Jumat, 26 Desember 2014

NAIKIN KOMPETENSI DENGAN SHALAT MALAM

Assalaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh. Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ammaa ba’du.

Saudaraku,…
Tidak ada kemuliaan bagi yang tidak shalat malam…“, begitu tutur seorang guru kearifan.

Wajar. Sebab emang Nabi Muhammad bersabda. “Kemuliaan seorang mukmin di shalat malamnya.

Guru kearifan lainnya bertutur, bahwa seorang yang tidak shalat malam, maka hidupnya akan beraaaaattt …

Wajar juga. Andai kita mau mentadabburi Surah al Muzzammil, Surah al Insaan, nyata bahwa emang hidup ini berat. Maka Allah entengkan salah satunya dengan Perintah-Perintahnya. Yang jika dijalankan hamba-hamba-Nya, termasuk BANGUN MALAM, tahajjud, maka entenglah hidupnya.

Di kehidupan nyata, banyak emang yang seperti dicabut kemuliaan, dan dihadirkan kehinaan. Begitu punya masalah, ampuuuuunnn, kayak terhinaaaa banget jadi manusia. Dicaci. Dimaki. Punya hutang ga kebayar misalnya. Atau anak harus ga sekolah. Atau kontrakan ga kebayar. Ditikung sama kawan sendiri, sama sahabat sendiri. Dan kehinaan-kehinaan dalam bentuk seluas-luasnya.

Ya, ada tidak sedikit orang yang posisinya lemah atau bahkan begitu lemah. Kecil, atau begitu kecil. Tidak sedikit yang dikecilin. Termasuk bisa jadi gambaran ummat Islam dunia, termasuk Muslimin Indonesia, yang tidak lagi ada kemuliaan sepertinya. Posisinya kecil, lemah, dan akan bertambah-tambah manakala ga kunjung mau BANGUN MALAM.

Ya. Liat aja potret kita. Apalagi jika dikaitkan sebagai muslim muslimah. Hina banget kayaknya. Banyak, tapi untuk urusan menjalankan agamanya, jadi kayak ga berdaya.
Ga bisa digeneralisir. Setuju. Tapi hendaknya jadi sentilan. Sebelum semuanya terlambat.

Jika kita menemukan diri kita kurang dapat tempat, kurang punya hak suara, mulai banyak yang menyepelekan, tidak menganggap ada, ga dianggep, ga diperhitungkan, baik secara sosial maupun ekonomi, maka… Ayo BANGUN MALAM. Siapa tau itu tanda-tanda emang kemuliaan lagi dicabut sama Allah. Jangan tunggu semuanya sirna sama sekali.

Apabila shalat malam digeber betulan, dengan kualitas kayak shalat maghrib, maka insyaaAllah kemuliaan akan diberikan Allah subhaanahuu wata’aalaa.

Dalam hal bernegara, maka Indonesia ini biar gimana wajahnya wajah muslimin. Sebab saat ini muslimin emang mayoritas dalam jumlah. Jika jelek, yang kesebut jelek ya muslimin. Jika bagus, yang kesebut bagus ya muslimin juga.

Jika Indonesia saat ini pengen diperhitungkan, baik di tingkat Asia maupun di tingkat Internasional, yuk, kita bantu negeri ini, dengan kita sebagai rakyatnya, warganya, masyarakatnya, menegakkan BANGUN MALAM. Jika populasi yang BANGUN MALAM, melebihi yang tidak bangun malam, insyaaAllah dah. InsyaaAllah, Allah akan menaikkan derajat kemuliaan bagi bangsa dan negara kita dengan Cara-Cara-Nya Allah ‘azza wajalla.

Saudaraku,…
Kemuliaan yang dibangun dengan membelakangi Allah, melupakan Allah, apalagi menentang-Nya, hiiiiiiii…. Ngeriiii… Itu bukan kemuliaan. Melainkan Pintu dari segala pintu kesengsaraan, kesulitan, kesedihan, dan kehinaan. Hendaknya kita banyak waspada dan mohon ampun ke Allah.

Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu ’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.   


KH. YUSUF MANSUR

Tidak ada komentar:

Posting Komentar