Selasa, 26 April 2011

Menjadi Bahagia Dengan Ketaatan


Saudaraku,…
Setiap manusia di dunia ini mendambakan kebahagiaan dan melakukan pengejaran mati-matian untuk mencapainya. Bahkan ada yang menggadaikan Tuhan dan agamanya untuk pencarian kebahagiaan tersebut. Tetapi yang aneh adalah ketika objek kebahagiaan telah mereka genggam, toh tetap saja mereka tidak bahagia. Lihatlah saudara-saudara  kita yang berupaya sekuat tenaga menjadi kaya raya. Ketika mereka diperkenankan Allah mejadi kaya raya, sedikit sekali dari mereka yang mampu merasakan kebahagiaan. Pada saat itu mereka bahkan tidak dapat menikmati kekayaannya karena kesibukan pekerjaan yang luar biasa. Yang lainnya ada yang menghabiskan hartanya untuk biaya pengobatan keluarganya yang menderita penyakit.

JIka kita memperhatikan kenyataan seperti ini, selayaknya  kita bertanya kepada diri kita sendiri, kebahagiaan seperti apakah yang kita inginkan. Apakah kebahagiaan itu adaalah sebuah rumah yang megah, mobil keluaran terbaru, atau keluarga yang menyenangkan. Atau bahkan sebuah pekerjaan dengan gaji yang sangat tinggi. Andalah yang menentukan kebahagiaan seperti apakah yang Anda inginkan. Tetapi saudaraku, kebahagia-kebahagaian seperti disebutkan di atas hanyalah kebahaiaan dunia semata yang tidak akan melekat kuat kepada pribadi-pribadi yang beriman.

Sesungguhnya kebahagiaan bagi seorang muslim akan dialami ketika ia mampu bersujud kepada Allah SWT dan melakukan ketaatan lainnya dengan ikhlas dan khusyuk. Shalat adalah waktu bagi seorang muslim untuk mendekati Allah dengan jarak yang sangat dekat. Inilah pertemuan yang membuat seorang muslim memperoleh kebahagiaan yang sesungguhnya. Sebagai seorang muslim ia tidak perlu khawatir dengan mengkhawarirkan kebahagiaannya, selama ia mampu menjaga ketaatannya kepada Allah SWT dan rasul-Nya Muhammad Saw. Hanya Allah SWT yang memiliki kebahagiaan yang sejati. Selama seorang manusia tidak mengabaikan Tuhannya, maka Allah SWT pun tidak akan mengabaikan ataupun menelantarkan kehidupannya.

Allah SWT akan membuat kehidupannya senantiasa bahagia dengan harta yang dimilikinya, betapun itu sedikit. Sungguh sangat banyak saudara kita yang mampu memperoleh kebahagiaan dengan harta yang sedikit. Dan agaknya kenyataan ini memberi pengertian kepada kita semua bahkan kebahagiaan yang sesungguhnya bukanlah terletak pada jumlah harta tau kmewahan duniawi lainnya. Karena itulah, selayaknya seorang muslim janganlah tertipu oleh kemegahan dunia yang sementara. Dan jika pun hendak mengejar kemegahan duniawi, janganlah mengabaikan kepentingan Allah di belakang urusan duniawi kita.

Saudaraku…
Berbahagialah dengan ketaatan-ketaatan kepada Allah SWT dan kekasih-Nya Muhammad Saw.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar