Assalamualaikum
warahmatullahi wa barakatuhu. Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa
sallim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa
Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho
bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal
ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin
wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillaka.
Saudaraku,…
Banyak bacot, banyak
usaha, ga akan juga membuahkan hasil, jika lepas dari Allah. Asli. Utamanya
dalam urusan yang sedang diomongkan ini, urusan anak. Saya sharing, sebab saya
yakin, banyak orang tua yang ngadepin persoalan yang sama dengan kami. He he,
padahal mungkin saya dan istri doangan yg ngadepin persoalan anak. Yah,
sederhana, mulai dari anak males bangun, males mandi, males baca, males
belajar, tidur susah, bangun susah. Shalat susah, ngaji susah. Ampe makan susah.
Training ini training itu diikuti oleh ayah ibu muda, eh, anak belum sempat
gede, dia udah cerai duluan, he he he. Maaf ya.
Orang-orang tua zaman
dulu, banyak nangisnya di hadapan Allah. Mereka banyak puasanya untuk kita. Mereka
banyak shalat malamnya, banyak doanya. Mereka pun suka ngadain sedekah untuk
kita, baik kita tau, maupun diem-diem. Kadang langsung berhasil, kadang
kemudian si anak ya dapat hidayah di perjalanan sang anak. Itu asbab dari
kegigihan orang beribadah dan berdoa sama Allah.
Adalah Ibu Aniek Anggawi,
orang tua dari Habib, Fahmi, dan Namira, yang mempesona saya. 3 anak ini
subhaanallaah, begitu luar biasa kesadarannya. Seperti hatinya itu udah dibuat
tunduk oleh Allah untuk kedua orang tuanya. Tanpa lelah, tanpa susah payah,
tanpa macem-macem teori, 3 anak ini kelar khatam Qur’an 30 juz di usia belia.
Kurang dari 13 tahun. Rahasianya ketika ditanya, semua ini ustadz, katanya,
Allah yang menggerakkan. Tidak ada yang kami lakukan, nyaris, kecuali minta
sama Allah. Allah kemudian yang menggerakkan hati anak-anak kami dan
memproteknya dari segala hal yang negatif. Kami cuma bisa minta sama Allah,
doa, dan pasrah. Dan memang, saya malu. Amalannya ibu Aniek Anggawi dan pak Anggawi
asal Bali ini luar biasa. Jam 02 dinihari udah bangun untuk anak-anaknya.
Sementara, mereka tetap berdagang. Subhaanallaah… Saya kalo ngobrol sama
mereka, kenceng banget untuk duduk, munajat sama Allah, buat anak-anak saya,
dan santri-santri yg dititipkan oleh Allah. Mungkin semua berproses. Namun satu
yang kudu kita yakini, proses itu akan sampe. Akan dikabul.
Allaahumma
shalli shalaatan kaamilatan wa sallim
salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu bihil
‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho bihil hawaaiju wa tunaalu
bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa
‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’adadi kulli
ma’lumillaka. Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu. [bersambung]
Tulisan ini dikutip dari : http://www.yusufmansur.com
Diedit ulang oleh : http://souldiaryofislam.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar