Assalaamu ’alaikum
warahmatullaahi wabarakaatuh. Alhamdulilaahi rabbil ‘aalamiin. Washalaatu
wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin. Nabiyyinaa Muhammadin
shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa azwaajihii wa dzurriyyatihii
wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Ammaa
ba’du.
Saudaraku,…
“Tidak ada kemuliaan bagi yang tidak shalat malam…“, begitu tutur
seorang guru kearifan.
Wajar. Sebab emang Nabi Muhammad bersabda. “Kemuliaan seorang mukmin di
shalat malamnya.
Guru kearifan lainnya bertutur, bahwa seorang yang tidak shalat malam, maka
hidupnya akan beraaaaattt …
Wajar juga. Andai kita mau mentadabburi Surah al Muzzammil, Surah al
Insaan, nyata bahwa emang hidup ini berat. Maka Allah entengkan salah satunya
dengan Perintah-Perintahnya. Yang jika dijalankan hamba-hamba-Nya, termasuk
BANGUN MALAM, tahajjud, maka entenglah hidupnya.
Di kehidupan nyata, banyak emang yang seperti dicabut kemuliaan, dan
dihadirkan kehinaan. Begitu punya masalah, ampuuuuunnn, kayak terhinaaaa banget
jadi manusia. Dicaci. Dimaki. Punya hutang ga kebayar misalnya. Atau anak harus
ga sekolah. Atau kontrakan ga kebayar. Ditikung sama kawan sendiri, sama
sahabat sendiri. Dan kehinaan-kehinaan dalam bentuk seluas-luasnya.
Ya, ada tidak sedikit orang yang posisinya lemah atau bahkan begitu lemah.
Kecil, atau begitu kecil. Tidak sedikit yang dikecilin. Termasuk bisa jadi
gambaran ummat Islam dunia, termasuk Muslimin Indonesia, yang tidak lagi ada
kemuliaan sepertinya. Posisinya kecil, lemah, dan akan bertambah-tambah
manakala ga kunjung mau BANGUN MALAM.
Ya. Liat aja potret kita. Apalagi jika dikaitkan sebagai muslim muslimah.
Hina banget kayaknya. Banyak, tapi untuk urusan menjalankan agamanya, jadi
kayak ga berdaya.
Ga bisa digeneralisir. Setuju. Tapi hendaknya jadi sentilan. Sebelum
semuanya terlambat.
Jika kita menemukan diri kita kurang dapat tempat, kurang punya hak suara,
mulai banyak yang menyepelekan, tidak menganggap ada, ga dianggep, ga
diperhitungkan, baik secara sosial maupun ekonomi, maka… Ayo BANGUN MALAM.
Siapa tau itu tanda-tanda emang kemuliaan lagi dicabut sama Allah. Jangan
tunggu semuanya sirna sama sekali.
Apabila shalat malam digeber betulan, dengan kualitas kayak shalat maghrib,
maka insyaaAllah kemuliaan akan diberikan Allah subhaanahuu wata’aalaa.
Dalam hal bernegara, maka Indonesia ini biar gimana wajahnya wajah
muslimin. Sebab saat ini muslimin emang mayoritas dalam jumlah. Jika jelek,
yang kesebut jelek ya muslimin. Jika bagus, yang kesebut bagus ya muslimin
juga.
Jika Indonesia saat ini pengen diperhitungkan, baik di tingkat Asia maupun
di tingkat Internasional, yuk, kita bantu negeri ini, dengan kita sebagai
rakyatnya, warganya, masyarakatnya, menegakkan BANGUN MALAM. Jika populasi yang
BANGUN MALAM, melebihi yang tidak bangun malam, insyaaAllah dah. InsyaaAllah,
Allah akan menaikkan derajat kemuliaan bagi bangsa dan negara kita dengan
Cara-Cara-Nya Allah ‘azza wajalla.
Saudaraku,…
Kemuliaan yang dibangun dengan membelakangi Allah, melupakan Allah, apalagi
menentang-Nya, hiiiiiiii…. Ngeriiii… Itu bukan kemuliaan. Melainkan Pintu dari
segala pintu kesengsaraan, kesulitan, kesedihan, dan kehinaan. Hendaknya kita
banyak waspada dan mohon ampun ke Allah.
Alhamdulilaahi
rabbil ‘aalamiin. Washalaatu wassalaamu ‘alaa asyrafil anbiyaai wal mursaliin.
Nabiyyinaa Muhammadin shallaallahu ‘alaihi wasallama. Wa ‘alaa aalihi wa
azwaajihii wa dzurriyyatihii wa ash-haabihii wa ummatihii ilaa yamuddiin. Wassalaamu
’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar