Assalamualaikum
warahmatullahi wa barakatuhu. Allaahumma shalli shalaatan kaamilatan wa
sallim salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa
Muhammadinilladzii tanhallu bihil ‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho
bihil hawaaiju wa tunaalu bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal
ghamaamu biwajhihil kariimi wa ‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin
wanafasim bi’adadi kulli ma’lumillaka.
Saudaraku,…
Sekali lagi, sehebat apapun perlindungan, penjagaan, proteksi kita terhadap
anak kita, siapa pula yang mampu 24 jam mengawasi? Sehebat apapun kita kemudian
mengajarkan anak kita, termasuk ketika dititip ke pesantren yg notabene, 24 jam
pengawasan, pun ada lengahnya, ada cacatnya sistem pengawasan dan pengajaran.
Maka sebaik-baiknya penyempurna ikhtiar kita, ya Allah. Tuangkan di atas
sajadah segala kekhawatiran kita tentang anak-anak kita, dan apa yg diinginkan
oleh kita untuk anak-anak kita. Jangan lupa, yang adil sama anak. Perhatikan
juga haknya tumbuh sebagai anak, dan remaja.
Subhaanallaah. Dengan demikian, entenglah hati saya, legalah perasaan saya.
Manakala saya menyadari bahwa Allah Maha Kuasa dan Maha Mendengar segala
keluhan kita, termasuk tentang anak-anak kita. Banyak-banyak minta ampun juga
sama Allah, dari segala kekurangan dan kesalahan kita sebagai orang tua.
Barusan tadi, barusan banget, Wirda lapor, Haafid susah banget ngaji. Kabur-kaburan
melulu. Wirda bilang, doain Pah… Nah, ini. Cakep banget. Saya tidak diminta Wirda
ngejar Haafidz. Sebab dipastikan anak kita lebih pintar. Akhirnya tar kesel.
Kesel dua-duanya. Kita kesel, anak nangis. Dan ngaji? Ga enjoy. Maka saya minta
Wirda ngasih tau mamahnya (istri saya), Umii, Kun, dan Ustadz Arifin gurunya,
agar duduk tenang baca shalawat 10-100 kali. Trus doa. Kemudian baru deh
panggil Haafidz.
Lagi-lagi ajaib. Haafidz seperti ada yg membimbing. Haafidz kemudian duduk
sila bergabung. Subhaanallaah…!!! Saya, kami, kagum sama Kebesaran Allah, dan
kemuliaan Nabi Muhammad yg dipakaikan kemuliaan dari Allah. Yaaah, akhirnya
saya berpesan kepada orang-orang tua, agar benar-benar luangkan waktu untuk
bersepi-sepi sama Allah, shalat, doa yang khusus, yang khusyu’, penuh ngeri,
penuh harap, penuh iba di hadapan Allah, tentang anak-anak kita. Alhamdulillaah
pelajaran ini Allah yang berikan. Maaf ya, bukan tanpa ikhtiar loh. Tapi lebih
mementingkan bahwa doa, shalat, shalawat, sedekah, adalah campuran kombinasi yang
teramat penting, yang ngalahin segala metode, terutama dalam mendidik anak.
Allaahumma
shalli shalaatan kaamilatan wa sallim
salaaman taamman ‘alaa sayyidinaa Muhammadinilladzii tanhallu bihil
‘uqodu wa tanfariju bihil kurobu wa tughdho bihil hawaaiju wa tunaalu
bihirragoibu wa husnul khawaatimi wayustasqal ghamaamu biwajhihil kariimi wa
‘alaa aalihi washahbihii fii kulli lamhatin wanafasim bi’adadi kulli
ma’lumillaka. Wassalamualaikum warahmatullahi wa barakatuhu. [bersambung]
Tulisan ini dikutip dari : http://www.yusufmansur.com
Diedit ulang oleh : http://souldiaryofislam.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar