Jumat, 17 April 2009

ANTARA ALLAH DAN DUNIA

Saudaraku,… Sesungguhnya dunia adalah media pengabdian kepada Allah untuk menemukan kebahagiaan yang sejati. Dalam pencarian kebahagian itulah Allah SWT membekali setiap hamba-Nya dengan banyak kesenangan yang mengikuti dunia. Kesenangan-kesenangan itu berupa harta, ilmu pengetahuan, dan sumber daya alam yang berlimpah. Dan pencapaian kebahagiaan tersebut tergantung pada pemanfaatan dunia dan fasilitasnya. Dengan demikian, apabila semakin baik Anda mendayagunakan kesenangan dunia dalam kebaikan, maka semakin cepat pula mendekati kebahagiaan tersebut. Sebaliknya, apabila Anda hanya terhenti kepada kesenangan duniawi, maka Anda tidak akan sampai kepada kebahagiaan yang sesungguhnya. Rasulullah Muhammad Saw bersabda, “Akan datang suatu masa pada umatku yang pada masa itu mereka mencintai lima perkara dan meninggalkan lima perkara lainnya, yaitu mereka mencintai dunia dengan melupakan akhirat, mereka mencintai rumah megah dengan melupakan kubur, mereka mencintai harta dengan melupakan hisab ( pertanggungjawabannya ), mereka mencintai keluarga dengan melupakan bidadari, dan mereka mencintai diri sendiri dengan melupakan Allah. Mereka yang seperti itu jauh dariku dan aku pun jauh dari mereka.” (Al-Hadits). Kabar Rasulullah Saw seperti disebutkan di atas merupakan gambaran nyata dari kehidupan kita sehari-hari. Untuk pembuktiannya, marilah kita kalkulasikan waktu yang hanya 24 jam sehari. Berapa jam yang Anda habiskan untuk keperluan duniawi Anda, seperti pekerjaan Anda, harta Anda, keluarga Anda atau kekasih Anda. Dan berapa jam pula yang Anda sisakan untuk mengingat Allah seperti shalat, berdzikir, shadaqah, dan amalan akhirat lainnya. Lalu bandingkanlah kegembiraan Anda ketika bersama dunia dan kegembiraan Anda ketika berdekatan dengan Allah. Apabila Anda lebih cenderung kepada kepada dunia dan perhiasannya, maka Anda harus melakukan banyak perubahan terhadap kehidupan Anda. Dalam keadaan seperti itu Anda layaknya seseorang yang melakukan sebuah perjalanan, tetapi berhenti karena terpikat oleh keindahan yang berada di sepanjang perjalanan tersebut. Sehingga Anda terlupa pada tujuan-tujuan Anda semula. Karena itu, maka bergegaslah kepada Allah, tetapi janganlah meninggalkan dunia di belakang Anda. Sekali lagi, dunia adalah media untuk mencapai kebahagiaan akhirat Anda. Allah SWT meletakkan dunia berseberangan dengan diri-Nya. Karena itulah, seorang manusia harus menjadikan dirinya penghubung antara kedua kutub tersebut, agar Allah pun meridhai dunia sebagai perbekalan yang baik bagi Anda. Untuk mencapai keadaan tersebut, setidaknya Anda harus memiliki tiga hal, yaitu mengenal Allah, mengenal dunia dan mengenal penghubung antara Allah dan dunia. Yang pertama, Anda harus mengenal Allah. Pengetahuan tentang Allah mutlak diperlukan ketika Anda harus hidup dalam batasan-batasan-Nya. Apabila semakin baik pemahaman Anda tentang-Nya, maka semakin baik pula kualitas kehidupan Anda. Sebaliknya, Anda akan sangat sulit mengenali tujuan hidup Anda, apabila pemahaman tentang Allah dan batasan-batasan-Nya juga lemah. Dampaknya adalah lemahnya kecintaan Anda kepada Allah SWT dan ini pun kemudian dibalas oleh Allah dengan cinta yang sedikit. Rasulullah Saw bersabda, “Apabila engkau menginginkan Allah mencintaimu, maka berzuhudlah terhadap masalah duniawi, dan apabila mencintai orang lain maka berikanlah klebihan harta benda yang ada pada dirimu kepada mereka”. (HR. Al Khathib melalui Rab’i Ibnu Khirasy secara mursal). Sedangkan zuhud sendiri menurut Ibnu Abbas ra. terdiri dari tiga pengertian berdasarkan penggalan katanya ( zaa, haa dan daal), yaitu : 1.zaa’, maksudnya adalah zaadun lib ma’aad (bekal untuk kembali ke akhirat, yakni takwa), 2.Haa’, maksudnya adalah hudan lid diin ( petunjuk untuk mengikuti Islam) 3.Daal, maksudnya adalah dawaam ‘alath thoo’ah (terus-menerus dalam ketaatan) Berdasarkan penggalan tersebut maka pengertian zuhud adalah ketika Anda bertakwa kepada Allah, mengikuti petunjuk kepada kebenaran Islam serta secara terus menerus menetapkan diri Anda dalam ketaatan kepada Allah. Hal ini berarti pula, apabila Anda hendak mencintai Allah, maka tampakkanlah kecintaan Anda tersebut pada syariat-syariat-Nya secara penuh. Yang kedua, mengenal dunia. Ketika Anda mengenal Allah maka Anda harus pula belajar mengenal sifat-sifat-Nya, batasan-batasan-Nya, dan tujuan-tujuan yang harus Anda penuhi. Demikian juga ketika Anda hendak mengenal dunia. Dengan mengetahui tentangnya, maka Anda belajar mengetahui peta perjalanan Anda. Dunia dalam pandangan Islam tidak jauh berbeda dengan keadaan fisiknya. Ia selalu tampak indah oleh mata meskipun di dalamnya terkandung bahaya yang menggelora. Permukaannya memilki banyak karakter yang sangat unik; terkadang halus dan lunak, tetapi terkadang juga menjadi sangat keras. Ia memilki area perkotaan yang dipenuhi gedung-gedung bertingkat yang megah, jalan-jalan yang rata dan tidak rata, pegunungan yang berdiri kokoh, serta laut yang membentang luas. Sesungguhnya dalam keunikan-keunikan tersebut tersimpan hikmah dan pelajaran yang baik pada Anda. Sebagian dari dunia akan menyenagkan Anda sebagian lagi akan membuat membuat Anda kesulitan berdiri di atasnya. Tentu saja apabila Anda tidak memiliki kekuatan iman yang cukup untuk meredakan kesulitannya. Rasulullah Muhammad Saw adalah pribadi yang mampu memandang dunia sebagai ayat-ayat-Nya. Karena itu, marilah kita belajar kepada beliau tentang hakekat-hakekatnya. Rasulullah Saw bersabda, “Sebaik-baik kendaraan adalah dunia, maka naikilah dunia, niscaya ia akan mengantarkan Anda sampai ke akhirat.” Seperti keterangan di atas, dunia adalah kendaraan bagi Anda yang arah dan tujuannya ditentukan oleh diri Anda sendiri, apakah menyimpang dari tujuan-tujuan yang dikehendaki Allah atau selaras dan seimbang dengan rambu-rambu yang ditentukan oleh-Nya. Selain itu, masa depan akhirat Anda juga ditentukan oleh perlakuan Anda terhadapnya. Apabila semakin baik Anda memperlakukannya, maka semakin baik pula dunia akan menemui Anda di akhirat kelak. Sebaliknya, apabila Anda memperlakukan dunia dengan menuruti hawa nafsu maka ia pun kelak akan datang kepada Anda dalam keadaan yang buruk. Dan yang juga harus diperhatikan adalah dunia itu harus berada dalam tali kendali Anda, bukan sebalikbnya, Anda berada dalam pengaruh-pengaruhnya. Kalau Anda dalam pengaruhnya, maka perjalanan Anda akan terhenti hingga Anda kembali memegang kendalinya. Meskipun hal ini terasa sangat berat bagi Anda, tetapi teruslah berupaya saudaraku. Dunia ini sebenarnya hanya memberikan sedikit kesenangan dibandingkan dengan kesenangan yang akan diberikan Allah kelak di hari akhir, tentu saja jika Anda menjalani hidup ini dengan banyak kebaikan. Rasulullah Saw kemudian menjelaskan bahwa dunia bagi seseoramg akan tampak dalam bentuk yang paling baik ketika dijadikan bekal untuk kepentingan akhirat. Dan dunia juga akan tampak buruk ketika seseorang menjadikan ia bertentangan dengan urusan akhiratnya. Dan ridha Allah SWT terhadap hamba-hamba-Nya tergantung penampakan wajah dunia seorang hamba-Nya. Ia ridha kepadanya apabila dunia dipenuhi oleh banyak kebaikan. Ia juga ridha apabila ia menjaga dunia dari banyak kerusakan yang disebabkan oleh dirinya sendiri maupun orang lain. Sebaliknya, Ia tidak meridhai hamba-Nya apabila sepanjang hidup ia menutup telinga dan matanya terhadap kebenaran-kebenaran, yang kemudian membuatnya bertindak tanpa memperhatikan suara-suara dari langit. Saudaraku,... Seperti kata pepatah, dunia itu merayu orang yang lari darinya dan dunia pun lari dari orang yang mengejarnya. Sebenarnya inilah inti dari hidup yang sebenarnya. Kebahagiaan duniawi hanya mampu didekati apabila kita melakukan usaha yanbg lebih besar. Dengan demikian, jika kebahagiaan duniawi itu berjalan maka Anda harus berlari mengejarnya. Tidak cukup hanya itu, Anda juga harus melakukan strategi-strategi lain untuk mendekatinya. Tetapi upaya-upaya tersebut akan menjad sangat melelahkan apabila motivasi Anda hanya dalam batasan-batasan duniawi. Karena inilah orang yang bekerja karena kecintaan kepada Tuhannya, terasa sangat mudah pencapaian duniawinya. Mereka yang memiliki motivasi ini, biasanya memberikan ruang dan waktu tertentu untuk berinteraksi dengan Tuhannya. Dan inilah yang kemudian memberikan hasil yang luar baisa. Ketika mereka harus kembali bekerja, Allah tidak sungkan memberikan kekuatan bagi mereka untuk menuntaskan sisa-sisa pekerjaannya. Karena itulah maka dunia haruslah dipandang sebagai peta perjalanan akhirat, yang harus dikenali dengan baik. Dunia ini memiliki banyak jalan yang penuh lubang dan tidak terkena cahaya. Jalan-jalan ini menawarkan banyak kesenangan tetapi ujungnya mengarah ke neraka. Sayangnya yang peduli terhadap hal tersebut sangatlah sedikit. Dan alasan yang biasa digunakan adalah karena mereka yang berada di ujung jalan itu tidak kelihatan. Selain itu, terdapat pula jalan-jalan halus yang lurus dan tidak bercabang. Kebahagiaan dan kesenangan memang tidak terletak pada badan jalan ini, tetapi pada ujung jalan tersebut. Meskipun begitu, masih banyak orang yang bersengketa ketika melaluinya. Akhirnya yang berhasil melalui dunia dalam keadaan yanmg baik adalah orang-orang yang komitmennya kepada Allah dan utusan-Nya lebih keras dan kokoh dibandinghkan batu karang. Yang ketiga, mengenal penghubung antara Allah dan dunia. Yang dimaksud penghubung di sini adalah amal-amal sholeh yang mampu mendekatkan dunia dengan Allah. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya, bahwa ridha Allah terhadap dunia hanya dapat terjadi ketika dunia tersebut dijadikan sarana mengejar kebahagiaan akhirat. Dunia harus selalu disandarkan kepada Allah tanpa ikatan ruang dan waktu. Dunia seperti anak kecil yang tidak bisa diam pada satu tempat, semakin lemah pengawasan kita maka semakin berbahaya pula lingkungan di sekitarnya. Karena itulah, maka dunia haruslah diikat kepada Allah dengan ikatan yang sangat kuat. Yakinkanlah kepada diri Anda sendiri bahwa ikatan-ikatan tersebut tidak renggang dan talinya pun tidak melepuh. Dan jangan lupa Anda juga harus memperkuat tali dan ikatannya setiap saat. Karena dunia ketika mengalami perubahan global mampu memutuskan ikatan-ikatannya. Rasulullah Muhammad Saw pernah menggambarkan dunia sebagai tempat bershadaqah bagi orang yang mau menshadaqahkan hartanya, tempat keselamatan bagi orang yang sangat mengenal dunia, dan sebagai tempat kekayaan bagi orang mau menjadikannya sebagai bekal ke akhirat. Dunia dalan gambaran Rasulullah Saw seperti itulah yang dikatakan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah. Setiap potensi yang berada di dunia merupakan sarana untuk memperkuat ikatan-ikatan tersebut. Harta yang berlimpah harus digunakan untuk meringankan beban saudara Anda yang fakir dan miskin. Dunia harus dioptimalkan potensi-potensinya, maka kenalilah ia dengan baik. Orang yang memiliki pemahaman tentangnya itulah yang akan menemukan jalan keselamatan. Jalan ini tidak bisa ditempuh sambil lalu, Anda harus sangat serius menapakinya. Pada bagian terakhir penyataan Rasulullah tersebut, Rasulullah kembali menegaskan hubungan yang kuat antara dunia dan akhirat. Beliau menyebutkan bahwa kekayaan di akhirat harus dicari di dunia. Bentuk kekayaan tersebut, layaknya bulir-bulir padi yang harus ditanam di sawah dan ladang yang harus diperhatikan kesuburannnya. Bulir-bulir padi tersebut harus dipilih dari kualitas yang terbaik. Karena suatu ketika ia akan memberikan hasil yang terbaik pula. Demikian juag ketika Anda hendak mengumpulkan kekayaan Anda di akhirat. Maka tetapkanlah diri Anda dalam banyak kebaikan seperti yang dikehendaki Allah dan utusan-utusan-Nya. Inilah yang dikatakan Allah sebagai jalan yang lurus. Rasulullah Saw bersabda, “Jika seseorang berusaha berusaha mencari nafkah untuk kepentingan anaknya yang masih kecil, maka dia berada di jalan Allah. Jika seseorang berusaha mencari nafkah untuk kepentingan kedua orang tuanya yang sudah lanjut usia, maka ia berada di jalan Allah. Jika seseorang mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhannya agar tidak meminta-minta , maka ia berada di jalan Allah. Jika ada seseorang mencari nafkah dengan tujuan riya dan untuk bermegah-megahan, maka ia berada di jalan syaitan.” ( HR. Ath-Thabrani ). Yang dimaksud Rasulullah Saw melalui hadits ini adalah apapun alasan yang Anda gunakan untuk mencari nafkah, janganlah digunakan untuk mencari pujian atau perhatian kepada makhluk. Allah sama sekali tidak melarang hamba-hamba-Nya mengejar kebahagiaan duniawi, selama dalam pencarian tersebut ia masih mengingat Allah sebagai Tuhannya yang haq. Saudaraku,.. Itulah tiga hal yang harus Anda miliki untuk mengikat dunia dengan Allah. Semakin baik pemahaman Anda tentang ketiganya maka semakin baik pula Anda merefleksikan diri Anda dalam batasan-batasan-Nya. Sebagai penutup perbincangan ini, saya ingin mengajak Anda untuk bertauhid kepada Allah secara penuh tanpa meninggalkan dunia di belakang Anda. Tetapi berjalanlah sejajar dan seirama dengannya menuju keridhaan Allah SWT. Rasulullah pernah mengingatkan kita untuk tidak mengagung-agungkan perkara duniawi agar Allah tidak menjauhkan kita dari pengaruh-pengaruh Islam. Maka, jangan jadikan diri Anda cenderung kepadanya. Dan Allah akan memberikan banyak kesenangan dunia kepada Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar