Sabtu, 16 April 2011

Mengesakan Allah


Saudaraku…
Mengesakan Allah SWT adalah hal mutlak yang harus dipenuhi setiap muslim. Mengesakan bukanlah sekedar berucap kalimat tauhid, tetapi jauh lebih besar daripada itu. Mengesakan Allah adalah menyerahkan segala urusan kehidupan Anda hanya kepada Allah. Sekali lagi hanya kepada Allah.

Sudah selayaknya seorang muslim selalu mengoreksi tauhid yang melekat di hatinya. Ketika seorang muslim untuk kali pertama bertauhid kepada Allah SWT melalui lidahnya, semestinya kalimat tauhid yang diucapkannya terus dibawa ke tingkatan yang lebih baik. Yaitu bertauhid dengan semua anggota tubuh. Pada tingkat itulah seseorang baru dikatakan mengesakan Allah. Ia meletakkan kepentingan SWT jauh di atas kepentingan kehidupan dunianya.

Secara kuantitas jumlah umat Islam semakin lama kian bertambah banyak dan mengambil peranan penting dalam pertumbuhan dunia. Tetapi sejalan dengan pertumbuhan tersebut, serangan-serangan terhadap perisai tauhid yang dibangun seorang muslim semakin bertambah gencar. Ia dikepung oleh teknologi peradaban dan toleransi pergaulan dunia, sehingga tanpa disadari ia mampu melalaikan Allah untuk sebuah kepentingan sesaat saja. Lihatlah ketika seorang muslim masih mengutamakan sahabat, kekasih, atau urusan pekerjaan daripada bersujud kepada Allah yang hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja. Lihatlah pula ketika seorang muslim yang asyik di depan internet, sementara ia telah melewatkan shalat fardhu yang harus ia kerjakan.

Jika pada masa kenabian banyak manusia menyekutukan Allah dengan menyembah Tuhan-Tuhan baru yang mereka ciptakan sendiri. Tetapi pada jaman ini, cita-cita yang melambung dan teknologi mutakhir merupakan Tuhan-Tuhan baru yang membuat manusia memalingkan wajahnya dari Allah SWT. Kalaupun diantara saudara kita ada yang mampu menjaga keimanannya kepada Allah, ia tetap akan bersentuhan  dengan semua itu. Karena itulah, seorang musli harus mengoreksi keimanannya setiap saat, menilai imannya denga hati dan pikiran yang jernih. Hal ini akan mengembalikan iman pada posisi yang benar, ketika ia sejenak berpaling kepada selain Allah.

Dalam sebuah riwayat diceritakan suatu ketika Nabi Musa as berbicara dengan Tuhan. Nabi Musa as berkata, "Oh Tuhan, ajarilah kami sesuatu yang dapat kami gunakan untuk berzikir dan berdoa kepada Engkau." Tuhan menjawab,  "Ucapkan Laa Ilaaha Illallaah,  hai Musa!" Musa as berkata kembali,  "Oh Tuhan, semua hamba-Mu telah mengucapkan kalimat itu." Tuhan pun menjawab, "Hai Musa, andaikan langit yang tujuh beserta seluruh penghuninya selain Aku, dan bumi yang tujuh ditimbang dengan Laa Ilaaha Illallaah, niscaya masih berat Laa Ilaaha Illallaah."

Saudaraku,…
Hal paling penting yang perlu kita ketahui adalah kalimat tauhid bukanlah pernyataan lisan mengesakan Allah. Tetapi jauh lebih hebat daripada itu. Kalimat tauhid adalah sebuah sikap penyerahan total kepada Allah terhadap kehidupan dan cita-cita yang kita miliki. Penyerahan inilah yang akan meniadakan ketakutan
Dan kekhawatiran manusia terhadap kpayahan hidup. Allah adalah Penguasa segala bentuk kenikmatan dan kebahagiaan. Kalau seseorang sudah menyerahkan hidupnya kepada Allah SWT, semestinya ia tidak perlu khawatir lagi dengan kehidupannya. Sesungguhnya kalimat tauhid yang benar timbangannya jauh lebih berat daripada dunia dengan segala isinya.

Seruan Allah untuk mengesakan-Nya selayaknya disambut dengan spirit yang benar. Meletakkan pribadi kita dalam ketaatan dan kepatuhan yang senantiasa terpelihara. Semoga Allah selalu menjaga kalimat tauhid yang kita ikrarkan hingga pertemuan dengan Allah telah tiba waktunya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar