Senin, 13 April 2009

ISLAM DAN KEKERASAN

Saudaraku… Saat ini kita benar-benar membutuhkan wajah Islam yang ramah dan sopan, yang meniadakan kekerasan dan pemaksaan kebenaran terhadap orang lain. Karena apabila Islam ditampilkan dalam banyak kekerasan, maka orang lain akan mengenalnya sebagai agama yang buruk. Dan hal ini pada akhirnya akan menghambat ajakan kita untuk kembali kepada Islam. Seseorang akan kesulitan menerima kebenaran kalau pintu-pintunya senantiasa tertutup. Karena itu pula, pintu Islam harus dibuka dengan sambutan yang paling hangat dan penuh kelembutan. Semoga dengan cara seperti ini, mereka akan mendapat buah kebenaran yang sebenarnya. Kita sering menemukan orang-orang yang berdakwah dan mengajak kepada kebenaran Islam, tetapi yang mereka ungkapkan hanyalah sekedar hujatan, cacian, umpatan, ejekan dan hal-hal lain yang membuat mereka semakin menjauhi Islam. Sesungguhnya orang yang datang ke majelis ilmu hanya berharap mendapatkan hikmah dan pencerahan hidup. Jadi janganlah dihujani dengan cacian, makian dan hujatan dengan suara-suara yang sangat keras. Hal inilah yang akan menjauhkan kecintaan mereka terhadap Islam, bahkan akan menimbulkan ketakutan-ketakutan terhadap agama ini. Lebih daripada itu, gelombang kekerasan kini juga mulai membudaya dengan mengatasnamakan agama. Sebagian saudara kita apabila menghancurkan sesuatu selalu mendengungkan nama Allah dan Islam, seolah ingin mengungkapkan bahwa kekerasan itulah yang dibawa oleh agamanya. Padahal yang menjadi korban dan terluka adalah saudara seiman dan juga bersyahadat kepada-Nya. Mereka seperti ingin membentuk wajah Islam dengan citra yang mengerikan dan menutup kasih sayang hingga tidak tersisa sedikitpun, walaupun untuk saudara mereka sendiri. Sesungguhnya ini bukanlah cara yang benar untuk menegakkan Islam. Bahkan dapat meruntuhkan Islam di mata dunia. Ketahuilah, Islam harus diwartakan kepada dunia dengan suara yang lembut dan penuh kesopanan. Di bawah ini terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menciptakan Islam yang lebih baik. Yang pertama adalah kita harus mengenal kebenaran Islam yang sesungguhnya. Sepanjang sejarah agama ini, ia tidak pernah diwartakan dengan kekerasan. Islam disampaikan oleh Rasulullah Muhammad Saw dengan cinta dan kasih sayang yang besar. Kalaupun ada peperangan diantara kaum muslimin dan orang-orang kafir, hal itu tidak bisa dijadikan ukuran bahwa kekerasan adalah bagian dari agama ini. Ia diperlukan apabila agama tidak lagi mampu ditegakkan dengan kasih sayang dan cinta. Tapi kekerasan yang dipergunakan untuk menegakkan agama pun tidak boleh mengesampingkan hal-hal penting yang menjadi inti agama Islam. Dalam Islam tindakan kekerasan berupa peperangan secara fisik merupakan media pertahanan terhadap serangan-serangan atau tekanan yang dilakukan orang-orang kafir secara berlebihan. Tujuannya sangat jelas, yaitu melindungi kebebasan umat muslim untuk memenuhi kewajibannya kepada Allah SWT. Memerangi kemungkaran tidak dapat dilakukan dengan kemungkaran-kemungkaran yang baru, karena lingkaran kejahatannya tidak akan terputus. Pangkal dari masalah ini adalah minimnya pengetahuan tentang Islam yang kemudian mengantarkan kepada pengambilan keputusan yang terburu-buru. Dan keterburu-buruan inilah yang memicu timbulnya kekerasan agama. Sebagian saudara kita terlihat sangat berlebihan ketika memberikan makna jihad. Mereka mengungkapkan bahwa nilai surga berada dalam naungan jihad yang dipenuhi darah dan ketakutan. Ahirnya yang mereka lakukan tidak lebih hanyalah sekedar menebar ketakutan dan kengerian di mana-mana. Islam tidak akan terlihat istimewa kalau setiap perjalanan kepada-Nya senantiasa diwujudkan dalam banyak kekerasan. Kekerasan bagaimanapun bentuknya hanya mampu memangkas dahan dan rantingnya saja. Sedangkan akarnya akan terus tumbuh menciptakan kejahatan-kejahatan yang baru. Saudaraku… Usaha untuk mewartakan Islam harus dimulai dengan menegakkan pilar-pilarnya. Interpretasi yang buruk atas nilai-nilai Islam akan menciptakan perlakuan-perlakuan yang buruk pula atas Islam. Islam adalah jalan keselamatan. Maksudnya adalah agama ini memberikan memberikan solusi terbaik bagi keselamatan manusia, baik di dunia maupun di akhirat. Dan hal ini berlaku tidak hanya bagi kaum muslimin saja, namun berlaku pula untuk orang-orang non muslim. Apabila pengertian ini dipahami dengan benar, maka setiap muslim tidak perlu menggunakan kekerasan untuk mengabarkan tentang kebenaran Islam. Sesungguhnya jalan keselamatan ini terletak pada kecintaan terhadap perdamaian, sesama manusia dan makhluk Tuhan yang lainnya. Sehingga sulit dipahami apabila jalan keselamatan tersebut dipenuhi banyak kekerasan. Dalam sebuah riwayat dikatakan bahwa seorang muslim melihat Abul Ayna (penyair muslim) sedang terlihat akrab dan bercanda dengan seorang Nasrani. Lalu muslim itu berkata sambil menyitir firman Allah SWT, “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kalian menjadikan orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai orang-orang yang kamu kasihi.“ Maka Abul Ayna menjawab juga dengan menyitir firman Allah SWT, “Allah tidak melarang kalian bergaul akrab (dengan orang-orang dari agama lain) yang tidak memerangi kalian dalam hal agama.” Keterangan ini menegaskan kepada kita agar menjaga hubungan baik dengan orang-orang yang memiliki keyakinan berbeda dengan kita. Maksudnya adalah janganlah menciptakan diskriminasi dalam pergaulan yang akan melahirkan upaya-upaya kekerasan berkelanjutan, terutama apabila mereka juga berbuat baik kepada kita. Apabila semakin baik pemahaman Anda mengenai kebenaran Islam, maka semakin baik pula implikasinya terhadap kehidupan Anda. Yaitu sikap-sikap yang baik dan ramah dalam mewartakan agama Anda kepada dunia luar. Sebaliknya, apabila pemahaman Anda tentang Islam semakin kabur, maka pola dakwah yang akan muncul pun akan berbeda atau menjadi kabur dengan makna Islam yang sesungguhnya. Yang kedua, berdakwahlah dengan hikmah dan perkataan yang baik. Apabila Islam itu baik, maka harus pula dikabarkan dengan cara yang baik pula. Karena jika suatu kebaikan dinyatakan dalam keburukan, maka penafsiran suatu kebaikan akan menjadi suatu keburukan-keburukan baru. Sebagai contoh, apabila Anda mengajak seseorang untuk melakukan amal-amal sholeh sambil mengutuk, mencaci, mengumpat hingga melakukan perbuatan kekerasan secara fisik, yang akan mereka ingat bukanlah seruan Anda kepada kebaikan melainkan kekerasan yang Anda lakukan. Mengenai hal ini Allah SWT telah berfirman , “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah Yang Mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl : 125). Para ulama sepakat bahwa yang dimaksud hikmah di sini adalah perkataan yang tegas dan benar yang dapat membedakan yang haq dan yang batil. Sesungguhnya diantara kebaikan dan keburukan terdapat batas yang sangat jelas, yang tidak akan pernah bertemu kecuali pada pribadi-pribadi munafik. Mereka ibarat air dengan minyak; apabila pembatasnya tidak lagi jelas, maka kemurnian air maupun minyak tersebut akan rusak. Mendakwahkan Islam dengan hikmah adalah cara yang paling baik, karena ia akan memberikan citra yang baik pula kepada Islam. Tetapi apabila mereka (orang-orang non muslim) menyangkal perkataan Anda, maka berikanlah nasehat-nasehat yang baik pula. Jangan takut untuk memberikan banyak kebaikan atas keburukan-keburukan yang mereka lakukan. Karena di dalam kebaikan-kebaikan tersebut tersimpan banyak rahasia yang menggembirakan hati. Dan Allah SWT akan selalu menyertai langkah Anda. Maka simaklah firman Allah SWT berikut ini, “Dan janganlah kamu berdebat dengan ahli Kitab melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang yang dzalim, dan katakanlah : ‘Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturtunkan kepadamu;Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.’ “ (QS. Al-Ankabut :46). Ayat ini memberitahu umat muslim seluruhnya bahwa perkataan yang baik dalam mewartakan Islam adalah kalimat-kalimat tauhid tanpa disertai cacian, umpatan, makian maupun kutukan. Dan sikap yang baik adalah membuka tangan selebar mungkin tanpa berencana untuk mengepalkannya kembali. Yang ketiga, tanamkanlah kasih sayang kepada semua makhluk Allah. Kasih sayang merupakan anugerah terindah yang diberikan Allah SWT secara cuma-cuma kepada seluruh makhluk-Nya. Dengannya terjadi kehidupan yang menyenangkan di dunia. Tanaman dapat tetap hidup walaupun berdiri di atas batas cadas yang sangat keras. Binatang mampu memberikan perlindungan kepada anak-anaknya ketika mereka diganggu hewan lain atau oleh manusia itu sendiri. Renungkanlah bagaimana seekor induk ayam mencintai anak-anaknya. Demikian juga halnya dengan manusia. Andai saja kasih sayang itu tidak diberikan diantara manusia, maka tidak akan pernah ada perdamaian. Peperangan akan mengucurkan darah terus-menerus, para ibu akan membiarkan anak-anaknya terlantar dan kebencian akan terus berbicara walaupun dengan saudaranya sendiri. Sesunggunya inilah inti keindahan-keindahan Islam. Tidak tahukah Anda kalau Islam itu menjadi besar karena tingginya kasih sayang Rasulullah Muhammad Saw kepada semua makhluk hidup, tidak hanya kepada manusia. Beliau memberikan kasih saying yang berlimpah kepada binatang, sehingga mereka memproleh hak yang seharusnya dimiliki. Beliau membagi kasih sayang untuk tumbuh-tumbuhan dan pepohonan, sehingga terjagalah eksistensi mereka untuk menjaga dunia ini. Beliau juga tidak berkurang kasih sayangnya untuk sesama manusia, baik kepada mereka yang memusuhinya maupun kepada sahabat dan orang-orang yang senantisa mendukung gerak langkahnya. Cacian, makian, umpatan maupun kutukan yang dilontarkan orang-orang kafir tidak membuat Rasulullah Muhammad Saw melakukan pembalasan yang sama. Bahkan setiap keburukan yang ia terima, dibalas oleh Rasul dengan banyak kebaikan. Dalam sebuah riwayat beliau pernah menjenguk orang yang selalu mengumpat dan mencacinya sambil melemparkan kotoran yang menjijikan kepada beliau. Sedangkan kerabat-kerabatnya, termasuk diantaranya sekutunya orang-orang kafir di Makkah, tidak ada yang menjenguknya. Akhirnya, melihat keluhuran budi dan tingginya kasih sayang yang ditampakkan Rasulullah Saw maka orang itu pun akhirnya memeluk Islam. Dalam riwayat lain, Rasulullah Saw pernah menyuapi seorang pengemis buta yang selalu memakinya dengan penuh kasih sayang. Setiap pagi Rasulllah mendatangi pengemis itu dan menyuapi dengan kasih sayang yang tidak berkurang dengan hari yang sebelumnya. Ketika Rasulullah Saw telah meninggal dunia, sahabat Rasulullah Saw Abu Bakar ash-Shidiq ra menggantikan beliau menyuapi pengemis buta itu. Ketika dikatakan kepadanya bahwa yang menyuapinya selama ini adalah Rasulullah Muhammad Saw, maka pengemis itu kemudian memasuki Islam dengan kecintaan yang besar. Baginya kebenaran Islam telah ditampakkan lebih jelas pada ketinggian kasih sayang Rasulullah kepada dirinya. Dapatkah Anda bayangkan bagaimana Rasulullah melembutkan makanan yang akan disuapkannya kepada pengemis itu, sambil mendengarkan cacian yang ditujukan kepadanya. Sebenarnya sangat banyak riwayat-riwayat yang mewartakan kepada kita betapa intens Rasulullah Muhammad Saw menegakkan Islam melalui kasih sayang kepada sesamanya. Inilah yang membuat Islam menjadi besar seperti sekarang. Sehingga sungguh sebuah kerugian apabila kita hendak mengkerdilkan Islam dengan melakukan tindakan-tindakan kekerasan, lebih-lebih dalam urusan agama. Berkaitan dengan hal ini, Rasulullah Saw bersabda, “Orang-orang yang menyebarkan kasih sayang akan dikasihi Allah, maka sayangilah makhluk di bumi, niscaya yang di langit akan meyanyangimu.” (HR. Ahmad, Al-hakim dan Abu Dawud). Demikianlah Rasulullah Muhammad Saw memberitahu kita untuk menegakkan Islam tanpa menyakiti siapapun. Saudaraku,… Dikatakan bahwa tonggak dakwah yang diharapkan sukses adalah peningkatan ilmu pengetahuan, pemantapan pendidikan, dan menggerakkan jiwa ke arah perjuangan (jihad). Dan tujuan-tujuan ini tidak akan dapat tercapai dengan memenuhi setiap ucapan dan perbuatan kita dengan makian dan tindakan-tindakan anarkis. Tidakkah hal itu akan menjauhkan kita dari tujuan-tujuan yang kita kehendaki? Dan akhirnya Andalah yang akan menentukan pilihan hidup Anda dan bertanggung jawab atas pilihan-pilihan tersebut kepada Allah SWT yang berkuasa atas diri Anda. Maka buatlah pilihan terbaik diantara yang baik bagi Anda.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar