Saudaraku,…
Suatu hari Ali bin Abi Thalib mendapati kedua anaknya,
Hasan dan Husain, sakit. Bahkan kedua cucu Baginda Rasulullah SAW itu mengalami
sakit yang cukup lama sehingga Ali pun bernazar, “Jika Hasan dan Husain sembuh,
aku akan berpuasa selama tiga hari”. Rupanya Allah mendengar nazar Ali tersebut
hingga Hasan dan Husain pun sembuh.
Ali bin Abi Thalib bersama isterinya, Fatimah Az Zahra,
pun berpuasa. Menjelang tiba waktu berbuka di hari pertama, hanya tersedia dua
potong roti untuk makanan berbuka. Ketika waktu berbuka tiba, belum lagi
keduanya menyantap roti tersebut, datang seorang fakir miskin yang mengetuk pintu
mereka seraya meminta makanan lantaran perutnya belum terisi sejak beberapa
hari. Urunglah Ali dan Fatimah melahap roti yang sudah digenggamnya, mereka pun
meneruskan berpuasa hingga keesokan harinya.
Di hari kedua berpuasa, mereka pun hanya memiliki sepotong
roti untuk dimakan berdua pada waktu berbuka nanti. Seperti halnya hari
kemarin, tiba saatnya berbuka, pintu pun kembali terdengar diketuk seseorang.
Rupanya seorang anak yatim yang meminta makanan karena kelaparan. Tak kuasa
menahan iba, Ali pun memberikan sepotong roti itu kepada anak yatim itu.
Keduanya kembali berpuasa.
Ujian memang selalu diberikan Allah kepada orang seperti
Ali dan Fatimah. Bahkan di hari ketiga berpuasa pun, sepotong roti yang mereka
punya pada saat menjelang berbuka ikhlas mereka berikan kepada seorang tawanan
yang baru saja bebas namun tak mempunyai makanan. Ali, Fatimah, dan kedua
anaknya, Hasan dan Husain mengerti bahwa semua ini hanyalah ujian kesabaran
dari Allah.
Sebuah pelajaran yang teramat mengharukan dari keluarga Ali
bin Abi Thalib dan keluarganya yang penyabar. Betapa Allah tengah menguji
mereka, akankah mereka tetap beriman dan mau menyedekahkan rezeki milik mereka
kepada orang lain, meskipun mereka teramat membutuhkan. Bahkan kisah yang
teramat indah ini Allah lukiskan dalam Al-Quran Surat Al-Insaan (76): 8-10,
agar menjadi pelajaran bagi kebanyakan manusia.
Memberi di saat berlebih adalah hal mudah, meski tidak
semua orang melakukannya. Tetapi memberi di saat kita membutuhkan, hanyalah
orang-orang yang mengharapkan perjumpaan dengan Allah di surga kelak yang
sanggup melakukannya. Butuh perjuangan, keikhlasan dan kesabaran untuk meniru
apa yang dilakukan Ali bin Abi Thalib beserta keluarganya. Tentu saja kita
bisa, jika kita mau.
Tulisan ini dikutip dari :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar