Jumat, 08 Februari 2013

MENJAGA ANAK bagian 2



Assalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu. Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa sallim  salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillaka.

Saudaraku,…
Sekali lagi, sehebat apapun perlindungan, penjagaan, proteksi kita terhadap anak kita, siapa pula yang mampu 24 jam mengawasi? Sehebat apapun kita kemudian mengajarkan anak kita, termasuk ketika dititip ke pesantren yg notabene, 24 jam pengawasan, pun ada lengahnya, ada cacatnya sistem pengawasan dan pengajaran. Maka sebaik-baiknya penyempurna ikhtiar kita, ya Allah. Tuangkan di atas sajadah segala kekhawatiran kita tentang anak-anak kita, dan apa yg diinginkan oleh kita untuk anak-anak kita. Jangan lupa, yang adil sama anak. Perhatikan juga haknya tumbuh sebagai anak, dan remaja.

Subhaanallaah. Dengan demikian, entenglah hati saya, legalah perasaan saya. Manakala saya menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mendengar segala keluhan kita, termasuk tentang anak-anak kita. Banyak-banyak minta ampun juga sama Allah, dari segala kekurangan dan kesalahan kita sebagai orang tua. Barusan tadi, barusan banget, Wirda lapor, Haafid susah banget ngaji. Kabur-kaburan melulu. Wirda bilang, doain Pah… Nah, ini. Cakep banget. Saya tidak diminta Wirda ngejar Haafidz. Sebab dipastikan anak kita lebih pintar. Akhirnya tar kesel. Kesel dua-duanya. Kita kesel, anak nangis. Dan ngaji? Ga enjoy. Maka saya minta Wirda ngasih tau mamahnya (istri saya), Umii, Kun, dan Ustadz Arifin gurunya, agar duduk tenang baca shalawat 10-100 kali. Trus doa. Kemudian baru deh panggil Haafidz.

Lagi-lagi ajaib. Haafidz seperti ada yg membimbing. Haafidz kemudian duduk sila bergabung. Subhaanallaah…!!! Saya, kami, kagum sama Kebesaran Allah, dan kemuliaan Nabi Muhammad yg dipakaikan kemuliaan dari Allah. Yaaah, akhirnya saya berpesan kepada orang-orang tua, agar benar-benar luangkan waktu untuk bersepi-sepi sama Allah, shalat, doa yang khusus, yang khusyu’, penuh ngeri, penuh harap, penuh iba di hadapan Allah, tentang anak-anak kita. Alhamdulillaah pelajaran ini Allah yang berikan. Maaf ya, bukan tanpa ikhtiar loh. Tapi lebih mementingkan bahwa doa, shalat, shalawat, sedekah, adalah campuran kombinasi yang teramat penting, yang ngalahin segala metode, terutama dalam mendidik anak.

Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa sallim  salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillaka. Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu. [bersambung]


Tulisan ini dikutip dari : http://www.yusufmansur.com



Tidak ada komentar:

Posting Komentar