Rabu, 13 Mei 2009

IMAM SYAFI'I DAN DELAPAN TUNTUTAN

Pada suatu hari Imam Syafi’i ditanya, “Bagaimana keadaan Anda pagi ini?” Imam Syafi’i menjawab, “Aku sedang menghadapi delapan tuntutan, yaitu Allah SWT dengan kefardhuan-Nya, Rasulullah Saw dengan kesunahannya, zaman dengan segala ulahnya, keluarga dengan keperluan makan minumnya, malaikat pencatat dengan semua yang aku ucapkan, setan-setan dengan ajakan-ajakan maksiat, hawa nafsu dengan kesenangannya dan malaikat Izrail dengan pencabutan nyawaku sebagai tugasnya.” Saudaraku,... Seperti halnya Imam Syafi,i, kita pun harus menghadapi kedelapan perkara ini setiap hari. Sekarang marilah kita berbincang sebentar mengenai delapan tuntutan tersebut. Tuntutan yang pertama adalah Allah SWT dengan kefardhuan-Nya. Hak-hak atau kepentingan Allah berada di atas hak-hak atau kepentingan makhluk-Nya. Maksudnya adalah kita tidak selayaknya menuntut kepada Allah mengenai sesuatu apabila kita belum memenuhi hak atau kepentingan Allah terlebh dahulu. Ingatlah, kebaikan maupun kesenangan yang Anda nikmati hari ini adalah buah dari campur tangan-Nya. Karena itulah seorang hamba Allah tidak akan menunda waktu untuk memenuhi tuntutan Tuhannya. Jika hari ini Anda dapat tetap hidup dan mendapatkan banyak kesenangan, maka sepantasnyalah Anda mengagungkan nama-Nya. Jika hari ini masih berkemampuan berada di jalan-Nya, maka seharusnyalah Anda mengokohkan pijakan kepada-Nya. Allah senantiasa menuntut Anda untuk mencintai-Nya. Allah menuntut Anda untuk tidak mengacuhkan bersujud kepada-Nya. Allah menuntut Anda untuk bertakwa kepada-Nya dengan sebenar-benarnya. Dan sayangnya, tuntutan-tuntutan ini jarang Anda penuhi pada lima waktu yang telah Allah tentukan bagi Anda. Setiap saat Anda berkata, “Ya Allah, aku hamba-Mu dan aku beriman dan bertakwa kepada-Mu.” Bagaimana mungkin Anda mampu berkata seperti itu jika kepentingan-Nya tidak lebih penting daripada pacar Anda, bos Anda atau berhala-berhala Anda yang lain. Yang dimaksud dengan berhala adalah segala sesuatu yang dapat memalingkan Anda dari kecintaan kepada Allah. Ia dapat berupa bentuk tubuh Anda, ibadah-ibadah atau perbuatan baik yang Anda banggakan, pekerjaan-pekerjaan Anda, pacar Anda, bos Anda, atau ramalan-ramalan yang Anda yakini kebenarannya. Kita harus sepakat bahwa Allah adalah satu-satunya Dzat yang layak untuk disembah dan dimuliakan. Kita harus menyakini hal ini dalam hati, menetapkan dalam ucapan dan mewujudkan dalam perbuatan untuk memenuhi tuntutan-tuntutan-Nya. Siti Aisyah ra. berkata, “Barangsiapa cinta pada Allah akan memperbanyak ingat (dzikir) kepada-Nya dan sebagai balasannya Allah akan ingat kepadanya dengan rahmat dan pengampunan-Nya di dalam surga bersama Nabi-Nabi-Nya dan hamba-hamba kecintaan-Nya dan mendapat kehormatan melihat keagungan-Nya. ...” Allah berfirman, “Adapun orang-orang yang beriman kepada Allah dan berpegang kepada (agama)-Nya, niscaya Allah akan memasukkan mereka ke dalam rahmat yang besar dari-Nya (surga) dan limpahan karunia-Nya. Dan menunjuki mereka kepada jalan yang lurus (untuk sampai) kepada-Nya.” (QS. An-Nisa : 175). Demikianlah Allah SWT telah menjelaskan janji-Nya kepada kita. Dan selayaknyalah kita mulai bergegas terhadap tuntutan ini. Ingatlah, waktu kita semakin sempit, dan Anda pun tidak memiliki kemampuan untuk menghentikan waktu sedetikpun untuk berpaling dari-Nya. Tuntutan yang kedua adalah Rasulullah Saw dan kesunahannya. Apabila Anda sungguh-sungguh mencintai Allah, maka Anda pun semestinya mencintai kekasih-Nya Muhammad Saw. Dan jika Anda mencintai Muhammad Saw, maka tidak ada alasan bagi Anda untuk menyepelekan sunnah-sunnahnya. Setiap saat Anda dituntut seberapa jauh menepati sunnah-sunnah tersebut. Anda tidak diperkenankan hanya mengerjakan sunnah nabi yang Anda sukai dan meninggalkan yang tidak Anda disukai. Hal itu menunjukkan Anda tidak tulus mencintainya, yang berarti pula Anda tidak tulus mencintai Allah SWT. Sangat mengherankan, betapa Anda sangat menyukai berjudi, meskipun Kekasih Allah Muhammad Saw dan Tuhan Anda melarang dengan keras. Sangat membingungkan, betapa Anda sangat menyukai minuman keras, sementara Kekasih Allah Muhammad Saw dan Tuhan Anda meminta menjauhinya. Sangat memusingkan, ketika Anda tidak mengikuti jalannya Muhammad padahal mulut Anda tidak pernah berhenti berucap cinta kepadanya. Jika Anda sungguh-sungguh beriman kepadanya, maka penuhilah tuntutan-tuntutannya. Percayalah Anda tidak akan merugi kalau berada di dalam barisan Muhammad Saw. Shalat Anda tidak akan membuat Anda kelelahan, puasa Anda tidak akan membuat Anda kelaparan atau jatuh sakit, dan bershadaqah pun tidak akan membuat usaha Anda gulung tikar. Pernahkah Anda mendengar bahwa seorang muslim kelelahan ketika mengerjakan shalat? Pernahkah pula Anda mendengar seorang muslim yang jatuh sakit karena berpuasa? Dan pernahkah Anda mendengar seorang muslim yang rajin bershadaqah mengalami kesulitan ekonomi? Saudaraku, sepanjang sejarah agama ini tidak pernah tersiar kabar bahwa sunnah kekasih Allah Muhammad Saw memberikan dampak buruk bagi pengikutnya. Saudaraku,... Tuntutan yang ketiga adalah zaman dengan segala ulahnya. Zaman senantiasa berubah menciptakan beban yang sangat berat yang harus ditampung setiap individu yang berada di dalamnya. Apa yang terjadi hari ini berbeda dengan apa yang terjadi sebelumnya. Begitu juga pada masa-masa yang akan datang. Cara berpikir, berbuat bahkan orientasi akan menjadi berbeda. Jika pada zaman jahiliyah, Muhammad Saw dan para sahabatnya menegakkan bendera Islam melawan kaum musyrik, maka pada saat ini kita harus menegakkan bendera Islam melawan pemikiran-pemikiran atau perilaku-perilaku yang menyesatkan. Betapa sungguh berat menegakkan Islam di tengah cara hidup yang penuh kepalsuan. Renungkanlah apa yang sedang terjadi di lingkungan Anda. Orang bersyukur kepada Allah dengan memberi sesajen di sudut rumah atau ladang yang ditanami aneka tanaman. Padahal Muhammad Saw dan Tuhan Anda memerintahkan bershadaqah kepada kaum fakir sebagai perwujudan syukur. Ada pula yang berpendapat bahwa agama tidak boleh memasuki urusan negara. Padahal mengurusi negara sama artinya mengurusi kepentingan publik atau masyarakat. Bayangkan jika keputusan dari negara diberlakuikan kepada masyarakat tanpa pertimbangan agama. Bisa jadi akan terjadi kekacauan sistem dalam masyarakat. Ada lagi gejala zaman yang berupa pergaulan bebas. Beberapa saudara kita yang terseret ke dalamnya benar-benar telah bertelanjang. Islam yang ia kenakan ditanggalkan begitu saja. Jadi tidaklah mengherankan kalau ia pun akhirnya kehilangan kehormatan. Islam adalah mahkota kemuliaan yang membedakan manusia dengan binatang. Jika ia membuangnya maka kembalilah ia kepada kawanan binatang liar yang tidak mempunyai malu. Bukankah sungguh berat beban yang kita terima dari jaman ini? Kita dituntut bertanggung jawab senantiasa berada di jalan-Nya kepada zaman yang kita lalui. Allah SWT akan menepati janji terhadap orang-orang yang senantiasa beriman kepada-Nya. Tuntutan yang keempat adalah keluarga dan keperluan makan dan minumnya. Ketika seseorang memutuskan untuk berkeluarga, maka pada saat itu pula ia dituntut untuk menciptakan keluarganya selalu dalam keadaan bahagia. Ia harus menjaga agar keluarga tersebut selalu berada dalam jalan-Nya, tidak terkecuali urusan makan dan minumnya. Renungkanlah, dengan tubuh yang sehat dan tidak kelaparan, keluarga Anda akan mengabdi kepada Allah SWT dengan baik. Mereka akan bersemangat mengoptimalkan apa yang sudah diberikan Allah. Bayangkanlah apabila keluarga Anda tidak tercukup kebutuhan makan dan minumnya. Istri Anda mungkin tidak akan mampu melayani Anda dengan sempurna seperti yang diminta Allah SWT. Begitu juga dengan anak-anak Anda. Mereka tidak akan mampu mengoptimalkan kecerdasan yang diberikan Allah. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Jika seorang laki-laki memberi nafkah kepada keluarganya dengan ikhlas karena Allah, maka ia mendapatkan pahala sedekah karenanya.” ( Al-Hadits). Beliau juga bersabda, “Cukuplah sebagai dosa bagi seseorang, menelantarkan orang yang nafkahnya menjadi tanggung jawabnya.” ( HR. Abu Dawud). Pada kesempatan lain Rasulullah Saw bersabda, “Tangan di atas lebih baik daripada tangan di bawah. Dan mulailah dengan orang yang menjadi tanggunganmu. Sebaik-baik sedekah adalah yang dikeluarkan tidak membutuhkannya. Barangsiapa menjaga kehormatan dengan tidak meminta-minta, maka Allah akan menjaga kehormatannya. Barang siapa merasa cukup maka Allah akan mencukupinya. (Al-Hadits) Tetapi Anda pun harus mengerti bahwa pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ini harus dalam batas yang wajar. Tahukah Anda apabila tanaman disiram tanpa memperhatikan kebutuhannya, maka ia akan layu dan pertumbuhannya pun akan menjadi tidak sehat? Begitu juga halnya dengan manusia. Pemenuhan kebutuhan tanpa batas akan membuat Anda lupa bersujud kepada-Nya. Padahal kebutuhan-kebutuhan tersebut difungsikan untuk mengantarkan Anda mencintai-Nya. Lalu bagaimana dengan kemiskinan yang membuat sebagian besar saudara kita tidak mampu mencukupi kebutuhan makan dan minum keluarganya? Mengenai hal ini, cobalah Anda perhatikan kehidupan Kekasih Allah Muhammad Saw. Pemahaman Rasulullah Saw terhadap kemiskinan sungguh luar biasa. Beberapa kali Rasulullah menyatakan bahawa kemiskinan mampu mendekatkan kita pada pintu-pintu surga. Kemiskinan membuat tubuh menjadi peka terhadap tanda-tanda kekuasaan-Nya. Kemiskinan juga membuat semakin ringan beban tanggung jawab di hari perhitungan. Tetapi kemiskinan juga telah membuat sebagian saudara kita berlindung kepada syaitan yang terkutuk. Sehingga kita pun harus semakin waspada agar kemiskinan-kemiskinan tersebut tidak menjauhkan kasih sayang Allah dari kehidupan kita. Berapapun harta yang Anda punya, sekecil apapun pendapatan Anda atau sesusah apapun pekerjaan Anda, Anda tidak berhak menelantarkan keluarga Anda. Walaupun hanya sesuap nasi atau seteguk air, Anda tetap dituntut memberikannya kepada mereka. Apapun keadaan Anda, baik kaya atau miskin Anda tetap dituntut mencukupi kebutuhan mereka dimana Anda menjadi pemimpinnya. Tuntutan yang kelima adalah Malaikat pencatat dengan apa yang kita lakukan. Malaikat-malaikat pencatat Allah lebih dekat dengan kita daripada urat nadi kita sendiri. Mereka selalu menyertai kita. Apapun yang kita ucapkan, apapun yang kita lakukan dan apapun hasil dari ucapan dan pekerjaan itu tidak lepas dari pengamatan Allah. Kita memang tidak memiliki kemampuan mengetahui catatan-catatan-Nya. Tetapi, renungkanlah seberapa baik atau burukkah catatan tersebut. Berkaitan dengan keberadaan para malaikat, Allah berfirman, “Padahal sesungguhnya bagi kamu ada (malaikat-malaikat) yang mengawasi (pekerjaanmu), yang mulia (di sisi Allah) dan yang mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu).” (QS. Al-Infithaar : 10-11). Allah SWT dalam ayat yang lain juga berfirman, “Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dan mengetahui apa yang dibisikkan oleh hatinya, dan Kami lebih dekat kepadanya dari pada urat lehernya, (yaitu) ketika dua orang malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapan pun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir. Dan datanglah sakaratulmaut dengan sebenar-benarnya. Itulah yang kamu selalu lari daripadanya.” (QS. Qaaf : 16-19 ) Malaikat pencatat selalu bersama kita, menulis apapun yang terlintas di pikiran dan terwujud dalam perbuatan. Tetapi kita seolah-olah menganggap hal tersebut sebagai sesuatu yang sepele. Yang hendak berzina ya tetap berzina, padahal malaikat allah selalu berda di sampingnya. Yang hendak berjudi ya tetap saja berjudi, padahal malaikat Allah sudah menulis apa yang sudah Anda kerjakan. Yang hendak korupsi ya tetap saja korupsi, padahal malaikat Allah tidak pernah lengah terhadap segala sesuatu yang ia kerjakan. Sekarang yang harus dipahami adalah bahwa malaikat pencatat Allah senantiasa menuntut kita bertanggung jawab dengan apa yang kita kerjakan. Mereka menuntut kita dengan catatan-catatannya. Jadi sadarilah dengan apa yang sudah kita miliki bahwa kita tidak akan pernah lepas dari pengamatan Allah dan malaikat-malaikat-Nya. Tuntutan nyang keenam adalah syaitan dengan ajakan-ajakan maksiat. Sejak pertama kali Nabi Adam diciptakan hingga sekarang, syaitan dan bala tentaranya tidak pernah beristirahat untuk mengantarkan kita kepada pintu-pintu Neraka dan sarana-sarananya. Mereka adalah musuh umat manusia yang luar bisa hebat. Ketika Anda hendak tidur, maka syaitan tetap membuka mata untuk memikat hati Anda. Ditunjukkanlah kepada Anda dunia yang penuh kemewahan. Ditunjukkanlah kepada Anda kenikmatan seksual yang tidak ada habisnya. Ditunjukkanlah kepada Anda betapa mudah menjadi kaya melalui penyerahan diri kepada iblis dan perilaku-perilakunya yang menyesatkan. Ditunjukkan kepada Anda betapa menyenangkan melakukan korupsi dan menengggelamkan diri dalam pergaulan bebas. Ditunjukkan pula kepada Anda kenikmatan menggauli minuman keras dan meninggalkan apa yang sudah dihalalkan untuk Anda. Allah SWT berfirman, “Dan berkatalah setan tatkala perkara (hisab) telah diselesaikan: "Sesungguhnya Allah telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan aku pun telah menjanjikan kepadamu tetapi aku menyalahinya. Sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca aku, akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamu pun sekali-kali tidak dapat menolongku. Sesungguhnya aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan aku (dengan Allah) sejak dahulu". Sesungguhnya orang-orang yang lalim itu mendapat siksaan yang pedih. (QS. Ibrahim : 22 ). Saudaraku,... Syaitan, iblis dan teman-temannya selalu menuntut kita untuk mengikuti jalannya. Mereka menjanjikan surga kepada Anda, padahal mereka pun tidak mendapatkan surga dari Dzat yamg memiliki surga. Ketika syaitan menjanjikan surga kepada Anda, maka percayalah bahwa sesungguhnya mereka telah melakukan kebohongan. Tidak ada surga atau kebaikan-kebaikan lain bersama mereka. Kalau Anda menginginkan surga dan sarana-sarana yang mendekatkan Anda kepadanya, maka mintalah kepada Dzat yang memiliki surga, yaitu Allah SWT. Kalau Anda mengharapkan kemudahan di dunia dan akhirat maka janganlah Anda menjauhkan diri Anda dari Dzat yang memberi banyak kemudahan, yaitu Allah SWT. Sekarang Anda harus semakin waspada dengan seruan-seruan syaitan, baik berupa bisikan iblis maupun rayuan manusia yang menyesatkan. Mereka tidak akan berhenti menuntut Anda menuju jalan-jalan gelap. Jadi peganglah lebih erat obor-obor dari dari Tuhan, agar jalan lurus yang ditunjukkan Allah bagi Anda terlihat lebih jelas. Dan Anda pun dapat selamat dari tuntutan-tuntutannya. Tuntutan yang ketujuh adalah hawa nafsu dengan kesenangan-kesenangannya. Allah menciptakan hawa nafsu kepada manusia, agar manusia-manusia tersebut dapat menciptakan semangat-semangat positif dengan nafsu dimilikinya. Sehingga Allah pun menciptakan otak agar kita berkemampuan mengarahkan hawa nafsu di jalan-Nya. Perhatikanlah, bagaimana sebagian besar dari kita memperlakukan nafsu mereka. Mereka tidak memberikan kendali dengan benar, sehingga hawa nafsu merugikan diri mereka sendiri, bahkan tidak jarang pula merugikan orang lain. Hawa nafsu memang mengajak seseorang kepada kesenangan, tetapi kesenangan-kesenangan itu pun harus dalam batas yang sewajarnya. Memilki nafsu kepada dunia bukanlah hal yang salah jika berada dalam koridor ketaatan kepada Allah. Bukankah dengan nafsu-nafsu tersebut, manusia menjadi bergairah menjalani fungsi sebagai makhluk Tuhan. Dan yang salah adalah jika kesenangan-kesenangan itu melalaikan manusia untuk bersyukur kepada-Nya. Allah SWT berfirman, “Maka datanglah sesudah mereka, pengganti (yang jelek) yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa nafsunya, maka mereka kelak akan menemui kesesatan, kecuali orang yang bertobat, beriman dan beramal saleh, maka mereka itu akan masuk surga dan tidak dianiaya (dirugikan) sedikit pun.” (QS. Maryam : 59-60 ) Hawa nafsu tersebut akan berada dalam kondisi seperti saat ia dititipkan Allah kepada manusia, apabila ia ditempatkan ke dalam hati yang senantiasa berdzikir kepada-Nya. Jika hawa nafsu mengajak Anda kepada banyak kesenangan yang menyesatkan, ingatlah Allah yang memberikan banyak kegembiraan. Jika hawa nafsu menuntun Anda kepada kesenangan tanpa kendali, maka tambatkanlah ia kepada rasa cinta yang luar biasa kepada Allah SWT dan kekasih-Nya. Jika hawa nafsu merayu Anda kepada kesenangan yang menyengsarakan, maka lemparkanlah kepada pembalasan Allah yang mengerikan. Tuntutan yang kedelapan adalah Malaikat Izra’il dengan pencabutan nyawa sebagai tugasnya. Kehidupan dan kematian adalah urusan Allah. Ia menitipkannya kepada makhluk-Nya dan Ia pulalah yang kelak akan mengambil titipan tersebut. Malaikat Izra’il yang diperintah Allah mengambil titipan tersebut. Ia dapat datang kapan saja dan dimana pun saja. Mungkin setelah Anda minum seteguk air, mungkin setelah Anda mencicipi ayam goreng dari tetangga, atau ketika Anda bertamu ke kerabat terdekat. Sebagai seorang hamba yang mengharapkan pertemuan dengan Sang Majikan, maka kita pun semestinya menyambut dengan penuh kegembiraaan datangnya ajal. Masalahnya adalah sudah siapkah kita bertemu dengan Allah? Atau yakinkah kita kalau setelah nyawa tidak lagi melekat, kita berada di surga-Nya dan bukan mendekam di neraka-Nya? Karena itu, sudah selayaknyalah kita mempersiapkan sebaik mungkin pertemuan kita dengan Malaikat Izra’il, sehingga ketika ia datang, kita dapat berkata kepadanya, “Ayo antarkan aku kepada Tuhanku yang Maha Mulia, Allah SWT.” Dan malaikat Izra’il pun mengambil titipan-Nya dengan cara yang sangat lembut dan penuh kasih sayang. Bukankah itu cara yang sangat indah untuk menemui Allah, saudaraku? Allah SWT berfirman, “Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat-malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya. Kemudian mereka (hamba Allah) dikembalikan kepada Allah, Penguasa mereka yang sebenarnya. Ketahuilah, bahwa segala hukum (pada hari itu) kepunyaan-Nya. Dan Dialah Pembuat perhitungan yang paling cepat.” (QS. Al-An’am : 61-62) Saudaraku,... Demikianlah delapan tuntutan yang harus kita hadapi setiap hari. Mohonlah kepada Allah agar kita senantiasa mampu menghadapi tuntutan-tuntutan tersebut dengan hati yang ikhlas, sebagaimana Rasulullah Muhammad Saw menghadapinya. Amiin !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar