Jumat, 24 Juli 2009

MENJADI INSAN KAMIL

Saudaraku,...
Keinginan terbesar hamba Allah adalah menjadi insan kamil. Ia adalah sebuah pribadi yang sempurna. Di dalam pribadi tersebut terletak ketinggian akhlak dan iman yang dikehendaki Allah SWT, sehingga sangatlah menggembirakan apabila seorang hamba diperkenankan menjadi salah satu pribadi tersebut. Pada saat itu ia tidak akan menghendaki apapun kecuali kedekatan dengan Khaliqnya. Ia hanya berkehendak memperoleh kasih sayang Allah yang berlimpah. Insan kamil adalah seorang pecinta akhirat dan pecandu dunia yang mampu menempatkan keduanya dalam posisi yang setara. Ia hanya menempatkan dunia dan kesenangan yang terdapat di dalamnya sebagai sarana untuk memperoleh cinta-Nya. Apabila kesenangan tersebut enggan memenuhinya maka dunia akan ia campakkan.

Untuk mendapatkan kemuliaan tersebut, Rasulullah Muhammad Saw menawarkan lima syarat. Apabila Anda mampu memenuhinya, maka yakinlah bahwa janji Allah SWT dan utusan-utusan-Nya dalah benar. Syarat yang pertama adalah Anda harus memelihara diri Anda dari hal-hal yang diharamkan. Ketika Anda memasukkan sesuatu yang dihinggapi kuman ke dalam tubuh, maka tubuh Anda akan memberikan sebuah penolakan yang sangat hebat. Mendadak tubuh Anda merasakan kesakitan dan benar-benar menunda bahkan mengganggu aktifitas yang sedang Anda kerjakan. Begitu juga dengan susu yang tercemari oleh racun, walaupun hanya setetes. Susu yang semula mempunyai nilai ekonomi yang tinggi berubah nilainya pada titik terparah. Hal ini disebabkan karena racun tersebut melenyapkan sekaligus menghilangkan keunggulan-keunggulannya. Sehingga apabila susu tersebut dikonsumsi manusia atau hewan, maka akan terjadi sesuatu yang mengerikan. Manusia maupun hewan yang mengkonsumsinya akan mengalami kerusakan pada setiap organ di tubuhnya, bahkan dapat mengalami kematian pada saat itu juga.

Begitu juga apabila Anda membiasakan diri dengan segala sesuatu yang diharamkan oleh Allah SWT, baik itu berupa makanan, minuman maupun perilaku-perilaku yang menyimpang. Berjalan kepada Allah harus dalam keadaan yang bersih. Anda tidak dapat bersujud kepada Allah dengan perut yang dipenuhi makanan dan minuman yang haram, baik dalam sifat maupun cara memperolehnya. Anda juga tidak dapat memuji dan mencintai Allah dengan hati yang dipenuhi penyakit, seperti syirik, hasud, dengki, fasik dan sebagainya. Langkah Anda tidak akan mantap berpijak jika setiap jengkal Anda meninggalkan amaliah-amaliah sholeh yang diajarkan Rasulullah Muhammad Saw. Sehingga tidak ada jalan lain untuk mencintai Allah selain menanggalkan apapun yang diharamkannya.

Kalau Allah tidak menghendaki sesuatu itu berada dalam pribadi yang dicintai-Nya, maka tinggalkanlah tanpa keraguan sedikitpun. Jangan membuat penawaran yang buruk kepada Allah dengan harga rendah terhadap hidup yang sedang Anda jalani. Lakukanlah semua pengabdian kepada-Nya dengan amalan-amalan yang terbebas dari hal-hal yang haram. Jika Anda bersujud kepada Allah maka yakinkan kepada diri Anda bahwa sekujur tubuh Anda telah terbebas dari larangan-larangan-Nya. Perut Anda haruslah diisi dengan nikmat yang diridhai Allah. Hati Anda haruslah dipenuhi dengan suara-suara qur’ani. Anggota tubuh Anda haruslah senantiasa terikat dengan kecintaan kepada-Nya. Insya Allah ketika hal itu berada dalam diri Anda, maka Anda akan ditetapkan Allah SWT sebagai insan kamil. Tetapi jika Anda enggan memelihara diri dari hal-hal yang haram, maka janganlah berharap Allah SWT akan mencintai Anda dengan cinta yang besar. Syarat yang kedua adalah Anda harus rela dengan yang diberikan Allah. Allah SWT memiliki rahasia yang tidak pernah diketahui oleh hamba-hamba-Nya. Ia memperhitungkan setiap kejadian atau peristiwa yang ditetapkan bagi hamba-Nya, baik itu berupa kesenangan maupun kesusahan.

Ketetapan apapun yang diberlakukan kepada manusia adalah wujud dari keadilan-Nya. Sehingga ketika Anda mendapatkan sebuah musibah, janganlah tergesa-gesa berprasangka buruk kepada Allah. Jangan pula sekalipun terlintas di pikiran Anda bahwa Allah tidak mencintai Anda. Sesungguhnya dengan musibah-musibah itulah Allah hendak menunjukkan cinta-Nya. Jika musibah itu terjadi ketika Anda sedang melakukan amalan-amalan penghuni neraka, maka berbahagialah, karena siksaan yang harus Anda terima di akhirat akan berkurang jumlahnya. Dan dengan musibah itulah, Anda diharapkan mampu melakukan introspeksi atas kesalahan-kesalahan Anda. Kemudian jika Anda berhasil keluar dari lingkaran kesalahan tersebut, maka itulah kebahagiaan yang sedang Anda cari. Tetapi jika musibah itu terjadi ketika Anda sedang rajin beribadah kepada-Nya, maka ketahuilah Allah mengharapkan kedekatan dengan Anda. Sesungguhnya rasa sakit dan kepayahan bagi orang-orang yang beriman akan menimbulkan kedekatan dan ketergantungan yang sangat tinggi kepada Allah. Bukankah hal ini yang selalu diharapkan para pecinta-Nya? Anda tidak akan membutuhkan apapun dari dunia ini jika mampu dengan kerelaan hati menerima cinta-Nya dalam bentuk apa saja. Orang kaya adalah orang yang semakin sedikit keinginannya terhadap dunia. Manusia akan selalu dikenal sebagai orang miskin jika hartanya yang berlimpah tidak mampu memenuhi hasratnya. Sebaliknya, manusia akan selalu menjadi kaya, jika hartanya yang sedikit mampu membuatnya dirinya berkecukupan. Allah adalah Dzat Yang Maha Kaya, sehingga sangat wajar jika orang-orang yang berdekatan dengan-Nya tidak pernah takut miskin. Karena itu, relalah dengan apa yang ditentukan Allah bagi Anda, agar Anda mendapatkan kemulian-Nya.

Allah SWT berfirman, “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain di antara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian daripada harta benda orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui. ( QS. Al-Baqarah : 188). Orang-orang yang senang memakan harta orang lain sebenarnya tidak lebih hanyalah orang-orang yang tidak bisa mensyukuri pemberian Allah. Merekalah orang-orang yang tidak pernah cukup dengan nikmat yang diperoleh, walaupun ia sudah memiliki berlian sebesar gunung. Orang yang memiliki kecenderungan kepada dunia secara berlebihan seperti ini hampir-hampir tidak pernah mencapai tujuan hidupnya. Allah akan membuatnya terus berpikir tentang dunia tanpa memberi kesempatan untruk beristirahat. Sehingga pada akhirnya mereka tidak akan pernah berbahagia dengan kekayaan yang diperolehnya.

Saudaraku,...
Syarat yang ketiga adalah Anda harus berbuat baik kepada tetangga. Apabila seorang mukmin tidak mampu menciptakan hubungan yang baik dengan tetangganya, bolehlah Anda bertanya tentang kualitas imannya. Dalam beberapa riwayat sering dikatakan bahwa berbuat baik kepada tetangga merupakan salah satu bentuk keimanan kepada Allah. Artinya, seseorang tidak dapat disebut beriman dengan seutuhnya, kalau enggan menjalin hubungan yang baik dengan tetangganya. Sehingga apabila semakin sering Anda berbuat baik kepada tetangga Anda, maka semakin baik pula kualitas iman Anda. Pemahaman berbuat baik (tidak terkecuali kepada tetangga) selalu berhubungan dengan interpretasi terhadap Al-Qur’an dan Sunnah Nabi dalam hidup seorang muslim.

Interpretasi Anda terhadap keduanya akan membentuk Anda sebagai orang baik atau sebaliknya. Apabila interpretasi itu seperti yang dikehendaki oleh Allah SWT, maka kekuatan iman Anda akan berlipat ganda. Mengenai interpretasi tersebut, kita telah banyak belajar kepada Rasulullah Muhammad Saw. Beliau selalu menempatkan tetangganya pada kedudukan yang layak. Setelah era kenabian, para sahabat tidak jarang memberikan contoh bertetangga yang baik. Apabila pendapat maupun suri teladan pada pendahulu kita tersebut dihimpun, maka kita akan mendapatkan satu kalimat, “Jangan merasa senang dengan kebahagiaan Anda tanpa membagi dengan tetangga Anda dan jangan pernah membiarkan tetangga Anda kesusahan sendirian tanpa teman berbagi.” Anda mempunyai tiga kewajiban terkaitan berbuat baik dengan tetangga. Pertama, kewajiban dengan tetangga Anda, apabila tetangga Anda adalah saudara Anda. Kedua, kewajiban Anda kepada sesama muslim, apabila tetangga Anda memiliki keyakinan yang sama. Ketiga, kewajiban Anda kepada sesama manusia, apabila tetangga Anda berbeda keyakinan.

Ketiga kewajiban ini hanya dapat dipenuhi jika Anda telah menetapkan diri di jalan-Nya. Allah SWT berfirman, “Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (QS. An-Nisa : 36). Al-Faqih Abul Laits As-Samarqandi berkata, “Kesempurnaan bertetangga itu ada empat, yaitu membantu tetangganya sesuai dengan kemampuannya, tidak menginginkan apa yang dimilki oleh tetangganya, tidak mengganggu tetangganya dan sabar terhadap gangguan tetangganya.” Apabila anda mampu bersikap seperti itu, maka berbahagialah. Anda akan semakin dekat dengan Allah. Demikianlah apabila keimanan Anda semakin berkualitas di mata Allah.

Syarat yang keempat adalah Anda harus mencintai orang lain seperti Anda mencintai diri Anda sendiri. Kita semua sepakat bahwa Islam adalah agama yang penuh cinta. Tidak pernah ada agama atau keyakinan yang lebih banyak berbicara tentang kasih sayang sebagaimana Islam. Nama Allah yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang juga selalu disebut setiap melakukan pekerjaan, baik itu untuk urusan dunia maupun akhirat. Tetapi anehnya, manusia nampaknya belum selesai belajar tentang cinta dan kasih sayang. Apabila Anda mampu mempelajari cinta dengan baik, maka Anda akan mendapatkan Islam dalam bentuknya yang paling sempurna. Pada tahapan seperti itu perlakuan terhadap diri sendiri maupun kepada orang lain tidak akan jauh berbeda. Mencintai diri sendiri dalam kacamata Islam selalu mendapatkan makna sebagai perwujudan terima kasih kepada Allah. Salah satunya dengan memberikan banyak kesenangan terhadap diri sendiri. Konsep ini menjadi berbahaya, apabila kesenangan-kesenangan itu menimbulkan kesombongan di hati pemilikinya. Cara terbaik untuk mencintai diri sendiri adalah mengoptimalkan apa yang sudah diberikan-Nya, baik itu berupa nikmat jasmani maupun rohani. Apabila Anda memiliki bentuk tubuh yang indah, maka rawatlah tubuh Anda dengan layak. Tetapi janganlah tubuh Anda yang indah itu diumbar untk menarik perhatian lawan jenis. Apabila Anda mendapatkan harta yang berlimpah, maka gunakanlah untuk kebaikan Anda dan manusia-manusia yang lain di lingkungan Anda. Rasulullah Muhammad Saw pernah mengungkapkan bahwa seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, ia tidak mendzaliminya dan tidak menyerahkannya kepada kebinasaan. Barangsiapa membantu kebutuhan saudaranya, maka Allah akan membantu kebutuhannya. Barangsiapa meringankan beban seorang muslim, maka Allah akan meringankan salah satu bebannya di hari kiamat. Barangsiapa menutupi aib seorang muslim, maka pada hari kiamat Allah akan menutupi aibnya.

Dalam riwayat lain Rasulullah Saw mengungkapkan bahwa barangsiapa tidak mencintai manusia, maka ia tidak akan dicintai oleh Allah. Perlakuan kepada diri sendiri terhadap nikmat Allah tidak boleh mengecilkan perlakuan kita terhadap orang lain. Cintailah orang lain seperti Anda mencintai diri Anda sendiri. Jika Anda merawat mati-matian tubuh Anda agar tidak terlihat jelek di mata orang lain, maka Anda juga diminta tidak menyakiti orang lain, apalagi hingga meneteskan darah. Islam tidak pernah tegak dengan tangisan permusuhan. Islam juga tidak pernah tegak dengan robohnya tonggak kasih sayang. Dan apabila hidup Anda berlimpah harta, maka janganlah Anda menyimpan harta tersebut untuk Anda sendiri. Cintailah manusia lain dengan harta Anda. Tolonglah orang lain dengan cinta yang sangat besar. Apabila Anda mau menetapkan hal ini pada diri Anda sendiri, maka Anda akan mendapatkan kualitas iman Anda dalam keadaan yang luar biasa. Akhirnya Anda akan membuat kesimpulan bahwa mempelajari Islam adalah belajar tentang memberikan cinta kepada orang lain dengan kualitas terbaik. Semakin sering Anda menunjukkan kasih sayang Anda kepada orang lain, maka semakin kuat pula kualitas iman Anda. Pada tahap inilah Anda akan mampu mendekati Allah dengan jarak yang sangat dekat. Saudaraku... Syarat yang kelima adalah Anda jangan banyak tertawa. Pada dasarnya Islam tidak pernah melarang umat-Nya untuk tertawa. Ini sesuatu yang boleh dikerjakan tetapi memiliki lingkup batas-batas tertentu. Jika tertawa kita ibaratkan seperti minum air putih yang halal untuk kita minum, maka tertawa harus kita tempatkan yang sepantasnya dan kapan harus melakukannya. Apabila porsinya memenuhi hidup Anda selama 24 jam, maka hidup Anda akan timpang. Anda dapat membayangkan apa yang akan terjadi, jika sepanjang waktu Anda bergelut dengan guyonan-guyonan. Selain itu, tertawa juga mempunyai beberapa resiko yang patut untuk dikhawatirkan. Jangan pernah Anda tertawa terbahak-bahak terhadap cerita lucu memalukan yang dialami teman Anda. Jika Anda ingin tertawa, cukuplah Anda tersenyum kepadanya. Karena ia juga bisa merasa tersinggung oleh tawa Anda, apalagi jika Anda melakukannya di tempat umum. Janganlah pula Anda banyak tertawa, jika surga dan neraka tidak jelas bagi Anda. Anda pasti akan berhenti tertawa jika dikatakan kepada Anda beberapa siksaan sebagai penebus dosa. Saya berharap diantara riuhnya gelak tawa, Anda mampu menyisakan sedikit air mata untuk menyesali banyak kesalahan. Saya juga berharap air mata Anda tidak membuat hidup Anda semakin terbebani. Kendalikan tawa Anda dalam batas-batas-Nya agar tawa Anda tidak mati. Ingatlah tentang kematian yang senantiasa menghampiri Anda, agar Anda sesegera mungkin menghidupkan hati dengan mengingat-Nya. Ingatlah kepada hari akhir yang sangat mengerikan, agar tawa Anda terkendalikan. Begitulah agar hidup Anda mendapatkan sedikit dari cinta-Nya yang berlimpah. Diriwayatkan oleh Ibnu Umar ra. bahwa pada suatu hari ketika Rasulullah Saw berjalan menuju masjid, orang-orang sedang berbincang-bincang dan tertawa terbahak-bahak, kemudian beliau berhenti dan mengucapkan salam kepada mereka lalu bersabda, “Perbanyaklah sesuatu yang menghilangkan kelezatan?” Kami bertanya, ‘Apakah sesuatu yang menghilangkan kelezatan itu?’ Beliau menjawab, ‘Mati.’ Kemudian beliau keluar dan melihat orang-orang yang sedang tertawa, beliau lalu bersabda, ‘Ingatlah, demi Dzat yang jiwaku dalam genggaman-Nya, seandainya kamu mengetahui seperti yang ku ketahui, niscaya kamu sedikit tertawa dan banyak menangis.’ ... Hasan Al-Basri berkata, “Sungguh mengherankan, seseorang dapat tertawa padahal di belakangnya ada api neraka dan sungguh mengherankan ada orang yang bersuka ria padahal di belakangnya ada kematian.” Karena itu, tempatkanlah ekspresi kegembiraan Anda dalam dalam ketaatan memenuhi jalan-Nya. Disanalah Anda akan menemukan kesenangan yang tidak pernah berakhir.

Saudaraku,...
Demikian lima persyaratan yang diajukan Rasulullah Muhammad Saw agar kita mendapatkan kemuliaan menjadi insan kamil. Walaupun dunia memberikan kesenangan yang berlimpah, janganlah Anda melepaskan ikatan iman dan Islam. Kecintaan kepada Allah SWT dan utusan-Nya tentu lebih mahal darinya. Mari kita penuhi syarat-syarat itu walaupun pundak dibebani gunung. Karena tidak ada kebahagiaan yang lebih indah darinya. Jika Anda mampu memperolehnya, maka tersenyumlah. Allah SWT akan memuliakan Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar