Ya
Allah, kejujuran itu indah, kejujuran itu manis, kata Engkau. Tapi kalau kata nafsu,
kejujuran itu pahit, kejujuran itu hanya akan memperlambat datangnya kekayaan.
Lalu kepda siapa kemudian hamba harus percaya? Ternyata hamba memilih percaya
pada nafsu. Akibatnya? Menderita! Maafkanlah hamba-Mu yang tidak mempercayai
segala firman-Mu. Sekarang hamba menghadap dengan membawa sejuta permasalahan
lagi yang timbul akibat kebohongan dan dusta.
Ya Allah, Tuhan Yang Maha Bijaksana, hamba yang berbuat
kesalahan, tapi hamba yang meminta-Mu menyelesaikannya. Tapi Engkau adalah
Tuhan yang tidak akan pernah merasa terbebani dengan segala permohonan
hamba-Mu.
Ya Allah, hamba yang berbuat keburukan, tapi Engkau yang
hamba minta menahan akibat keburukan itu datang. Itu semua karena Engkau yang
mempunyai kebijaksanaan yang luar biasa luasnya dan Engkau juga yang mempunyai
kuasa atas segala sesuatu.
Pelajaran apa lagi yang hamba bisa petik dari
keterpurukan dan ketersudutan hamba? Yaitu bahwa tidak ada perbuatan buruk yang
manis akibatnya! Tanamkanlah hikmah ini di dalam setiap gerak dan piker hamba,
supaya hamba selamat dunia dan akhirat.
Hamba juga percaya bahwa Engkau bukan hanya mengasihi dan
menyayangi mereka yang berjalan lurus, tapi juga Engkau mengasihi dan
menyayangi mereka yang menyatakan ingin kembali dan bertaubat kepada-Mu. Bahkan
Engkau mengasihi dan menyayangi semua orang. Hamba saja yang tidak menjangkau
kasih sayang-Mu. Catatkanlah hamba sebagai bagian dari orang-orang yang mau
memperbaiki diri, mau membersihkan hati dan pikiran, agar kasih sayang-Mu
segera hadir di dalam kehidupan ini. Amiin!
Tulisan ini dikutip dari buku WISATA HATI : Kehidupan Yang Rapuh
yang ditulis Ustadz Yusuf
Mansur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar