Senin, 13 April 2009

MUSUH MUSUH ISLAM

Saudaraku ,… Sesungguhnya yang dimaksud musuh Islam bukanlah sebuah keyakinan, organisasi, kelompok atau orang yang bertujuan untuk melemahkan kekuatan Islam. Selama ini pemahaman tentang musuh Islam selalu kepada pengertian seperti disebutkan di atas. Akibatnya adalah kecurigaan yang terkadang berlebihan kepada keyakinan, organisasi, kelompok atau orang yang berseberangan dengan kita. Stigma pemikiran seperti ini harus segera diubah, agar tujuan yang mendasar dari perjuangan umat ini tidak salah sasaran. Ketakutannya adalah terjadinya kemunduran umat Islam pada masa-masa sulit. Belakangan ini seringkali terjadi pertikaian antara umat beragama yang berujung pada tindakan kekerasan yang merugikan kedua belah pihak. Tidak sedikit pula terjadi terjadi penyerangan-penyerangan terhadap kelompok tertentu dengan dalih pembelaan agama. Apapun alasan dari tindakan tersebut, tidak akan mampu menjadikan agama Islam mulia dan dipandang terhormat oleh dunia. Bahkan tujuan yang mulia dari tindakan-tindakan tersebut akan menjadi kabur. Pada masa sekarang, pengertian musuh Islam cenderung kepada suatu kondisi dan keadaan dalam masyarakat yang dapat melemahkan atau mementahkan nilai-nilai Islam yang ditanamkan. Dikatakan bahwa musuh Islam itu sebenarnya terdiri dari tiga macam, yaitu kebodohan, penyakit, dan kemelaratan. Ketiga hal ini dapat menggoyahkan kebahagiaan hidup, menghancurkan ketentraman masyarakat, menghalangi persatuan umat, serta meruntuhkan kemuliaan dan kejayaan bangsa. Marilah kita berbincang sebentar tentang musuh-musuh Islam tersebut. Musuh Islam yang pertama adalah kebodohan. Sesungguhnya Allah SWT menciptakan alam semesta ini dengan keteraturan yang sangat sempurna. Ia menciptakannya dengan ilmu dan tidak asal-asalan. Hal ini tercermin dalam pola tata surya yang penuh dengan keteraturan dan demikian pula ciptaan-ciptaan Allah SWT yang lainnya. Andaikata Allah tidak menggunakan ilmu dalam setiap ciptaan-Nya, tentu alam semesta ini akan mengalami kehancuran yang fatal. Hal yang sama juga berlaku bagi manusia. Pernahkah kita bertanya, kenapa kita diberi mandat oleh Allah untuk menjadi khalifah di bumi? Tentu saja, karena hanya pada manusia sajalah Allah SWT memberikan sedikit pengetahuan-Nya. Sehingga sungguh sebuah kerugian yang besar, apabila seorang muslim membiarkan dirinya dalam kebodohan. Kebodohan secara garis besar dibedakan menjadi dua macam, yaitu kebodohan dalam hal dunia dan kebodohan dalam hal agama. Seseorang dikatakan mengalami kebodohan dunia apabila ia tidak memiliki pemahaman atau pengetahuan yang memudahkan dirinya mencapai kebahagiaan duniawi. Pemahaman ini meskipun tidak lebih penting daripada pengetahuan tentang agama, tetap saja diperlukan . Karena dengan pengetahuan tersebut manusia mampu memberdayakan dirinya dan memberikan manfaat kepada manusia yang lainnya. Sedangkan seseorang dikatakan mengalami kebodohan agama apabila ia tidak memiliki pengetahuan tentang agamanya yang akan mengantarkan ia kepada kebahagiaan yang hakiki. Kebodohan agama jauh lebih mengerikan daripada kebodohan dunia. Orang-orang yang berlimpah harta dan pengetahuan dunia, tetapi tidak memiliki pengetahuan-pengetahuan tentang agama adalah seperti orang buta. Mereka berjalan ke sana kemari membawa dunia sambil menabrak apapun yang ada di depan, di belakang, maupun di samping kanan dan kirinya. Apabila mereka seorang pejabat, maka mereka tidak akan segan lagi berlaku dzalim dan mengkorupsi uang negara bermilyar-milyar rupiah. Apabila mereka seorang pengusaha maka mereka tidak akan malu menghalalkan segala cara demi tujuan-tujuan yang mereka inginkan. Apabila mereka seorang pekerja, maka mereka tidak akan sungkan lagi sikut sana sikut sini untuk menjatuhkan pekerja yang lainnya. Apabila mereka seorang guru maka mereka tidak akan malu untuk menyembunyikan ilmu atau pengetahuan kepada anak didiknya. Apabila mereka seorang pelajar, maka mereka tidak akan sungkan lagi berlaku curang untuk mendapatkan nilai tertinggi. Apabila mereka orang fakir dan miskin maka mereka tidak akan segan lagi menggadaikan keimanannya dengan kesenangan-kesenangan yang dijanjikan syaitan. Pengetahuan agama yang dangkal juga akan melahirkan pribadi-pribadi yang sangat dibenci Allah seperti koruptor, perampok, pelacur dan manusia-manusia nista lainnya. Pada setiap pribadi harus tertanam kuat ilmu-ilmu dunia dan ilmu-ilmu agama yang kuat dan seimbang. Karena seorang khalifah tidak mungkin mampu membangun dunia tanpa menggunakan ilmu-ilmunya. Dan pembangunan apapun juga tidak akan memberikan manfaat, kecuali menyertakan di dalamnya pengetahuan-pengetahuan agama atau akhirat. Allah SWT berfirman, “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dilaknati Allah dan dilaknati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat yang dapt melaknati.” (QS. Al-Baqarah : 159). Salah satu sebab mengapa kebodohan setiap saat menekan bangsa ini adalah adanya orang-orang yang memiliki banyak pengetahuan tetapi enggan menerangkannya kepada manusia-manusia yang lain. Sebelumnya harus pula diluruskan bahwa mengajarkan pengetahuan tidak selalu dalam lingkup lembaga pendidikan. Ada kalanya pengetahuan dapat dikabarkan melalui kegiatan masyarakat. Orang yang menyembunyikan pengetahuan adalah orang yang mementingkan dirinya sendiri. Mereka menghendaki kalau hanya mereka sendirilah yang mendapatkan manfaat dari pengetahuan tersebut. Sementara yang lain terkungkung dalam kebodohan terus-menerus. Merekalah yang disebutkan dalam Al-qur’an akan dilaknati Allah dan semua makhluk yang dapat melaknati. Kebodohan adalah musuh Islam yang utama. Karena agama ini benar-benar akan mengalami kehancuran apabila umat ini tidak sesegera mungkin meninggalkannya. Kehancuran pertama adalah ia tidak akan pernah mengenal Tuhannya, mengenal dirinya, maupun mengenal tujuan-tujuannya. Karena untuk mengenal ketiga hal tersebut di atas, ilmu dan pengetahuan tentangnya tidak terhubung dengannya. Kehancuran kedua adalah ia akan mendapat kesengsaraan dan kesulitan berlipat-lipat, baik dalam urusan dunia maupun akhirat. Apabila seseorang yang berilmu mendapatkan kesulitan, maka ilmunya akan menyelamatkan ia dari kesulitan tersebut, dan kesulitan lain yang serupa maupun yang berbeda yang datang kemudian. Sedangkan orang yang bodoh, apabila mendapatkan satu kesulitan, maka kesulitan tersebut akan terus membebani dirinya dan kesulitan-kesulitan baru yang akan membuatnya sesak nafas. Dan kehancuran ketiga adalah kebodohan yang melekat pada dirinya akan menciptakan menciptakan kehancuran dan kedzaliman, baik pada dirinya sendiri, orang lain, masyarakatnya, maupun terhadap bumi tempat ia berpijak. Saudaraku,… Musuh Islam yang kedua adalah penyakit. Manusia boleh berlimpah pengetahuan atau harta atau kedua-duanya, tetapi apabila penyakit menghampirinya maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan kecuali krisis daya tahan tubuh dan keimanan yang datang kemudian. Sebagian besar dari kita apabila terkena sebuah penyakit, maka daya juangnya akan melemah. Kekuatan, kemampuan, kecerdasan, maupun ikhtiar yang dilakukan tidak akan mengantarkan kita kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapai. Sesungguhnya Islam akan mencapai puncak kejayaan apabila setiap pejuang-pejuangnya adalah manusia-manusia yang jasmaninya terhindar dari penyakit. Penyakit dapat menenggelamkan potensi manusia, walaupun itu hanya sekedar flu ringan. Karena penyakit pulalah kehidupan manusia menjadi kalang kabut dan kegembiraannya pun hilang. Munculnya beberapa penyakit mematikan seperti flu burung dan HIV/AIDS memberikan kesadaran kepada kita untuk senantiasa waspada terhadap penyakit-penyakit tersebut. Sadar terhadap bahaya penyakit tidak hanya sekedar berusaha mengenalnya, tetapi berusaha untuk meminimalkan dampak-dampak yang akan timbul. Di bawah ini terdapat beberapa hal yang harus dicermati untuk meminimalkan dampak-dampaknya. Yang pertama, Anda harus mengetahui hakekat penyakit yang sebenarnya. Segala sesuatu yang timbul di dunia berasal dari Allah, termasuk penyakit. Tidak ada suatu penyakit yang muncul di dunia tanpa peran serta Allah. Dan tidak ada penyakit yang dilahirkan Allah tanpa diciptakan pula obatnya. Sehingga apabila seseorang mengalami sebuah penyakit, maka kembalikanlah kepada Allah. Yang dimaksud mengembalikan kepada Allah adalah berusaha untuk menyembuhkannya sambil senantiasa mengharapkan pertolongan Allah. Karena bisa jadi penyakit yang timbul tersebut akibat kesalahan kita sendiri. Bukankah tidak ada suatu kejadian tanpa ada sebab yang melatarbelakanginya? Karena itu, renungkanlah saudaraku. Kelengahan untuk menjaga kesehatan dengan baik akan menciptakan harga yang mahal. Kelengahan untuk memenuhi perintah dan larangan-Nya juga akan menciptakan harga yang mahal. Dan Allah tidak akan merubah suatu penyakit, apabila manusianya hanya tinggal diam saja. Anda harus berusaha sekuat tenaga untuk menyembuhkannya. Tetapi apabila penyakit itu tidak menyingkir dari tubuh Anda, mungkin Allah SWT ingin berdekatan dengan Anda melalui penyakit-penyakit tersebut. Atau mungkin juga Allah hendak menghapus dosa-dosa Anda melalui rasa sakit dan penderitaan yang Anda rasakan. Apabila itu yang terjadi maka bersabarlah, Anda akan mendapatkan balasan yang baik. Yang kedua, Anda harus berlaku hidup sehat. Yang dimaksud hidup sehat adalah menjadikan hidup Anda sebagai manifestasi perilaku-perilaku yang selaras dengan kesehatan. Diantaranya adalah menjaga kebersihan tubuh dan lingkungan, mengatur pola makan, memberikan keseimbangan antara aktifitas fisik dan istirahat kepada tubuh dan mengkonsumsi makanan halal dan tidak berlebihan. Timbulnya suatu penyakit dalam masyarakat mengindikasikan ketidakpedulian setiap penduduknya terhadap kesehatan lingkungan. Kesadaran kesehatan yang buruk akan menciptakan masyarakat yang buruk pula. Kualitas kesehatan yang rendah juga akan mempengaruhi pola pikir masyarakatnya dan memberikan tekanan-tekanan emosional. Tekanan-tekanan inlah yang menyebabkan kejiwaan seseorang menjadi labil dan melemahkan daya tahannya terhadap penyakit. Dikatakan bahwa kesehatan seseorang sedikit banyak dipengaruhi oleh kualitas ruang di mana ia bertempat tinggal. Artinya apabila ruangan tersebut semakin memenuhi standar kesehatan maka semakin tipis pula kemungkinan dirinya terkena penyakit. Pengertian hidup sehat juga memiliki makna agama. Dalam pandangan Islam, yang dimaksudkan hidup sehat adalah menempatkan seluruh indrawi dalam ketaatan kepada Allah SWT dann utusan-utusan-Nya secara kaffah. Apabila ketaatan-ketaatan ini tidak dipenuhi, maka timbulah penyakit-penyakit hati, seperti syirik, dengki, takabur, nifak dan pernyakit-penyakit yang lainnya. Penyakit-penyaki hati seperti yang disebutkan di atas selalu menimbulkan kebimbangan dan kegelisahan yang tidak kunjung usai. Kebimbangan dan kegelisahan inilah yang pada akhirnya akan menurunkan data tahan manusia terhadap penyakit. Sehingga penyakit akan sangat mudah melemahkannya. Yang ketiga, Anda harus mendekatkan diri kepada Allah. Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa apabila Allah hendak berdekatan dengan hamba-Nya, maka Allah akan mengujinya dengan berbagai penderitaan. Dalam kaca mata Allah, penderitaan manusia memilki dua pengertian, yaitu kesenangan dan kesusahan. Dan salah satu bentuk kesusahan yang diturunkan kepada manusia adalah menderita sebuah penyakit. Allah SWT yang memiliki kekuatan tidak terukur melalui penyakit berharap hamba-Nya berkeluh-kesah, merajuk dan mengharapkan kedekatan yang intens dengan Tuhannya. Tujuan akhir yang hendak dicapai adalah memberikan kesadaran bahwa kuasa Tuhan itu mutlak. Kehendak Allah atas diri seseorang tidak bisa ditentang oleh makhluk-Nya, meskipun seluruh makhluk-Nya bersekutu menentang-Nya. Ketetapan Allah tersebut harus pula disadari sebagai wujud kasih sayang yang besar. Karena apabila Allah tidak menegur hamba-Nya dengan berbagai penyakit, maka kemaksiatan dan kemungkaran akan memenuhi setiap sudut dunia ini. Renungkanlah tentang penyakit flu burung dan HIV / AIDS yang menjadikan dunia kepayahan. Renungkan pula apa yang dikehendaki Allah melalui kedua penyakit tersebut. Bayangkanlah apa yang akan terjadi apabila Allah SWT menahan penyakit tersebut di sisi-Nya. Mungkin manusia akan berlomba-lomba memenuhi hidupnya dengan keinginan berhubungan seksual yang membabi buta, pelacuran akan menjadi bisnis yang menyenangkan dan tanggungjawab terhadap diri sendiri maupun orang lain melemah. HIV/AIDS bukanlah monopoli masalah para pelaku pergaulan bebas dan pengguna narkoba. Ini adalah masalah semua manusia. Adanya HIV / AIDS diantara manusia seharusnya membuat kita semakin waspada terhadap kesehatan pribadi, masyarakat, dan bangsa ini secara keseluruhan. Dan Allah benar-benar telah memberikan harga yang sangat mahal atas gaya hidup kita yang tidak sehat. Demikian juga dengan penyakit flu burung. Allah yang Maha Teliti tentu tidak memberikan penyakit ini dengan asal-asalan dan tanpa tujuan. Pada dasarnya penyakit ini timbul dan memakan banyak korban karena kecerobohan kita sendiri. Penyebab utamanya adalah lingkungan yang tidak terjaga kesehatannya dan kelemahan proteksi terhadap kualitas kesehatan keluarga. Terlepas dari ketentuan Allah tentang kematian seseorang, kasus ini harus segera menjadi pelajaran bagi kita bahwa kelemahan kita untuk hidup bersih dan sehat akan merugikan kita sendiri. Selain itu, perhatian kita kepada lingkungan khususnya binatang peliharaan janganlah dianggap remeh. Karena flu burung muncul ke permukaan juga merupakan dampak dari kurangnya perhatian kita terhadap kesehatan lingkungan. Sehingga tidak ada lagi pilihan bagi kita untuk menganggap sepele masalah kesehatan. Karena sedikit saja kita lengah, maka penyakit-penyakit itu membuat hidup kita tidak bahagia. Dan melalui perenungan-perenungan seperti inilah Anda mampu berdekatan dengan Allah tanpa sekat dan pembatas lainnya. Apabila semakin berkualitas perenungan tersebut, maka dampak penyakit yang menyerang tubuh tidak akan terasa berat. Ulama-ulama zaman dahulu apabila diberikan suatu penyakit, maka penyakit penyakit itu dirasakan sebagai sebuah nikmat yang luar biasa, yang membuat mereka mampu mendekati Allah dengan jarak yang sangat dekat. Penyakit-penyakit yang saat itu bermunculan tidak akan mampu membuat mereka tersungkur, sementara manusia yang lemah imannya tidak mampu mengangkat kepalanya. Beberapa orang diantara mereka bahkan mampu menulis buku yang banyak dijadikan rujukan bagi generasi sekarang. Nabi Ya’kub as. dalam penderitaannya didera penyakit yang mengerikan, tidak menyurutkan hati untuk mengabdikan diri sepenuh hati kepada Allah SWT. Dan seharusnya pulalah kita mampu meningkatkan kualitas iman kita ketika jasad didera penyakit. Penyakit memang musuh dan momok yang mengerikan bagi Islam, tetapi tanpanya kualitas iman kita belum teruji. Ia hanya dapat ditundukkan, apabila penyakit tersebut mampu menguatkan pijakan kita kepada jalan-jalan lurus. Ia hanya dapat dikalahkan apabila penyakit tersebut membuat genggaman kita kepada tali Allah (Islam) menjadi semakin erat. Ia hanya dapat dilemahkan apabila penyakit tersebut membuat kecintaan dan kerinduan kita kepada Allah SWT dan utusan-utusan-Nya semakin membara. Saudaraku,… Musuh yang ketiga adalah kemelaratan. Bendera Islam sulit sekali ditegakkan apabila umatnya sendiri tidak melakukan usaha sungguh-sungguh untuk keluar dari kungkungan kemiskinan. Pada hakekatnya tujuan untuk keluar dari kemiskinan pun bukanlah hasil akhirnya, seperti menjadi kaya, mengenakan pakaian yang indah, mempunyai perhiasan berlimpah, ataupun memiliki mobil yang berderet-deret di parkiran. Sasarannya adalah proses yang kita lakukan untuk menghindari kemiskinan, apakah senada, seirama, dan selaras dengan jalan lurus yang dikehendaki Allah SWT dan Rasulullah Muhammad Saw. Apabila sasaran Anda adalah tujuan akhirnya, maka Anda akan mudah terjebak oleh lingkaran setan yang berada di sekitar tujuan akhir tersebut. Kekayaan akan mengundang syaitan untuk membuat perjanjian dengan jaminan keimanan Anda kepada Allah. Pakaian yang indah akan memanggil syaitan untuk memberitahu Anda keindahan-keindahn lain yang pasti akan menyesatkan Anda. Perhiasan yang indah akan memikat syaitan untuk menjerumuskan Anda kepada jurang yang indah tetapi sangat mematikan. Mobil mewah akan membuat syaitan bergairah untuk mengarahkan Anda kepada jalan-jalan buntu, gelap, penuh lubang yang dalam dan ketakutan-ketakutan berkelanjutan. Salah satu upaya mengalahkan musuh Islam ini adalah meminimalkan atau melenyapkan kemiskinan. Tetapi upaya ini tidak boleh menyimpang dari garis-garis yang sudah ditetapkan Allah SWT. Karena apabila batasan-batasan tersebut dilanggar, maka kekayaan dan kesuksesan tidak akan memberikan kebaikan apapun kepada para pemiliknya. Sebaliknya, kekayaan-kekayaan tersebut akan merangsang timbulnya dosa-dosa baru, seperti takabur, kikir, hasud dan mencintai dunia terlalu berlebihan. Sesungguhnya menjadi fakir dan miskin yang beriman jauh lebih baik daripada hidup penuh kekayaan tetapi tanpa kedamaian. Kedamaian hanya dapat melekat pada para pencari kekayaan yang selalu mengingat Tuhannya. Ketenangan hanya berada di hati pencari kekayaan yang mendayagunakan hartanya di jalan kebaikan. Allah SWT berfirman, “Dan janganlah sebagian kamu memakan harta sebagian yang lain diantara kamu dengan jalan yang batil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebagian harta benda orang lain itu denga (jalan berbuat) dosa, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 188) . Berusaha keluar dari kemiskinan adalah baik, tetapi usaha ini akan menjadi tidak baik apabila dilakukan dengan kecurangan. Kita mungkin akan menjadi kaya dan menikmati banyak kesenangan, tetapi pada saat yang sama kita juga telah menyengsarakan banyak orang. Dan kebahagiaan tidaklah dapat disebut sempurna apabila masih menyisakan tangisan dan air mata di atasnya. Kesenangan juga tidak akan terasa menyenangkan, apabila membuat semakin bertambah panjang orang yang kesusahan. Pejabat yang korupsi dan keluarganya yang hidup dengan harta tersebut tidak akan pernah menemukan hakikat dan manfaat-manfaatnya. Orang yang mengambil riba dan mengurangi timbangan, maka Allah mengambil ridha-Nya atas kekayaan yang dihasilkannya. Demikian juga terhadap pribadi-pribadi yang melakukan banyak kebohongan. Apabila ia mendapatkan harta berlimpah melalui kebohongan-kebohongan tersebut, maka Allah SWT tidak segan-segan untuk menghilangkan kemanfaatan atas harta tersebut. Kemampuan kita untuk memerangi kemiskinan di jalan Allah akan menempatkan Islam dalam tempat yang terhormat. Perumpamaannya seperti kita hendak membersihkan rumah, tetapi tanpa merobohkan atau merusak bagian yang lain. Apabila kemampuan ini dapat dipertahankan secara terus-menerus, maka bukan tidak mungkin keseimbangan kehidupan bermasyarakat dan berbangsa akan tercapai. Orang kaya tidak akan takabur dengan kekayaannya dan orang miskin tidak akan berpaling kepada syaitan yang terkutuk karena kemiskinannya. Lindungilah agama Islam dengan keluar dari jeratan kemiskinan. Saya selalu khawatir bahwa kemiskinan dan rasa lapar dapat melemahkan iman seorang muslim. Tidak sedikit saudara kita yang bersyahadat berakhir dengan kemurtadan yang sia-sia. Akhirnya barisan kaum muslimin sedikit demi sedikit kian menjadi longgar dan semakin lemah. Pada saat itu barulah timbul kesadaran bahwa kemiskinan mampu menghancurkan pilar-pilar Islam. Peperangan terhadap kemiskinan selain harus disandarkan kepada syari’at Islam, juga harus mencakup kepada pemahaman tentang kemiskinan, baik secara materi maupun non materi. Dalam pandangan non materi, kemiskinan digambarkan dengan kondisi keimanan yang buruk di mana sebagian atau seluruh sifat buruk terkumpul. Orang yang miskin dalam pengertian ini sudah pasti adalah orang yang miskin pula dalam pemahaman materi, meskipun dalam pandangan manusia ia adalah manusia yang berlimpah harta. Berdasarkan pengertian ini dapat disimpulkan bahwa upaya pengentasan kemiskinan harus dimulai dari peningkatan keimanan terlebih dahulu. Karena jika iman telah sedemikian kuat maka tidak akan pernah ada kekhawatiran apabila ia kekurangan harta. Keyakinannya mengantarkan ia untuk percaya pada kebaikan-kebaikan Allah, khususnya tentang pembagian rezeki kepada hamba-hamba-Nya. Dan apabila ia mampu menjadi kaya, maka Allah pun akan menjaganya dari sikap zalim dan takabur. Hal ini berbeda apabila kualitas imannya lemah. Dalam kedaan seperti itu ia disebut miskin. Jika dilihat secara materi ia dalamm keadaan miskin, maka kelemahan imannya akan melipatgandakan kepayahannya. Kemiskinan itulah yang pada akhirnya akan menjerumuskan dirinya kepada perangkap-perangkap syaitan. Dan inilah yang menjadi alasan mengapa kita harus memerangi kemiskinan. Saudaraku… Kelemahan kita untuk berjihad (berusaha dengan sungguh-sungguh) memerangi ketiga musuh Islam itu, akan melemahkan seluruh perjuangan untuk menegakkan pilar-pilar Islam. Ketiganya tidak lebih lemah dari serangan kaum orientalis yang selalu merongrong kemapanan agama ini. Sehingga sangat layak bagi kita untuk menyiapkan diri sebaik mungkin menghadapinya. Kebaikan Islam tidak mungkin tercapai kalau kita hanya berkutat di dalam masjid. Islam juga harus ditegakkan pilar-pilarnya dalam masyarakat. Kebodohan, penyakit dan kemelaratan ibarat batu kerikil yang menghambat langkah perjuangan kita. Apabila ia tidak dapat disingkirkan maka jadikanlah ia sesuatu yang memiliki daya guna. Demikian juga dengan manusia. Apabila ia menjadi orang bodoh, jadilah orang bodoh yang memberi manfaat bagi orang lain. Apabila ia menderita penyakit, maka jadilah orang sakit yang tidak lupa dengan kebaikan yang biasa dikerjakan. Apabila ia berada dalam kemiskinan, maka jadilah orang miskin yang menegakkan pilar-pilar Islam. Apabila kita mampu bersikap seperti ini secara terus-menerus maka pilar-pilar agama ini akan menegakkan Islam menjadi setegak-tegaknya tanpa kekhawatiran menjadi roboh kembali. Amiin !

Tidak ada komentar:

Posting Komentar