasal dari Tuhan, kita sama tahu, tanpa
adanya orang tua, kita tidak akan lahir ke dunia ini. Sebab orang tualah kita
menjadi ada. Masa kemudian kita melupakannya? Apalagi bila kita mengingat
perihnya mereka, deritanya mereka, ketika kita masih dalam kandungan, ketika
kita masih kecil, dan seterusnya.
Patut diperhatikan juga ungkapan berikut ini, sebagaimana
perlakuan kita terhadap orang tua kita, begitu jugalah kelak kita akan
diperlakukan oleh anak kita kelak. Coba-coba saja durhaka kepada orang tua,
maka kita akan didurhakai anak kita kelak. Mau?
Sebagaimana perlakuan kita kepada orang tua, begitu juga
kelak kita akan diperlakukan.
Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu
‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu
‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa
ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh.